Hari ini 33 Tahun Lalu, Boeing C-17 Globemaster III Sukses Terbang Perdana di California
|Hari ini 33 tahun lalu, bertepatan dengan 15 September 1991, menjadi momen bersejarah dalam dunia pesawat angkut berat di Amerika Serikat, yakni dengan berlangsungnya penerbangan perdana Boeing C-17 Globemaster III dengan prototipe yang dikenal dengan kode T-1.
Penerbangan perdana Boeing C-17 Globemaster III berlangsung selama 1 jam 15 menit. Penerbangan ini berlangsung dengan lokasi lepas landas dan pendaratan di Long Beach, California, di fasilitas McDonnell Douglas (sekarang Boeing). Pesawat ini adalah pesawat angkut militer yang dirancang oleh McDonnell Douglas, yang kemudian bergabung dengan Boeing.
C-17 Globemaster III dirancang untuk menggantikan Lockheed C-141 Starlifter dan melengkapi Lockheed C-5 Galaxy. Pesawat ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan angkut strategis dan taktis, termasuk misi penerjunan pasukan, evakuasi medis, dan transportasi barang berukuran besar, seperti tank dan helikopter. Salah satu keunggulan utama C-17 adalah kemampuannya untuk mendarat dan lepas landas dari landasan pacu pendek dan tak beraspal, yang memberikan fleksibilitas lebih besar dalam operasi militer.
Setelah penerbangan perdana yang sukses pada 1991, pesawat ini kemudian diserahkan kepada Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Juli 1993. Dari 275 unit yang kini beroperasi, 80 persen digunakan oleh Angkatan Udara AS.
Punya kapasitas angkut di atas A400M Atlas, C-17 Globemaster III punya volume kargo 77,5 ton. Spesifikasi ruang kargo – panjang 26,82 meter, lebar 5,49 meter, dan tinggi 3,76 meter tinggi. C-17 dapat membawa hingga 18 palet militer standar 463L. Dalam sekali terbang, Globemaster III dapat mengangkut satu unit MBT M1 Abrams atau membawa dua helikopter serang AH-64 Apache.
C-17 Globemaster pesawatt ini punya kemampuan STOL (Short Takeoff and Landing). C-17 dapat lepas landas dan mendarat di landasan pacu yang pendek (kurang dari 3,500 kaki) dan kasar, membuatnya ideal untuk operasi di lokasi terpencil atau di medan perang. C-17 dapat terbang dengan kecepatan jelajah Mach 0.74 (sekitar 450 knot atau 830 km/jam) dan memiliki jarak jangkau sekitar 4,482 km (2,417 mil laut) tanpa pengisian bahan bakar udara. Dengan pengisian bahan bakar udara, jarak jangkau pesawat ini dapat ditingkatkan lebih jauh lagi.
C-17 dilengkapi dengan avionik dan sistem kontrol penerbangan modern, termasuk fly-by-wire, yang meningkatkan performa dan keselamatan penerbangan. Selain Amerika Serikat, beberapa negara lain yang mengoperasikan pesawat C-17 Globemaster III, seperti Australia, Kanada, India, Qatar, Uni Emirat Arab, Inggris dan NATO Airlift Management Programme (beroperasi di bawah Heavy Airlift Wing yang berbasis di Hungaria).
Setelah lebih dari dua dekade produksi, kebutuhan pasar untuk pesawat angkut militer berat seperti C-17 telah menurun. Banyak negara yang membutuhkan pesawat ini sudah memilikinya dalam jumlah yang cukup, dan pesanan baru tidak cukup untuk mempertahankan jalur produksi.
Produksi terakhir C-17 selesai pada tahun 2015, dan sejak itu Boeing telah berfokus pada dukungan dan pemeliharaan pesawat yang sudah ada di layanan serta mengembangkan teknologi dan pesawat baru untuk memenuhi kebutuhan militer di masa depan. (Gilang Perdana)