Dokumen Rahasia Israel Bocor, Ungkap Sosok Drone ‘Stealth’ Intai Jarak Jauh yang Bisa Keluar Masuk Udara Iran

Israel dikabarkan sempat sewot, setelah Negeri Yahudi itu menuding oknum di Washington punya andil dibalik kebocoran dokumen intelijen yang penting, yakni keberadaan pangkalan rahasia yang diduga menjadi basis drone intai jarak jauh yang mampu melakukan operasi secara senyap di seluruh kawasan Timur Tengah.

Baca juga: Israel Perkenalkan Ninox 103, Drone Intai Quadcopter yang Diluncurkan dari Kapal Selam

Dokumen yang bocor alus itu pertama kali muncul di Telegram pada tanggal 15 dan 16 Oktober lalu, merinci persiapan Israel untuk kemungkinan melakukan serangan militer terhadap Iran, dan dokumen tersebut menunjukkan adanya program drone rahasia yang sebelumnya tidak diungkapkan kepada publik.

Menurut berkas yang bocor, Angkatan Udara Israel (IAF) melakukan operasi drone rahasia antara tanggal 15 dan 16 Oktober, drone canggih ini mampu melakukan pengawasan jarak jauh dan dibekali fitur siluman (stealth). US National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) mengonfirmasi intelijen tersebut, mengamati personel darat dan peralatan yang mempersiapkan drone di Pangkalan Udara Ramon di Israel selatan.

Lockheed Martin RQ-170 Sentinel

“Angkatan Udara Israel melanjutkan operasi UAV rahasia dari 15 hingga 16 Oktober,” dokumen tersebut mencatat, menambahkan bahwa analisis citra menunjukkan bahwa drone Israel mampu melakukan misi intelligence, surveillance, and reconnaissance (ISR) berkelanjutan di atas Iran dan target regional yang lebih luas.

Informasi ini memberikan pandangan baru tentang kemampuan intelijen Israel, memberikan wawasan tentang aspek yang sangat rahasia dari peralatan militernya. Drione jarak jauh memungkinkan Israel untuk mempertahankan kehadiran yang tersembunyi di atas wilayah-wilayah sensitif, khususnya di Iran, tempat ketegangan tetap tinggi karena program nuklir Iran.

‘Tertangkapnya’ RQ-170 Sentinel 10 Tahun Lalu, Jadi Momen Kebangkitan Teknologi Drone Tempur Iran

Seorang sumber yang mengetahui dokumen yang bocor tersebut mengonfirmasi keasliannya, sementara pejabat AS saat ini sedang menyelidiki kebocoran informasi sensitif tersebut. Pengungkapan tersebut terjadi pada saat ketegangan meningkat antara Israel dan Iran, dengan kedua negara terlibat dalam konfrontasi rahasia yang rumit di berbagai domain, termasuk perang siber dan operasi militer rahasia.

Dokumen yang bocor tersebut juga memicu kekhawatiran tentang rencana potensial Israel untuk aksi militer. Pejabat Israel telah lama memperingatkan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, suatu hal yang ditegaskan kembali dalam beberapa bulan terakhir saat negosiasi mengenai program nuklir Iran gagal.

Dokumen Pentagon Bocor: Drone Intai Stealth RQ-170 Sentinel Beberapa Kali Melintasi Kawasan Laut Hitam

Selain penerbangan pengintaian di atas Iran, dokumen-dokumen tersebut juga menyoroti kemampuan pengumpulan intelijen Israel yang lebih luas di seluruh Timur Tengah. Program drone yang dirahasiakan tersebut menawarkan Israel keuntungan yang signifikan dalam memantau musuh-musuhnya.

Sumber dari open source @Pataramesh, menyebut drone intai super rahasia Israel sebagai RA-01. Diungkap bila RA-01 punya lebar bentang sayap 16 meter dengan mengadopsi desain flying wing, yang disebut bodi RA-01 lebih panjang 3 meter diibandingkan drone intai AS RQ-170 Sentinel.

