Update Drone KamikazeKlik di Atas

Hanya 150 Km dari Kaliningrad (Rusia), Amerika Serikat Operasikan Pangkalan Anti Rudal Balistik untuk Lindungi Eropa

Jauh sebelum pecah perang Ukraina, salah satu pangkal ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat adalah isu penempatan pangkalan (basis) pertahanan udara (hanud) anti rudal balistik yang digelar AS di negara NATO eks pakta Warsawa. Dengan adanya kedekatan secara geografis dengan Rusia, maka soal penempatan hanud anti rudal balistik kemudian menjadi bola panas dan membuat Kremlin murka, lantaran AS terus menggelarnya tanpa peduli dengan kecaman Rusia.

Baca juga: Antisipasi Serangan Rudal Balistik Hipersonik, Inilah yang Dilakoni Negara-negara Eropa Barat

Setelah sebelumnya digelar di Deveselu, Rumania selatan pada tahun 2016, kini lokasi kedua missile defence station dibangun AS di Polandia. Pada 15 Desember 2023, Amerika Serikat telah mengaktifkan pangkalan anti rudal barunya di Polandia. Pangkalan Udara Redzikowo, yang terletak di Polandia utara, dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan pertahanan anti-rudal NATO terhadap potensi ancaman rudal balistik dari Iran,

Dikutip Armycognition.com, kedua lokasi pangkalan anti rudal balistik yanga di Rumania dan Polandia, sama-sama dilengkapi dengan Aegis Ashore Ballistic Missile Defense System, sebuah teknologi pertahanan anti-rudal canggih besutan AS yang dirancang untuk mendeteksi dan mencegat rudal balistik.

Mirip dengan fasilitas di Rumania, sistem Aegis Ashore di Polandia akan menggunakan radar AN/SPY-1 dan menggabungkan Command, Control, Communication, Computers, and Intelligence (C4I) systems yang sama. Sistem anti rudal balistik ini juga menggunakan prosesor komputer yang sama dan mengandalkan ujung tombak pencegat berupa rudal Raytheon SM-3.

Pada tahun 2019, fasilitas Deveselu ditingkatkan untuk menyertakan pencegat SM-3 Block IB, yang menawarkan peningkatan kemampuan dalam mendeteksi dan melacak target dibandingkan pendahulunya.

Menurut pernyataan Komandan John Fitzpatrick tahun 2019, situs tersebut dapat menampung 24 rudal pencegat SM-3, masing-masing dipasang pada Sistem Peluncuran Vertikal Mark 41. Meskipun peluncur ini dapat menembakkan berbagai rudal permukaan-ke-udara dan senjata ofensif lainnya, seperti rudal jelajah Tomahawk, konfigurasi dan instalasi di Deveselu telah dirancang khusus untuk hanya meluncurkan rudal SM-3. Tidak jelas apakah hal yang sama juga berlaku di pangkalan AS di Redzikowo.

Teknologi Aegis beroperasi dengan menggunakan sistem satelit untuk mendeteksi peluncuran rudal. Setelah teridentifikasi, rudal hanud pencegat diluncurkan dari platform berbasis darat atau laut (land or sea-based platforms), yang bertujuan untuk menetralisir rudal musuh di luar angkasa.

Meskipun efektif melawan rudal balistik jarak pendek dan menengah, khususnya dari Iran, namun sistem hanud ini tidak dipersiapkan untuk menghadapi rudal jelajah.

Aktivasi pangkalan Redzikowo awalnya dibuka pada tahun 2018, namun tertunda karena berbagai faktor, telah menjadi subyek kepentingan geopolitik yang besar, terutama terkait dengan oposisi Rusia. Moskow telah berulang kali menyatakan keberatannya, mengingat pangkalan tersebut merupakan ancaman keamanan langsung.

Sejak awal, Moskow memandang hal ini dan instalasi militer lainnya di wilayah tersebut sebagai ancaman bagi Rusia. Pembangunan pangkalan baru dimulai pada tahun 2016. Terlepas dari kekhawatiran ini, para pejabat NATO secara konsisten menyatakan bahwa sistem Aegis murni bersifat defensif dan tidak menimbulkan ancaman terhadap kemampuan nuklir Rusia.

Lokasi pangkalan Redzikowo, sekitar 150 kilometer dari daerah basis militer Rusia di Kaliningrad, menambah signifikansi strategis dari pembangunan ini. Selain penempatannya di Eropa, sistem Aegis juga aktif di kapal angkatan laut Amerika, Jepang, dan Korea Selatan di Asia Timur, yang dianggap sebagai penangkal ancaman rudal dari Cina dan Korea Utara.

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki memberi tahu parlemen bahwa pemerintah AS telah mengonfirmasi status operasional pangkalan tersebut pada 15 Desember 2023. Langkah strategis ini merupakan bagian dari sistem pertahanan rudal yang lebih luas, termasuk instalasi radar di Turki, pusat komando di Jerman, dan penyebaran kapal Angkatan Laut AS yang dilengkapi dengan sistem Aegis.

Meski Ditentang Perancis, 19 Negara Eropa Bersatu dalam ‘European SkyShield Initiative’

Di luar posisi geostrategisnya, pemilihan Polandia sebagai basis pangkalan AS di Redzikowo, telah dijelaskan oleh statusnya sebagai anggota NATO. Polandia baru-baru ini melakukan banyak akuisisi peralatan militer Amerika, termasuk sistem pertahanan anti-udara Patriot, pesawat tempur F-35, peluncur roket Himars, dan MBT Abrams. Saat ini Polandia menampung lebih dari 10.000 tentara AS di wilayahnya. (Gilang Perdana)

One Comment