Excalibur Army Perkenalkan “DITA” – Self Propelled Howitzer Terbaru di Kaliber 155mm
|Excalibur Army, tentu bukan nama yang asing dalam jagad alutsista di Indonesia, pasalnya sudah beberapa item persenjataan di TNI yang dipasok oleh manufaktur alat berat dan persenjataan asal Ceko ini. Dan ada kabar terbaru, bahwa Excalibur Army telah memperkenalkan jenis sistem senjata artileri terbaru, yang namanya boleh jadi bakal akrab di telinga orang Indonesia, yaitu DITA.
Baca juga: Excalibur Army Tampilkan Desain “KAPA,” Pertanda Proses Pengadaan Akan Kembali Bergulir?
DITA adalah jenis self propelled howitzer modern dengan munisi 155 mm berstandar NATO. Bagi Excalibur Army, DITA hadir sebagai varian terbaru di kelas self propelled howitzer, dimana sebelumnya sudah ada arsenal sejenis di kaliber 122 mm dan 152 mm. Meski beberapa foto DITA telah dipublikasikan, namun, Exalibur Army baru akan secara resmi menampilkan sosok DITA pada ajang IDEX 2021 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Sekilas tentang neng DITA, pihak pabrikan menyebut howitzer swa gerak ini punya perlindugan yang lebih tinggi dengan menggabungkan daya tembak serta mobilitas kendaraan lapis baja beroda berbasis truk Tatra. Howitzer 155 mm DITA diklaim punya deployment yang lebih cepat, serta mampu meninggalkan posisi menembak lebih cepat dari varian sebelumnya. Soal akurasi juga disebut mendapat peningkatan, plus kendaraan yang battle proven dalam meladeni medan berat.
DITA disebut-sebut dibangun dari platform howitzer DANA yang dilengkapi dengan Onboard Control System yang berisi diagnostik subsistem, navigasi, bidikan senjata otomatis, perhitungan otonom elemen penembakan, dan subsistem pemilihan amunisi.
DITA dipersiapkan untuk menembakan amunisi yang bisa menarget sasaran sejauh 39 km dengan base bleed projectiles dan amunisi dengan high-precision yang bisa menjangkau sasaran sejauh 50 km. Hebatnya, sistem tembak howitzer ini hanya membutuhkan kehadiran dua personel, dimana untuk reload dilakukan secara otomatis. (Gilang Perdana)
Sudah pada baca berita “Cumi-cumi shanghai” kesangkut dijaring nelayan pulau anambas…….hello pak bowo, yakin masih mau beli Osprey🤷
Kebutuhannya berbeda
Itu namanya tidak paham potensi ancaman dan tidak punya skala prioritas……asal semua dibagi rata, beres ☝️
Begitu mah cara berpikir prajurit…..bukan cara berpikir seorang manajer 🤷
Kebutuhan berbeda bukan berarti undermining satu prioritas permasalahannya potensi ancaman kita multidimensi. Anggaran dan kualitas talent sdm masih minim butuh tahunan meski diprioritaskan utk kebutuhan yg mbah inginkan.
Solusi cepat adalah peningkatan kerjasama pertahanan dgn Jepang dan Australia. Negara ini akan terus dibully karena postur non koperatif militer dan sipil kita utk kepentingan strategis mereka.
Ngomong doang gampang.. Indonesia negara kepulauan. Mau sesempurna apa jaga bawah laut indonesia yg begitu luas? Butuh berapa kapal selam dan kapal asw utk memenuhi idealis anda?
Maka butuh skala prioritas dan tau titik mana yg harus mendapat penekanan…..enggak semua titik mendapat penekanan pengawasan yg sama , bahkan mungkin beberapa lokasi yg dianggap kurang punya nilai strategis bisa diabaikan ☝️
Pasang aja sosus Ama bouy kelar kok.
Mendeteksi glider&argo float yg tak punya propulsi, diperairan dangkal pula dg sensor pasif……wooooow, ide cemerlang yg tak terbayangkan sebelumnya 😱😱😱
@Paijo_Geseh
Terus menurut anda untuk deteksi Sea Glider & Argo float pakai apa?
Coba dijawab, anda kan pintar.
Pake ESM dong…..dia bisa dideteksi ketika muncul kepermukaan utk mentransmisikan data ke satelit 🤷
Atau ditunggui aja sampai dia terdampar sendiri 🤣🤣🤣
M109 gak nambah ya?
Kalau bisa di upgrade agar setara paladin.
DITA kaya mirip nama Mojang Bandung..he3 btw bukannya Excalabur mau invest dana besar di Indonesia..
Awalnya dicekoslowakia ada sph DANA dan sekarang setelah cekoslowakia berpisah ada sph DITA di ceko dan ada sph ZUZANA & EVA di slowakia.
Indonesia sudah punya sph CAESAR dan M109
Itu kan milik AD, sementara marinir sm sekali tdk punya
Marinirkan sudah punya MLRS RM 70 grad/vampire & Type 90B.fungsi MLRS dan SPH sama saja.
AD punya MLRS Astros dan SPH Caesar, M109.
Terus kenapa marinir gak boleh di beli SPH?
Marinir cuma punya Nexer LG1 MK2 itupun jumlahnya 20unit. RM70 Grad + Vampir jumlahnya 17unit, MLR type S 90b jumlahnya 4unit.
Marinir belum punya SPH kaliber 155mm. Marinir senang alutsista Eropa Timur, siapa tau bisa jadi pertimbangan.