Gelar Operasi Pertahanan Pantai, Inilah Tiga Alutsista Armed Korps Marinir dengan Daya Hancur Tinggi
|Operasi pertahanan pantai adalah salah satu tupoksi dari Resimen Artileri Korps Marinir yang terdiri dari elemen Armed (Artileri Medan) dan Arhanud (Artileri Pertahanan Udara). Seperti pada Sabtu, 26 September 2020, satu baterai Armed dari Pasmar 2 Surabaya, melakukan latihan penembakan tiga jenis alutsista dalam operasi pertahanan pantai Port Strella Distrik II Misille Island (Paiton Probolinggo).
Dikutip dari Instagram Pasmar 2 Surabaya @pasmar_2_surabaya, disebutkan sebelum latihan penembakan telah diterbangkan drone untuk peninjau depan Armed yang terhubung pada monitor pimpinan penembakan (P2) yang berada ditempat stelling, dapat melihat dan mengoreksi secara cepat dengan jelas akurasi tembakan senjata artileri yang mengenai dan menghancurkan sasaran di laut.
Di tandai dengan suara ledakan pertama dan alarm stelling, musuh telah masuk di medan pertahanan depan, seluruh prajurit Artileri 2 Marinir segera melaksanakan siaga pertempuran menempati kedudukan/stelling dibibir pantai sesuai dengan sektor tembakan. Pada saat musuh memasuki daerah pertahanan utama, secara serentak dan masif satu baterai armed melaksanakan tembakan penghambat. Dan inilah tiga jenis alutsista armed Korps Marinir yang digunakan dalam operasi latihan pertahanan pantai pada 26 September lalu.
BVP-2
Sebagai sebuah ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) , BVP-2 punya bekal senjata utama kanon otomatis 2A42 kaliber 30 mm. Selain manjur menghantam sasaran di darat, kanon 30 mm sangat efektif untuk menghajar sasaran di udara, seperti helikopter dan pesawat berkecepatan rendah. Sebagai gambaran, kanon 30 mm BVP-2 dapat memuntahkan 200 – 300/550 peluru per menit. BVP-2 dapat membawa 340 amunisi High Explosive kaliber 30 mm.
Kanon 30 mm di BVP-2 dilengkapi stabililizer sehingga dapat membidik sasaran secara akurat saat melaju dengan kecepatan 35 km per jam. Sudut kubah dapat berputar secara cepat 360 derajat, dan sudut elevasi laras hingga 74 derajat. Semua ini menjadikan BVP-2 handal untuk menghajar sasaran helikopter.
Jarak tembak efektif untuk sasaran udara mencapai 3.000 meter dan jarak tembak efektif untuk sasaran permukaan mencapai 4.000 meter. Sistem pasokan amunisi dari magasin ke laras mengadopsi twin feed system.
MLRS RM70 Vampire
Daya rusak MLRS (Multi Launch Rocket System) ini sangat menakutkan, Dengan kecepatan luncur roket 2.516 kilometer per jam, maka jarak jangkau roket bisa mencapai 20,75 km. Saat terdetonasi, hulu ledak bisa menghamburkan 3.150 serpihan kecil baja yang terserak hingga radius 28 meter. Mau tahu seberapa besar area kehancuran dari RM70 Vampire? Jika diopersikan secara tepat, dipastikan area seluas 3 hektar akan luluh lantak akibat ulah roket multi laras ini.
Ada 3 jenis roket amunisi RM70, masih dalam koridor kaliber 122 mm, ada yang berhulu ledak HE (high explosive)-fragmentation, ada roket Agat berhulu ledak kargo dengan memuat bom mini, kemudian ada roket Krizna, yakni berhulu ledak kargo yang isinya ranjau anti tank. Dengan sistem ‘magasin’ waktu yang dibutuhkan untuk loading 40 roket hanya memakan waktu 30 – 35 detik.
Howitzer LG-1 MKII 105 mm
LG-1 MK II termasuk meriam ringan yang mempunyai daya hancur cukup besar. Meriam ini awalnya dirancang dan diproduksi oleh GIAT Industrie, manukfaktur alutsista dari Perancis, dan sekarang sudah beralih kepemilikannya oleh Nexter System.
