Gantikan F-4E Phantom, Yunani Lirik 30 Unit Eurofighter Typhoon Milik AU Inggris
|Mirip dengan Indonesia yang punya rencana membeli jet tempur Eurofigter Typhoon bekas pakai, ada kabar bahwa Yunani juga tertarik untuk membeli varian tertua dari jet tempur twin engine tersebut. Bedanya, bila kala itu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melirik stok Typhoon milik Austria, sementara Yunani kepincut pada stok Typhoon milik Negeri Britania.
Baca juga: Bila Indonesia Jadi Beli Typhoon Milik Austria, Jangan Berharap Dapatkan Fitur “Joss..”
Dikutip dari aerotime.aero (29/10/2021), dilaorkan Angkatan Udara Yunani tengah mempertimbangkan akuisisi 30 jet tempur Eurofighter Typhoon dari Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force), yang akan pensiun pada tahun 2025. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Yunani, Nikos Panagiotopoulos. “Semua opsi sedang dipertimbangkan untuk menemukan solusi yang paling cocok, untuk lebih meningkatkan kemampuan operasional Angkatan Udara,” ujar Panagiotopoulos.
30 unit Eurofighter Typhoon itu akan datang sebagai peluang besar bagi AU Yunani untuk mempensiunkan 18 jet lawas McDonnell-Douglas F-4E Phantom II yang saat ini beroperasi. Dihadapkan dengan ketegangan teritorial yang meningkat dengan Turki, Yunani telah memodernisasi armada tempurnya. Setelah kontrak akuisisi ditandatangani pada Januari 2021, unit perdana jet tempur Dassault Rafale yang dipesan Yunani, ternyata sudah diserahkan oleh Perancis. Berdasarkan kesepatan kontrak pada Januari 2021, disepakati US$2,8 miliar (2,3 miliar euro) untuk akuisisi 18 unit Rafale untuk memperkuat Angkatan Udara Yunani.
Sesuai kontrak, Yunani akan menerima 18 unit jet tempur Rafale, 12 unit di antaranya berstatus bekas pakai (10 kursi tunggal dan 2 kursi tandem), serta 6 unit Rafale dalam kondisi baru. Enam unit Rafale perdana akan dikirim ke Yunani pada tahun 2021, sementara enam yang baru akan dikirimkan pada musim semi 2022.
Kembali tentang Eurofighter Typhoon, Inggris telah mengumumkan rencana pensiun 30 unit Typhoon pada September 2021, namun armada Typhoon tersebut baru mulai dipensiunkan pada tahun 2025.
Hal tersebut menimbulkan kontroversi, karena jet tempur tersebut akan pensiun hanya dengan 42 persen dari masa pakainya (2544,8 jam terbang). Ditambah lagi, varian yang dimaksud adalah Tranche 1, yaitu varian tertua dari empat yang dikembangkan. Konsekuensi dari Tranche 1 adalah kemampuan tempur yang terbatas pada penggunaan rudal udara-udara dan memiliki kemampuan udara-darat yang sangat terbatas tanpa menggunakan pod eksternal.
Baca juga: Proses Cepat! Unit Perdana Rafale untuk Yunani Telah Diserahkan Perancis
Kondisi di atas sekilas mirip dengan yang dihadapi Indonesia saat melirik Eurofighter Typhoon, dimana Typhoon milik AU Austria juga masih berupa varian Tranche 1. (Bayu Pamungkas)
Yunani khan belum lama ini kena resesi ekonomi, bisa cepet banget ya kondisinya membaik
Thypoon trance 1 lebih bagus daripada su 35, rafale dan f15 eagle,
Karena bisa siap dalam waktu yg lebih singkat,
Dan apapun yg bisa segera terbang mengawal nkri adalah lebih bagus daripada yg masih gk jelas juntrungnya.
Benarkah typhoon trance 1lebih baik dari su-35??
Mas Bayu, mohon dikoreksi.
Itu typo Australia tolong diganti Austria.
Selain beda makna, akan mengakibatkan miskonsepsi.
Siap, terima kasih atas koreksinya mas
Typhoon tranche 1 jauh lebih baik dan berguna daripada su-30 atau su-35
Membeli Typhoony urusannya birokrasinya sangat rumit, karena Eurofighter Typhoon dibangun oleh konsorsium Airbus, BAE Systems, dan Leonardo (Inggris, Jerman, Spanyol dan Itali)
Karena terdapat komponen buatan Amerika, maka setiap pembelian pespur Typhoon harus mendapatkan izin juga dari Amerika dan juga utamanya negara yang tergabung di konsorsium Eurofighter GmbH.
• 46%: EADS
• 33% EADS Deutschland GmbH (Jerman)
• 13% CASA (Spanyol)
• 33%: BAE Systems (Inggris)
• 21% [: [Alenia Aeronautica]] (Italia)
Kantor pusat perusahaan terletak di pinggiran München di Jerman.
Sedangkan berdasarkan kontrak pemkbelian Rafale untuk India, membutuhkan waktu sangat lama (23 September 2016) dan 5 unit pesawat pengiriman pertama dilaksanakan pada 29 Juli 2020.
Akan tetapi berbanding terbalik dengan Rafale untuk Yunani.
Kontrak akuisisi ditandatangani pada Januari 2021, sesuai kontrak, Yunani akan menerima 18 unit jet tempur Rafale, 12 unit di antaranya berstatus bekas pakai (10 kursi tunggal dan 2 kursi tandem), serta 6 unit Rafale dalam kondisi baru. Enam unit Rafale perdana akan dikirim ke Yunani pada tahun 2021, sementara enam yang baru akan dikirimkan pada musim semi 2022. Kemudian enam unit Rafale bekas terakhir diharapkan akan dikirim ke Yunani pada awal 2023.
Tapi entahlah…
Mungkin Yunani tidak akan mendapatkan birokrasi yang berbelat belit dan panjang jika mengakusisi Typhoon, hal tersebut lebih dikarenakan yang di incarnya adalah Typhoon eks Angkatan Udara Inggris.