Gantikan Armada yang Dijual Bekas ke Yunani dan Kroasia, Kemhan Perancis Pesan 42 Unit Rafale di 2023
Beruntung bagi Indonesia yang sudah membayar uang muka untuk pengadaan enam unit jet tempur Rafale F3R, sehingga (sesuai antrian), maka unit perdana Rafale Indonesia akan tiba di tahun 2026. Pasalnya, jalur produksi Dassault Aviation begitu padat di tahun-tahun mendatang, terutama untuk menggarap pesanan jumbo Uni Emirat Arab yang mencapai 80 unit Rafale F4. Bahkan belum lama ini ada kabar, Kementerian Pertahanan Perancis akan mengorder 42 unit Rafale di tahun 2023.
Baca juga: Bukan Hanya ke Yunani, Perancis Juga Jual 12 Unit Rafale Bekas ke Kroasia
Dikutip dari aerotime.aero (28/9/2022), Kementerian Pertahanan Perancis disebutkan akan memesan 42 unit jet tempur Dassault Rafale pada tahun 2023 untuk mengatasi kekurangan kapasitas yang disebabkan oleh penjualan 24 unit Rafale sebagai pesawat bekas ke Yunani dan Kroasia.
Kilas balik ke tahun 2020, Menteri Pertahanan Perancis saat itu Florence Parly mengumumkan tujuan untuk meningkatkan jumlah Rafale sebagai tulang punggung Angkatan Udara Perancis, dari 102 unit menjadi 129 unit pada tahun 2025. Namun, aspek komersial Rafale yang laris manis di manca negara, membuat target yang dicanangkan Parly tergeser.
Pada Januari 2021, Yunani menandatangani pesanan untuk 18 unit jet tempur Rafale F3R untuk Angkatan Udara Yunani dalam rangka menghadapi ketegangan teritorial dengan Turki. Agar pengiriman dilakukan sesegera mungkin, 12 pesawat tempur dikeluarkan dari inventaris Angkatan Udara Perancis. Dan sebulan kemudian, ada pesanan 12 Rafale untuk menggantikan pesawat bekas yang dijual ke Yunani.
Pada Mei 2021, giliran Kroasia yang membeli 12 unit jet tempur Rafale F3R bekas Perancis untuk memodernisasi angkatan udara negara itu. Namun, kali ini tidak ada pesanan baru sebagai pengganti untuk AU Perancis. Kegagalan pengadaan itu kemudian dikonfirmasi oleh Kepala Staf Pertahanan Perancis Jenderal Thierry Burchard pada sidang di Parlemen Perancis pada Oktober 2021.
“Pada 2025, targetnya adalah 129 Rafale, tetapi begitu 24 Rafale telah dihapus (dijual) dan yang akan dibeli telah ditambahkan, tapi yang kami akan dapatkan justru 117 unit,” kata Burkhardt kepada Komisi Pertahanan dan Angkatan Bersenjata.
Meski target 2025 tidak akan tercapai, Kementerian Angkatan Bersenjata menargetkan untuk mengganti 12 unit Rafale Kroasia. Anggaran 2023 yang disampaikan kepada pemerintah Perancis pada 26 September 2022 menegaskan bahwa 42 unit Rafale tambahan akan dipesan pada tahun 2023 dan dikirim antara tahun 2027 dan 2030.
Ke-42 unit Rafale baru untuk AU Perancis kemungkinan akan dikirim dalam varian F4, yang saat ini sedang dikembangkan. Rafale F4 akan fokus pada peningkatan komunikasi Rafale dengan sistem lain melalui satelit terbaru dan komunikasi intra-patroli, server komunikasi, dan perangkat lunak radio.
Tes penerbangan Rafale F4 dimulai pada April 2021 di pusat tes penerbangan Dassault Aviation di Istria, Perancis tenggara. Ini artinya, Dassault Aviation akan menggarak Rafale F4 untuk Uni Emirat Arab dan AU Perancis. (Gilang Perdana)
@Ade : Jika ingin cepat sudah sepantasnya ada ikatan lebih dari sekedar MoU.
Jadi untuk Batch selanjutnya tergantung kapan setoran uang muka dan kesepakatan lainnya yang ditujukan kepada Prancis.
Dipilihnya Rafale lebih dikarenakan faktor flexsibilitas dari Politik Luar Negri.
Selain itu Rafale memakai bermesin ganda.
Jumlah play load untuk hard pointnya lebih banyak Rafale.
Mengenai ToT, Perancis lebih open dari pada Amerika.
Semoga perancis mulai menambah kapasitas Produksi Dan mengajak negara2 pembeli utk ikut terlibat jadi pemasok komponen supaya makin cepat proses produksinya
@Tukang ngibul.
rafale sebagian besar komponennya buatan lokal prancis sendiri, bahkan beberapa cuma rafale sendiri yang pake, jadi ya wajar aja lama.
@Periskop..wah kalau source code perangkat alutsista angkat tangan dah..ha..ha..ha berat di Algoritmanya, paling dulu pegang source code Database itupun sekelas Cliper, Foxpro jaman jadul banget..justru penambahan alutsista jenis baru malah bisa menimbulkan kerumitan system’ dan suku cadang..bukannya dulu KASAU berkeinginan menyederhanakan jenis PesPur bukan menambah dengan jenis yg baru..👍
Owh jadi yg F4 biat Uni emirad arab.. pesanan RI F3R to… lama banget ya antrinya..
@Ade, mau nambahin “source code” ?
Batch pertama 6 Rafale datang tahun 2026 entah tahun berapa datangnya Batch berikutnya dengan antrian yg begitu panjang di Pabrikan Dassault, padahal kenapa kmrn tidak beli F 16 V yg ditawarkan mungkin dengan ditambah stok dari Gurun Arizona yg bisa di upgrade seperti program eMLU di dalam negeri selain bisa lebih menghemat anggaran, ilmu bertambah kedatangannya jg bisa lebih cepat dan kontinu sehingga pengadaan stop gap PesPurnya bisa tidak terlalu lama, untuk kedepannya bisa fokus pada PesPur KFX Boramae yg mungkin bisa jd cikal bakal PesPur yg di produksi di PT. DI sehingga tujuan kemandirian dalam pengadaan alutsista khususnya dalam negeri bisa tercapai..
kalau menyangkut jet masalah flare juga sepertinya perlu dibahas di indonesia dah bisa bikin lokal ngga ya flare sama chaff?, kalau yang diincar cuma yang teknologinya rumit sementara yang juga termasuk vital tapi lebih simpel ngga dipikirkan juga kan rasa-rasanya terasa kurang
Yah, orderan memang menganut sistem FIFO,kalo barang awet sih pake LIFO yah.