Update Krisis IranKlik di Atas

Hadapi Serangan Drone, Israel “Reborn and Upgrade” Sistem Hanud Lawas M163 VADS

Meski sudah memiliki sistem pertahanan udara (hanud) berlapis yang terbilang canggih, namun Israel masih merasakan adanya sejumlah kekurangan, terlebih dalam konflik saat ini yang melibatkan perlawanan dari banyak pihak di sekitaran Timur Tengah, maka serangan rudal atau roket dalam jumlah masif, menjadi lebih sulit untuk diatasi. Untuk itu, sistem hanud Israel mulai melirik pada solusi lawas yang telah dipensiunkan.

Baca juga: Vulcan “Gatling Gun” M61A1 – Kanon Organik Legendaris Keluarga F-16 Fighting Falcon

Terkhusus untuk menghancurkan drone kamikaze dari Iran yang mengancam, Israel disebut akan mengaktifkan M163 Vulcan Air Defense System (VADS) – yakni sistem hanud self propelled dengan basis kanon enam laras putar (gatling gun) M61 Vulcan kaliber 20 mm. M163 VADS dibangun dengan memanfaatkan sasis ranpur APC M113.

Bersama dengan kanon M61 Vulcan, M163 VADS diproduksi oleh General Electric. Dikembangkan pada tahun 1968, M163 VADS produksinya diakhiri pada tahun 1982, dengan jumlah total diproduksi mencapai 654 unit. Oleh Israel, M163 VADS telah resmi dipensiunkan pada tahun 2006. Namun, dinamika konflik yang dihadapi oleh Israel, mengharuskan sistem senjata yang sudah menjadi ‘barang’ museum ini kembali bakal dihidupkan dengan sejumlah upgrade.

Upgrade pada M163 VADS adalah dengan penambahan varian Machbet, yakni modul senjata baru yang berisi pod dengan empat peluncur rudal hanud SHORAD (Short Range Air Defence) FIM-92 Stinger dengan kemampuan untuk berbagi informasi yang terintegrasi dengan local high-power radar.

Pada awal Mei 2024, Kementerian Pertahanan Israel memulai pengembangan operasional versi modern dari M163 VADS untuk memerangi drone. Keputusan ini menarik karena dua alasan. Pertama, Angkatan bersenjata Israel pada periode tahun 2006-2012 mengurangi unit pertahanan udara tentara dan menghapus M163 VADS, serta modernisasi Machbet mereka (dengan tambahan Stinger).

Keputusan tersebut diambil meskipun faktanya Israel secara telah memiliki sistem hanud dan anti-rudal paling maju dan terkonsentrasi di dunia. Seperti Iron Dome tidak hanya berbeda dalam efisiensi, tetapi juga dalam biaya operasi dan penggelaran.

Selain upgrade pada M163 VSADS, modernisasi sistem lama juga telag diperintahkan, seperti upgrade pada Centurion C-RAM yang berbasis darat atau Phalanx CIWS yang berbasis laut, yang keduanya sama-sama menggunakan basis kanon M61 Vulcan.

Upgrade pada M163 VADS tetap mempertahankan platform pada ranpur M113, namun pada upgrade mencakup penambahan sistem pengendalian tembakan yang benar-benar baru dengan modul bidik optik-elektronik dan pencari jarak laser (laser range finder). Ini menggantikan sistem radar AN/VPS-2 lama, yang bertanggung jawab untuk menentukan jangkauan dan penglihatan optik pada kanon M61.

Selain itu, fitur deteksi otomatis dan pelacakan otomatis target tampaknya ditambahkan ke sistem pengendalian tembakan. Oleh karena itu, operator hanya perlu mengambil keputusan untuk melepaskan tembakan, meskipun hal ini mungkin berlaku opsional. Kabarnya hanya dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk membuat prototipe pertama dan memulai pengujian.

Dari sisi kinerja, M163 VADS punya kecepatan tembak di rentang 1.000-3.000 proyektil per menit. Sementara jangkauan tembak efektif untuk sasaran udara sejauh 1.200 meter, dan untuk sasaran di permukaan 2.200 meter. Sudut elevasi laras -5 sampai 80 derajat dan putaran traverse 360 derajat.

Sama-sama plaftorm senjata hanud di permukaan, M163 VADS punya kembaran, yakni M167, yang bedanya M167 dipasang pada trailer atau platform statis, yang bisa ditarik oleh kendaraan atau ditempatkan di lokasi tetap. (Bayu Pamungkas)

Lindungi Obyek Vital di Pusat Kota, Korea Selatan Tempatkan Kanon M167 Vulcan di Rooftop