Evader, Rudal Latih Supersonik untuk Asah Kemampuan Hanud di Kapal Perang Australia
|Urusan mencari lawan latih yang layak alias sepadan rupanya menjadi perhatian penting di setiap latihan. Sebut saja guna meladeni jet tempur stealth, sampai muncul target drone 5GAT untuk kebutuhan pilot tempur Negeri Paman Sam. Kini ada kabar terbaru dari Negeri Kanguru, disebutkah telah hadir supersonic training missile yang berbiaya rendah pertama di dunia.
Baca juga: Antisipasi Duel dengan Jet Tempur Stealth, Pilot AS Bakal Berlatih dengan 5GAT
Mengutip sumber dari australiandefence.com.au (4/11/2020), disebutkan sebuah perusahaan kecil yang berbasis di Melbourne, Grollo Aerospace, tengah mengembangkan rudal latih supersonik dengan mesin ramjet yang digadang punya harga paling murah di pasaran. Rudal latih yang diberi label Evader ini, dirancang untuk kebutuhan latihan awak hanud (pertahanan udara) Angkatan Laut Australia (RAN).
Mengapa untuk kebutuhan latih awak AL Australia? Usut punya usut, Evader memang dipersiapkan untuk berperan sebagai ‘rudal anti kapal’ yang akan menyerang kapal perang permukaan. Maka Evader hadir dengan profil dan karakter yang identik dengan rudal anti kapal.
Selama ini, awak arhanud di kapal perang berlatih dengan mensimulasikan serangan rudal menggunakan pesawat berawak atau tak berawak (target drone). Namun yang menjadi masalah, kedua wahana yang digunakan bergerak lambat, sehingga tidak representatif untuk kebutuhan latihan, terutama rentan dalam menghadapi serangan rudal berkecepatan tinggi.
AL Australia menggunakan Coyote, yaitu jenis rudal Test and Evaluation (T&E) yang diluncurkan dari darat di Fasilitas Jangkauan Rudal Pasifik AL AS di Hawaii untuk menguji dan membuktikan sistem anti-pesawat dan anti-rudal pada kapal perang.
Evader punya panjang 4,2 meter dan berat sekitar 90 kg, dan dapat secara akurat meniru jalur penerbangan dan lintasan rudal anti-kapal asli yang meluncur di laut, termasuk beberapa manuver terminal. Harga bandrol per unit Evader adalah Aus$250.000, atau kurang dari seperenam belas dari biaya uji rudal menggunakan Orbital Dynamics GQM-163 Coyote, yang harganya sekitar US$4 juta (Aus$ 5,7 juta).
Baca juga: Banshee NG – Target Drone dengan Kecepatan Transonik dan Manuver 9G
Diluncurkan dari udara, Evader menggunakan material baja tahan karat, mesin jet ram solid-state yang memungkinkan penerbangan supersonik menggunakan bahan bakar jet JP1 standar, tanpa memerlukan motor roket atau paduan material mahal dalam konstruksinya.
Pada bulan Juli lalu, Grollo Aerospace telah mengajukan proposal untuk kontrak Hub Inovasi Pertahanan senilai Aus$2,85 juta yang akan digunakan untuk menuntaskan pengembangan Evader. (Gilang Perdana)
12 SU27/30 batch 2&3 TNI AU dtg dgn mulus d 2010&2012 saat Obama/Democrats berkuasa.
Sebelum ada Caatsa itu dek
Horeee….Indonesia di tolak beli F-35, cuma diijinkan beli Vipee doank. Akhirnya RI balik ambil SU-35.
Soalnya kata org di kemenham, F-16 itu ssh jadul gak bisa dikembangkan lg dlm 10 tahun mendatang.
Soalnya lobby F-35 nya di starbucks yg banyak hoaxnya sih….hikhilhik
Maaf bukannya saya memihak salah satu block apa mendukung komen anda..cuma yang saya heran..kenapa para petinggi negara ini tidak pernah belajar dari yang sudah2..untuk urusan alutsista pesawat tempur khususnya..kenapa mesti ambil dari amerika yang jelas2 spek dibawah sekutu.dan ancaman embargo yang selalu menghantui.tidak boleh buat berperang melawan sekutu mereka..walaupun suku cdang banyak.bisa diupgrade..tapi apa artinya semua itu jika cuma boleh buat latihan sama parade..trus kenapa dalam urusan dalam beli alutsista selalu yang nanggung..masalah tidak ada anggaran..negara kita mampu sebenarnya..tolong lah kesadaran para kaum elit politik..buka mata dan hati kalian..perhatikan kesejahteraan rakyat dan perkuat benteng negara dengan alutsista yang mumpuni..jangan hanya memikirkan kantong pribadi..jangan hanya cuma janji janji manis dan pencitraan..rakyat butuh bukti…
Lagi diplomasi barbar ala mak-mak selonong2 ngamanin tempat antrian
ngehoax lewat pihak ketiga aka media vietnam. Rusia kaga ada malunye sma dgn heli MI17 kemarin.
F-35 tetap datang Dhek, justru kalo Mr. Biden yg jadi presiden Su-35 malah semakin jelas batalnya dan ngimpi buat Rusia bisa jual senjata. Kenapa, karena jaman Obama yg megang kebijakan luar negeri itu Mr. Biden dan dijaman Obamalah Rusia sengsara gegara kena CAATSA, Aegis Ashore di Eropa dan Jepang serta THAAD di Korsel sama Arab Saudi terus Kaprang US Navy masuk laut Hitam, Kurdi Suriah di backup. Mr. Biden lebih lihai dalam percaturan politik internasional. China bakal ditekuk lewat TPP. LCS dan OBOR bakal jadi mimpi buat China. Ente urusin aja junjungan ente yg mau pensiun gegara Parkinson plus takut Ama pacar. Sekelas Putin loh. Hhhhhhhhhhhhhhhh
murah, meriah, BERBAHAYA…
Indonesia harus beli lisensi rudal latih ini kemudian di kembangkan untuk rudal sesungguhnya.
Sebaiknya kita buat ICBM latih
Kebalik kita yg ngelatih ICBM