Hanwha Systems Raih Kontrak Pengembangan Radar “Korean Iron Dome” – Perisai Terakhir Wilayah Udara Seoul

Seperti halnya Israel, Korea Selatan meski telah menggelar sistem pertahanan udara (hanud) yang rapat, termasuk mengoperasikan rudal hanud MIM-104 Patriot, namun masih dibayang-bayangi akan serangan udara masif dalam waktu singkat yang membuat sistem hanud yang ada kewalahan.

Baca juga: Jelang Pecah Perang, Iran Tempatkan Sistem Hanud Zubin “Iranian Iron Dome” di Sekitaran Teheran

Berangkat dari potensi ancaman terbuka yang kerap dikumandangkan Korea Utara, Hanwha Systems telah terpilih untuk mengembangkan prototipe radar multifungsi (multi-function radar) untuk pertahanan rudal ketinggian rendah, yang disebut Korean Iron Dome (Korean Dome).

Koreait Times melaporkan bahwa kontrak tersebut bernilai 131,5 miliar won Korea (sekitar US$92 juta), yang mana Hanwha harus mampu menyelesaikan pengembangan prototipe radar tersebut paling lambat pada November 2028.

Radar baru tersebut akan dirancang untuk mencegat sejumlah besar rudal yang terbang di ketinggian rendah dalam jarak pendek. Hanwha bertujuan untuk mengembangkan sistem radar generasi berikutnya yang akan melampaui kemampuan sistem Iron Dome milik Israel dalam menangani beberapa target secara bersamaan di lingkungan ancaman yang padat.

Hanwha Systems (Korea Selatan) Pasok Radar Hanud Canggih MFR ke Arab Saudi

Sistem pertahanan udara terbaru tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai “perisai terakhir” bagi wilayah ibu kota Korea Selatan, Seoul. Sistem radar multifungsi ini akan dianggap sebagai “mata” sistem rudal hanud, dan dapat melakukan tugas-tugas rumit seperti deteksi, pelacakan, dan identifikasi kawan atau lawan.

Yang menjadi syarat dalam pengembangan, sistem radar Korean Dome harus mampu membedakan dan melacak ratusan rudal secara langsung dalam wilayah udara yang terbatas.

KM-SAM Block II – Sistem Hanud Rudal Jarak Sedang Andalan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dengan ‘Sentuhan’ Rusia

Hanwha Systems, pemimpin dalam industri pertahanan dan teknologi radar Korea Selatan, memiliki pengalaman luas dalam pengembangan radar. Setelah ekspor sistem rudal Cheongung-II (KM-SAM-II) ke Timur Tengah, minat global terhadap sistem pertahanan udara Korea semakin meningkat.

“Sulit membayangkan sistem pertahanan udara yang canggih dan modern tanpa radar. Kami fokus pada pengembangan teknologi radar yang tidak hanya memperkuat pertahanan nasional, tetapi juga merangsang perluasan ekspor pertahanan global,” ungkap perwakilan Hanwha.

Pada saat yang sama, sistem semacam itu bukanlah yang terbaru. Baru-baru ini, Korps Marinir AS juga telah menandatangani kontrak pertama untuk penyediaan sistem pertahanan rudal  Medium-Range Intercept Capability (MRIC), yang merupakan versi lokal dari Iron Dome Israel. Baterai MRIC terdiri dari 11 kelompok penembakan. Masing-masing kelompok mencakup empat peluncur trailer dengan kontainer pengangkut dan peluncur untuk 20 rudal, serta stasiun radar AN/TPS-80. (Bayu Pamungkas)

Di Tangan Korps Marinir AS, Rudal Hanud Tamir Iron Dome Disebut “MRIC SkyHunter”