Drone HALE AWACS Berdesain ‘Twin-Boom’ WZ-9 Divine Eagle (Shen Diao) Terbang Perdana
|Kemunculan jet tempur steath generasi keenam, kapal serbu amfibi “Sichuan” Type 076 berbobot 40.000 ton dan Airborne Early Warning and Control (AEW&C) /AWACS terbaru KJ-3000, rupanya belum cukup, di penghujung tahun 2024 ini, Cina masih ada kejutan yang kembali membetot perhatian dunia, yakni penerbangan perdana drone berdesain twin-boom WZ-9 “Divine Eagle” (Shen Diao).
Pada 27 Desember 2024, jagad media sosial diramaikan dengan foto dan video pendek amatir yang memperlihat penerbangan perdana WZ-9. Dengan desain twin-boom , mengingatkan rancangan drone ini yang mirip dengan pesawat era perang dunia kedua, Lockheed P-38 Lightning, yang memiliki dua fuselage.
Namun berbeda dengan P-38, dua boom (struktur memanjang seperti fuselage) pada WZ-9 bukan untuk menampung mesin dan ekor. WZ-9 muncul dengan rancangan yang serupa tapi tidak sama dengan P-38.
While Musk and Trump sell the USA to third world countries, China unveils WZ-9 “Divine Eagle” Unmanned Stealth Drone. I wonder when will China start importing Indians by the millions? pic.twitter.com/6FTRyGx9m3
— Gusano (@mistergusano) December 28, 2024
Debut WZ-9 “Divine Eagle” sejatinya telah terendus sejak tahun 2019, lantaran drone dengan kualifikasi HALE (High Altitule Long Endurance) yang berperan sebagai AEW&C telah tersorot kamera saat berada di landasan, yang memperkirakan lebar bentang sayap WZ-9 lebih dari 50 meter, atau WZ-9 dipastikan lebih besar dari drone HALE andalan AS RQ-4 Global Hawk. Namun, baru kali ini WZ-9 tertangkap kamera sedang melakukan penerbangan.
Seperti dikutip ruslet.webnode.cz, disebut WZ-9 Divine Eagle adalah proyek hasil patungan antara Institut 601 dan SAC (Shenyang Aircraft Corporation) di Shenyang. Drone ini dirancang untuk memantau situasi udara sebagai bagian dari peringatan dini terhadap serangan udara (AEW&C). Untuk itu, diduga WZ-9 mengadopsi radar yang mampu mendeteksi target dengan Radar cross-section (RCS) rendah.
Secara keseluruhan, tampilan WZ-9 sangat mirip dengan drone Type S-62 yang belum direalisasi dari Biro Desain Rusia JSC P.O. Sukhoi.
WZ-9 merupakan mesin dua badan pesawat dengan sayap lurus ramping disusun di permukaan bawah dengan bentang yang relatif besar dan permukaan ekor vertikal ganda dengan bentuk trapesium dan sayap depan trapesium. Sayap depan tersebut menghubungkan bagian haluan kedua badan drone satu sama lain.
Terdapat penutup dielektrik berbentuk bulat di bagian belakang hidung kedua fuselage. Salah satunya kemungkinan besar menampung antena sistem komunikasi satelit (SATCOM). Pemasangan antena radar kemungkinan terletak di sisi luar kedua lambung (fuselage).
Tenaga WZ-9 dipasok oleh satu mesin dua arus berkekuatan 2.500 hp tipe Al-222-25 produksi Ukraina. Namun, mesin domestik WS-12 kemungkinan saat ini telah dapat menggantikan. Pemasangan mesin WZ-9 terletak di dalam nacelle pendek berbentuk cerutu, yang dipasang dengan bantuan tiang rendah pada permukaan atas sayap, pada area antara kedua badan fusulage.
Perangkat lepas landas dan pendaratan terdiri dari roda pendarat beroda empat titik yang dapat ditarik. Ketika roda pendarat hidung ditarik (melawan arah terbang) ke bagian depan badan pesawat, roda pendarat belakang memendek (melawan arah terbang) ke bagian belakang badan pesawat. (Gilang Perdana)
Shenyang Divine Eagle: Drone AWACS Pertama di Dunia, Mampu Terbang di Ketinggian 25 Ribu Meter
Kejutan lagi, Tiongkok memang koleksi drone HALE terbanyak diantara kompetitornya yang lain seperti AS, Uni Eropa dan Turkiye. Drone berdesain twin-boom WZ-9 “Divine Eagle” (Shen Diao) tersebut dirancang sebagai bagian dari peringatan dini terhadap serangan udara (AEW&C) jika melihat gambar data link di atas sepertinya sebagai elemen pendukung bagi AD dan AU-nya (terutama menyediakan data target bagi drone kamikaze atau loitering munitions), sementara WZ-7 Soaring Dragon sebagai elemen pendukung bagi AL dan AU-nya yang digunakan untuk misi pengintaian, pengintaian perbatasan, dan patroli maritim walaupun misi utamanya tetap pengintaian udara namun dapat juga dilengkapi untuk menyediakan data penargetan untuk rudal balistik anti-kapal dan rudal jelajah
SAAB (Sweden) sudah lama punya konsep UAV-AWACS shg bisa ditugaskan lebih jauh ke garis depan tanpa resiko kehilangan awak jika tertembak…..tapi tahun berganti, cina lebih dimuka 😁