Meriam ini bisa menghantam sasaran dalam jarak antara 11,5 kilometer dengan memakai proyektil baku jenis HE (high explosive) M1. Jika memakai proyektil baku jenis Giat HE BB, senjata ini bisa menghantam sasaran sejauh 17,5 kilometer. Sedangkan untuk jarak tembak minimum yakni 1,4 kilometer. Daya hancur proyektil LG-1 MKII mampu memberangus area seluas 200 meter persegi. Waktu yang dibutuhkan awaknya guna menyiapkan senjata ini dalam kondisi siap tembak hanyalah 30 detik. (Gilang Perdana)
Jamannya artileri berpandu baik rudal maupun proyektil amunisi, Guided atau semi
active guided.
Sepertinya artileri masih menjadi raja pertempuran dgn pengembangan Strategic Long Range Cannon (SLRC) yg jangkauan tembaknya digadang lebih dari 1600 KM oleh AS.
Itu jadi senjata yg menarik selain amunisi hiper Velocity buat kaliber 155/125 mm.
Mimin,
Apa bvp2 sukses menembak jatuh drone target pd latihan itu?
Krn bbrp tahun lalu sy pernah ngelongok dlmnya bvp2, alat bidiknya msh manual aplg formasi battery tanpa radar, crew bvp2 akan kesulitan membidik sasaran udara yg bermanuver.
Pada pertempuran sehari lalu antara militer Armenia vs Azerbaijan, Bmp2
dan tank Azerbaijan disikat habis oleh pesawat nirawak Armenia dgn rudal udara ke darat
https://youtu.be/D2jd1bw0AXQ
https://youtu.be/i4h8yahmxVc
Tanpa dukungan SAM.. pasukan darat hanya jadi bebek panggang
Latihan Operasi Pertahanan Pantai ?
Monggo Pak Prabowo Bastionnya segera diBungkus….
Jangan Bastion-P berpotensi kena CAATSA mnding beli NEPTUNE buatan Ukraina
Latihan utk mengasah keterampilan.
Tp sebenarnya pertempuran di era modern, gak akan sempat mengerahkan artileri semacan itu. Krn sebelum musuh mendarat dipantai terlebih dahulu akan akan dilakukan pembersihan pantai dr jarak yg sangat jauh dari jangkauan artileri spt yg terlihat diatas itu. Baik dr laut maupun dr udara.
Miris banget ya Dhek Rukimin. Itu kalo Marinir Indonesia sampe harus siap-siap menjaga pantai berarti superioritas udara Indonesia udah jatuh dan pertahanan pantai bakal percuma.
Makanya strategi Anti Access Area Denial harus diterapkan mulai saat ini termasuk beli Alutsistanya. MEF dihapus aja.
MEF jgn dihapus ganti aja langsung dari Minimum Essential Force menjadi Maximum Essential Force.
Udah sgt mendesak ini, Makin agresif tuh partai.
Terus Acuan Maksimum itu apa? Harus jelas acuannya apa. AA/AD itu udah jelas doktrin yg disiapkan untuk menghadapi negara paling kuat dan memberikan ancaman paling nyata terhadap negara yaitu China. AA/AD disiapkan untuk menangkal ancaman musuh dari sebelum memasuki ZEE kita hingga mampu menyerang musuh Sebelum mereka meninggalkan landasan atau pangkalan mereka.
Maksimum anggarannya. Doktrin AA/AD emang wajib diterapkan di Natuna. Btw kalimat terakhir bukannya kemampuan first strike ya?
Kalo maksimun biayanya tinggi banget mungkin mbah. Klo Ideal Essential Force mungkin masih menjangkau
Kalo ente liat gimana Rusia dan China bangun banyak rudal jelajah jarak jauh, rudal Hipersonik Ampe rudal balistik anti kapal induk maka itu jelas bahwa konsep AA/AD mereka bukan lagi mencegah serangan musuh disekitar perairan mereka tapi juga untuk jangkauan hingga ribuan kilometer dan bahkan sampai pangkalan utama mereka.
