Gantikan Jet Tempur Kfir, Kolombia Putuskan Akuisisi 16 Unit Dassault Rafale via Jalur Cepat
Tanpa banyak drama, kabar mengejutkan datang dari Kolombia, bahwa salah satu negeri di Amerika Selatan itu telah memutuskan untuk mengakuisisi jet tempur Rafale produksi Dassault Aviation. Rafale digadang Kolombia untuk kelak menggantikan armada jet tempur Kfir buatan Israel yang usianya telah uzur. Tak sebanyak total pesanan Indonesia, total Rafale yang dibeli Kolombia disebut hanya 16 unit dengan niilai potensi pembelian US$3,15 miliar.
Baca juga: Israel ‘Bangkitkan’ Kfir Sri Lanka dengan Standar Jet Tempur Generasi 4+
Dikutip dari aviacionline.com (21/12/2022), keputusan pengadaan Rafale telah dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan Kolombia Iván Velásquez, kepada program 6AM Radio Caracol. Dipastikan bahwa Pemerintah Kolombia condong ke pilihan pesawat tempur buatan Perancis. Dengan begitu, keputusan Kolombia atas Rafale telah menghempaskan proposal F-16 Blok 70/72 Viper dari Lockheed Martin – Amerika Serikar dan Gripen E dari Saab – Swedia.
Armada jet tempur Kfir rencananya akan mulai dinonaktifkan Angkatan Udara Kolombia mulai tahun depan, karena usianya yang sudah lanjut (usia rata-rata lebih dari 40 tahun). Belum lagi, karena Kolombia adalah satu-satunya operator Kfir di kawasan Amerika, maka Kolombia harus menanggung biaya perawatan yang sangat tinggi dan suku cadang yang sulit diperoleh.

Menhan Kolombia Velásquez menegaskan bahwa Rafale memiliki biaya jam terbang 30 persen lebih murah daripada Kfir saat ini. Lebih lanjut, dia menyatakan Rafale memiliki harga perolehan yang lebih murah dibandingkan F-16 Block 70.
Setelah keputusan untuk memilih Rafale, selanjutnya Pemerintah Kolombia akan melanjutkan negosiasi dengan Pemerintah Perancis dan Dassault Aviation tentang detail pengadaan Rafale, yang bakal menjadi kehadiran pertama Rafale di Benua Amerika tersebut.
Anggaran pertahanan Kolombia tak besar-besar amat, untuk pengadaan jet tempur pengganti dialokasikan US$678 juta, yang memungkinkan untuk mengakuisisi batch pertama yang terdiri dari tiga sampai lima unit Rafale. Velásquez mengatakan bahwa rencana untuk melengkapi armada 16 unit Rafale akan dilaksanakan selama periode 10 tahun ke depan.
Salah satu aspek fundamental yang mendukung pemilihan Rafale adalah bahwa Kolombia dapat dengan cepat memiliki jet tempur Perancis. Setelah kontrak ditandatangani, dikatakan Rafale dapat mulai tiba pada tahun 2023, yang mengindikasikan bahwa Rafale yang akan dibeli Kolombia berasal dari bekas pakai Angkatan Udara Perancis. Yang artinya pola pengadaannya mirip dengan penjualan Rafale ke Yunani dan Kroasia.
Sebaliknya, jika Kolombia memilih F-16 Viper atau Gripen E, maka setelah negosiasi berakhir, dibutuhka waktu produksi yang tidak sebentar. Sementara masa operasional Kfir sudah akan berakhir dalam waktu dekat ini. (Gilang Perdana)
Kelebihan membeli alusista dari Prancis adalah tidak seribet dengan Amerika, selain itu mereka memberikan ToT sesuai dengan kesepakatan.
Salah satu benefit Republik Indonesia bertransaksi dengan Prancis adalah dari sudut pandang eskalasi perpolitikan di kawasan Asia – Australia.
Kegagalan Prancis penjualan kaselnya di Australia dan ditutupnya kantor perwakilan Dassault Aviation di Malaysia membuat pilihan Republik Indonesia dapat dijadikan partner jangka panjang.
Tahun ini berkah bgt buat Prancis.
Kolombia harusnya beli JF-17 yg udah terbukti kualitasnya
Padahal daripada Rafale yg harganya mahal dan ternyata pengirimannya jg tidak cepat serta menambah jenis PesPur baru di inventori TNI AU mending waktu itu pilih Viper dikombinasi dari F 16 stok gurun Arizona yg kemudian di upgrade dan diperpanjang usia pakainya dengan program eMLU di dalam negeri sambil nunggu PesPur KFX/IFX..artinya dengan pemilihan F 16 V dan stok Arizona Budget lebih bersahabat jumlah yg diperoleh bnyk, ilmu yg didapat dengan ToT yg bisa diaplikasikan di KFX/IFX Indonesia, pengiriman bisa lebih cepat dan terpenting tdk menambah jumlah inventori jenis baru di TNI AU yg malah lebih mempersulit dari segi pemeliharaan dan logistik..tp apa daya keputusan sudah diambil..semoga berjalan sesuai rencana..
@Apache
karena Mirage 2000 Qatar paketnya istimewa, disamping kondisinya mint alias sangat terawat juga komplit suku cadang dan senjata, bukan kosongan. kita tahu Qatar kalau beli sesuatu selalu paket paling mahal bukan ketengan.
juga jangan lupa ada faktor POLITISNYA…hehehe
Kolombia pilih paket cepat karena tahun depan dah tak punya pespur, sebenarnya ini dah telat semoga Perancis punya stock second an Rafale nya, tapi karena baru mau akan nego bisa jadi di injury time justru F16 Viper jadi pilihan tak terelakkan, lihat saja.
Cuma di Indonesia, pembelian alutsista bnyak drama, ujung2nya ngawang 2 ke alam mimpi.
Pola pengadaan yg sama sprti Yunani dan Kroasia, ternyata yg dibeli ini bekas pakai bukan barang baru. Harusnya di dlm kontrak 48 unit Rafale yg kita beli tersebut pola yg sama jg utk pengadaan seperti ini ya ketimbang hrs akuisisi 12 unit Mirage ex-Qatar.