Untuk mencapai Iran dan melakukan ISR jarak jauh dalam jangka waktu lama, maka dugaan propulsi drone jarak jauh Israel akan menggunakan turboprop. Menukar kecepatan dengan waktu terbang (endurance).

Punya Satelit Intai Canggih, Mengapa Israel Masih Perlu Kerahkan Drone Intai?
Israel secara mandiri telah mampu meluncurkan beberapa satelit intai (spy satellite), bila masih kurang, maka AS akan memberikan akses khusus satellit mata-matanya untuk Israel. Tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa bila sudah ada satelit intai yang mampu memonitor dan melakukan foto udara secara detail, tapi masih juga diperlukan kehadiran drone intai?

Walaupun satelit intai memiliki kemampuan luar biasa untuk memonitor wilayah secara luas dan detail dari ketinggian yang sangat tinggi, drone intai tetap dibutuhkan karena beberapa alasan penting yang melengkapi kemampuan satelit, terutama dalam operasi seperti di Timur Tengah:

1. Fleksibilitas dan Respons Cepat
Drone dapat diluncurkan kapan saja dan diarahkan ke lokasi target secara lebih cepat dan tepat dibandingkan satelit, yang mungkin tidak selalu berada di posisi yang ideal di orbit. Waktu yang diperlukan untuk menggerakkan satelit ke posisi yang sesuai bisa cukup lama, sedangkan drone bisa dikendalikan dengan lebih cepat dan langsung merespons kebutuhan pengintaian.

Israel Luncurkan Satelit Mata-mata Terbaru “Ofek 13”, Dibekali Synthetic Aperture Radar

2. Kemampuan Pengawasan Berkelanjutan
Satelit bergerak mengikuti orbit tertentu dan hanya dapat melakukan pengawasan di satu wilayah selama jangka waktu terbatas ketika melintas di atas wilayah tersebut. Drone, di sisi lain, bisa “berdiri” di udara lebih lama di atas satu area, melakukan pengintaian terus-menerus tanpa jeda. Ini penting untuk operasi pengawasan yang membutuhkan pemantauan terus-menerus selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

3. Detail dan Perspektif yang Berbeda
Meskipun satelit dapat mengambil gambar dengan resolusi tinggi, drone bisa terbang lebih rendah dan menangkap detail yang lebih spesifik dan beresolusi sangat tinggi dari sudut yang berbeda. Drone juga bisa dilengkapi dengan berbagai sensor, seperti kamera inframerah atau radar, untuk mendeteksi objek atau aktivitas yang sulit ditangkap oleh satelit.

4. Keamanan Operasi dan Risiko Kerusakan
Operasi drone relatif lebih fleksibel dan memiliki risiko lebih rendah terhadap kegagalan dibandingkan satelit yang beroperasi di luar angkasa. Jika sebuah drone rusak atau tertembak jatuh, kerugiannya jauh lebih kecil dibandingkan kehilangan atau kerusakan satelit.

5. Pengintaian di Kondisi Cuaca Tertentu
Satelit sering terhambat oleh cuaca buruk atau awan tebal. Drone dapat terbang di bawah awan atau di kondisi cuaca yang lebih bervariasi, memastikan pengawasan di lingkungan di mana satelit mungkin tidak efektif.

Israel Diam-diam Pasok Citra Satelit dan Informasi Seputar Drone Buatan Iran ke Ukraina

6. Keberlanjutan dalam Skala Operasi Taktis
Dalam operasi militer taktis, drone sering kali lebih efisien karena mereka dapat digunakan untuk pengawasan target kecil atau spesifik, serta memberikan informasi yang real-time kepada pasukan di lapangan. Sementara satelit lebih cocok untuk misi strategis yang mencakup area yang lebih luas dan jangka waktu yang lebih panjang. (Gilang Perdana)

Israel Sukses Luncurkan Ofek 16, Satelit Mata-mata dengan Electro Optical Reconnaissance

One Comment