Yg saya lihat Doktrin AA/AD tiap negara berbeda penerapannya sesuai dgn kebutuhan faktor topografi wilayah dan jenis ancaman.
Mungkin maksudnya Dhek Bowo Doktrin defensif aktif. Itu Beda konsep Dhek, doktrin anti Access Area Denial itu disiapkan untuk menghadapi musuh yg punya armada kapal induk dg kekuatan super besar seperti US Navy. Dan itu bisa dilakukan sbg preemtive strike sebagai penanggulangan serangan masif musuh.
Sugimura agato jadi jaman sekarang alutsista gk penting tank gk penting jet tempur gk penting bahkan panserpun gk penting yg lebih penting itu rudal jarak jauh rudal nuklir rudal dan bla bla bla kalau begitu knp km gk kembali ke jaman sby dan suruh sby menghapus MEF dan diganti dengan apa yg km maksud anti access area miris kalau itu terjadi bayangkan tni harus bertempur melawan opm dengan jalan kaki dan mereka harus minjem truk lokal yg minim dan tanpa dukungan udara dan mobilitas udara
@Septian, bukan gak penting itu beli tank dsb. Hanya aja kalo ngembangin doktrin AA/AD, strategi serangan cepat, kilat dan asimetris itu diperlukan. Dalam doktrin ini Rudal itu salah satu tujuan utama.
Ingat, negara ini negara kepulauan jadi musuh mau masuk pun kalo bawa Alutsista berat pasti bakal lewat laut dan udara. Makanya rudalnya dibanyakin dulu. Rudal harga 1 jt USD jumlahnya ada 100 biji buat nenggelamin kapal induk yg harganya diatas 5 milyar USD jelas lebih untung pake rudal lah, belum Ama pespur dan Alutsista yg didalamnya. Pespur harganya 50 juta USD disalvo Ama rudal Anti udara 20 biji aja yg harganya cuman 300-500 ribu USD jelas lebih untung pake rudal SAM. Makanya dulu Pak Pur juga menginisiasi rudal Rhan 1000 biji. Itu juga jaman SBY itu Pak Pur waktu menjabat. MEF gak salah, tapi dg kondisi saat ini dan kedepannya, orientasi pengadaan alutsista sudah harus disesuaikan dg doktrin yg baru. Bukan Defensif aktif yg ngejar MEF aja, apalagi MEF itu acuannya belum jelas ditujukan buat ngadepin ancaman dg level seperti apa? Apakah buat ngadepin China? FPDA atau teroris transnasional??
Paham??
Kalau yang datang icbm percumA
@Mas Nato kenapa Harus pilih Bastion ? Karena Bastion itu Strooonggg bingitttt….
(Bukan kata saya Lohhh) Hehehe
Kalo yang datamg hujan rudal Duluan,siapkah arhanud kita????
Iya, Kalo Hujan2 air Ada pawangnya, Kalo hujan risal, pawangnya Apa?
Setuju, tapi harganya bersahabat ga ya??
Ancaman itu bersifat dinamis, tapi doktrin tni masih jalan ditempat, ditambah mental sebagian oknum di tubuh tni n pemerintahan yg memiliki pemikiran kalau bisa beli kenapa harus buat, contoh nyata program KFX, singapura dan Australia takkan sudi Indonesia mampu membuat n merancang pesawat sendiri, sehingga mereka menjual jargon kfx itu hanya pesawat gen 4,5 dan belum mature, padahal yang harus Indonesia incar adalah ilmu utk merancang dan membuat pesawat tempur
Indonesia tidak bisa mendapatkan ilmu teknologi KFX yang dimiliki Amerika karena Amerika tidak mengizinkan. Jadi Korsel hanya bisa memberikan ilmu yang tidak dimiliki oleh Amerika.
Di masa depan Indonesia kalau mau membuat proyek pesawat tempur sendiri, harus membuat proyek seperti yang dilakukan Korea Selatan sekarang dengan menanggung kebanyakan biayanya sendiri.
Pertahanan minimalis sekal milisi,berharap dg nassam,s3,s4