Fiery Cross Reef – Pangkalan Militer Terpadu dan Modern Cina, Hanya Berjarak 405 Mil Laut dari Natuna

Ekspansi armada kapal patroli Penjaga Pantai Cina (China Coast Guard/CCG) yang memasuki ZEE Indonesia di Perairan Natuna tentu mengundang tanya, seperti bagaimana cara memasok kebutuhan bekal ulang pada kapal-kapal tersebut, lantaran posisi lanal utama AL Cina di Hainan dan Woody Island jaraknya terpaut ribuan mil laut. Sementara berita yang tersiar, Cina terkesan mudah merotasi dan menambah perkuatan armada di sekitaran Natuna untuk mengawal kapal-kapal nelayan.

Baca juga: Dari Citra Satelit, Cina Diketahui Tempatkan Jet Tempur J-10 di Woody Island

Dari analisis citra satelit, ternyata militer Cina mempunyai basis militer yang cukup kuat dan modern yang lokasinya tak terlampau jauh dari Pulau Natuna. Yang dimaksud adalah Fiery Cross Reef, atau dikenal juga dengan sebutan Northwest Investigator Reef, dan warga Cina sendiri menyebutnya sebagai Yongshu Reef.

Berlokasi ribuan mil laut dari daratan Cina, maka sudah bisa ditebak, keberadaan militer Cina di Fiery Cross Reef menjadi perdebatan keras di kawasan Asia Tenggara, lantaran pulau karang ini statusnya masih diperebutkan oleh Vietnam, Filipina dan Taiwan.

Fiery Cross Reef saat proses reklamasi. (Foto: Istimewa)
Fiery Cross Reef setelah proses reklamasi tuntas. (Foto: Istimewa)

Berdasarkan informasi dari wikipedia.org, Cina mulai melakukan okupansi pada tahun 1988, bersamaan dengan pembangunan proyek marine observation station milik UNESCO, saat masa itu, antara Cina dan Vietnam nyaris terlibat konflik terbuka terkait kegiatan di pulau karang tersebut.

Baca juga: Militer Cina Gunakan Aerostat, Jadi Bukti Kehadiran HAPS di Laut Cina Selatan

Berdasarkan citra foto satelit, diketahui jarak antara Pulau Natuna dan Fiery Cross Reef adalah 405 mil laut (atau setara 750 km). Dalam citra foto satelit, terlihat pada tahun 2014, Cina telah memulai proses reklamasi untuk memperluas permukaan di pulau seluas 240 hektar tersebut.

Berdasarkan remote sensing forensik, diketahui ada perubahan besar antara Fiery Cross Reef di tahun 2014 dan di tahun 2016. Dalam citra foto satelit, kuat dugaan pulau hasil reklamasi itu telah berubah menjadi pangkalan militer modern yang terpadu. Bukan hanya terdapat dermaga untuk sandar kapal perang dan landas pacu untuk pesawat militer, melainkan Fiery Cross Reef kini telah dipasangi sistem pertahanan berupa rudal hanud dan rudal anti kapal.

Laporan intelijen menyebut militer Cina telah melakukan penyebaran sistem rudal anti kapal dan rudal penghalau di Fiery Cross Reef, Subi Reef dan Mischief Reef, yang semuanya berada di wilayah Kepulauan Spratly.

Dikutip dari liputan6.com (3/5/2018), analisis intelijen menyebut, sistem rudal anti kapal YJ-12B, memungkinkan Cina menyerang kapal-kapal musuh yang berlayar dalam jarak 295 mil laut dari pagar terumbu karang Kepulauan Spartly. Sementara itu, sistem rudal hanud HQ-9B, memiliki radius pertahanan dari target pesawat tempur, drone militer, dan rudal jelajah sejauh 160 mil laut.

Sumber: Instagram @donykushardono

Baca juga: Xian H-6K Mampu Lepas Landas dari Woody Island, Kini Seluruh Asia Tenggara dalam Jangkauan

Fasilitas untuk mendukung operasi udara juga memadai, selain fasilitas hanggar, Fiery Cross Reef kini telah dilengkapi runway sepanjang 3.000 meter yang dapat didarati beragam jet tempur sampai pembom strategis Xian-H6 series. (Haryo Adjie)

17 Comments