Gugus Tempur Sang Naga Merapat di Jakarta, LHD Type 075 “Hainan” Dikawal Dua Frigat Type 054A Jiangkai II Class
Menjelang akhir tahun, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta mendapat kunjungan muhibah kapal perang dari negara sahabat, kali ini yang tiba adalah gugus tempur (task force) amfibi Angkatan Laut Cina yang terdiri dari tiga kapal perang. Persisnya pada Selasa, 24 Desember 2024, Landing Helicopter Dock (LPD) PLAN Hainan Type 075 (Yushen class) dan dua frigat pengawal Type 054A (Jiangkai II class) tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca juga: Jadi Kunci Sukses Ekspansi Militer, Cina Luncurkan Unit Keempat LHD Type 075 di Shanghai
Dari siaran pers Dispenal, Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto dalam sambutannya mengucapkan “Selamat datang di Jakarta, suatu kehormatan besar bagi TNI AL khususnya Lantamal III Jakarta atas kedatangan Kapal Perang Angkatan Laut Cina – PLAN Hainan (LHD 31), PLAN Liuzhou (FFG 573) dan PLAN Hengyang (FFG 568).
Ketiga kapal perang Angkatan Laut Cina, akan sandar di Jakarta selama empat hari. Dan berikut profil singkat dari ketiga kapal perang Negeri Panda tersebut.
View this post on Instagram
PLAN Hainan – LHD 31 (Type 075 Yushen Class)
Hainan (31) adalah kapal utama dari LHD Type 075 milik Angkatan Laut Cina. Kapal ini mulai bertugas pada 23 April 2021, setelah sebelumnya diluncurkan oleh Hudong Zhonghua shipyard di Shanghai pada 25 September 2019.
LHD Type 075 punya bobot 36.000 – 38.000 ton, dengan kemampuan membawa 30 helikopter berukuran sedang. Komposisi helikopter yang dibawa terdiri dari helikopter serang WZ-10, helikopter angkut sedang, helikopter anti kapal selam Z-18 dan Z-20.
Panjang kapal serbu amfibi ini mencapai 237 meter dan lebar 43 meter. Sebagai sistem proteksi, Type 075 dilengkapi dua kanon reaksi cepat CIWS H/PJ-11 30 mm dan dua peluncur rudal hanud HHQ-10. Kemudian ada anti torpedo system dan electronic warfare system.
LHD Type 075 dilengkapi dock basah atau well dock pada bagian buritan, dimana dapat memampung 2 – 4 unit hovercraft atau Type 726A LCAC air cushion landing craft untuk mendukung operasi pendaratan amfibi. Kapal induk helikopter ini ditenagai enam mesin 16PC2-6B dengan kekuatan 65.000 hp yang mampu membawa kapal induk ini berlayar dengan kecepatan 23 – 24 knots.
PLAN Liuzhou – FFG 573 – Type 054A Jiangkai II Class
Frigat ini juga dibangun oleh Hudong Zhonghua shipyard, diluncurkan pada 10 Desember 2011 dan resmi operasional pada 26 Desember 2012. PLAN Liuzhou merupakan fregat serbaguna (multi-role frigate) yang tergabung dalam armada South Sea Fleet. Kapal perang ini punya panjang 134 meter, lebar 16 meter dan bobot penuh sekitar 4.000 ton.
Frigat ini mengusung kombinasi sistem CODAD (Combined Diesel and Diesel) dengan 4 mesin diesel SEMT Pielstick PA6-STC, yang membawa kapal kombatan ini punya kecepatan maksimum 27 knot, serta jarak jelajah sekitar 8.000 km pada kecepatan ekonomis 18 knot.
PLAN Liuzhou dipersenjatai sistem rudal – 32 sel VLS (Vertical Launch System) untuk rudal hanud HQ-16 untuk dengan jangkauan hingga 40 km. Sel VLS disa digunakan untuk rudal permukaan-ke-udara (SAM) dan rudal anti-kapal selam. Untuk rudal anti kapal menggunakan YJ-83 dengan jangkauan hingga 200 km.
Senjata non rudal yakni Meriam 76 mm AK-176 (versi Cina) untuk serangan jarak dekat dan dukungan tembakan, 2 unit Type 730 CIWS (30 mm) untuk perlindungan terhadap ancaman rudal dan pesawat, peluncur torpedo Type 7421 dan roket anti kapal selam. PLAN Liuzhou diawaki sekitar 165 orang.
PLAN Hengyang – FFG 568 – Type 054A Jiangkai II Class
Frigat yang satu ini satu kelas dengan PLAN Liuzhou dan dibangun oleh galangan yang sama. Hanya saja PLAN Hengyang lebih senior, yakni diluncurkan pada 23 Mei 2007 dan resmi dioperasikan Angkatan Laut Cina pada 30 Juni 2008.
Seperti halnya PLAN Liuzhou, PLAN Hengyang dilengkapi dek dan hangar untuk mendukung operasi helikopter Z-9C atau Z-20. Helikopter ini digunakan untuk pengawasan, misi anti-kapal selam, dan SAR. (Gilang Perdana)
Type 054A – Intip Frigat Multirole Cina yang Sempat ‘Mampir’ di Laut Natuna Utara
Hati hati min ntar @tukang ngitung keluar kitab suci markitung jilid terbaru 😁😁😁 dengan angka dan prediksi yang wan prestasi 😂😂😂, @tukang ngitung kok ga muncul di platform lain ? di X gitu 😁😁😁
Walau negara daratan, Tiongkok sangat serius membangun kekuatan maritimnya hal ini terlihat dalam strategi Indo-Pacific (IPS) mereka terlebih sebuah rencana ambisiusnya yang bernama Belt and Road Initiative (BRI) yang sebelumnya bernama “New Silk Road” kemudian berubah menjadi “One Belt One Road”.
BRI itu sendiri adalah strategi pengembangan infrastruktur global yang mencakup salah satunya komponen maritim dan terhubung dengan angkatan laut Tiongkok dalam beberapa cara yaitu Jalur Sutra Maritim (China’s 21st Century Maritime Silk Road/MSR), Keterkaitan SLOC (Sea-Lanes of Communications) yang berpusat pada Angkatan Laut dan Kerja sama dengan negara-negara pesisir di sepanjang rute MSR seperti menjaga hubungan baik dengan Singapura, Malaysia, dan juga Indonesia