Disokong Perbankan Brasil, Kolombia Dikabarkan Bakal Akusisi Jet Tempur Gripen untuk Gantikan Kfir

Lantaran anggaran yang tak memadai, nafsu Angkatan Udara Kolombia untuk mengakuisisi jet tempur Rafale akhirnya kandas, dan pilihan untuk memodernisasi pesawat tempur harus dialihkan, menyesuaikan pada kebutuhan dan anggaran yang tersedia. Lewat dukungan perbankan Brasil, ada kabar bahwa Kolombia bakal mengakuisisi jet tempur Gripen E produksi Saab, Swedia.

Baca juga: Masalah Alokasi Anggaran, Mimpi Kolombia Datangkan Jet Tempur Rafale Tertunda

Tanpa basa-basi, sejatinya Kolombia mengambil langkah tegas untuk memodernisasi armada udaranya dengan berkomitmen membeli jet tempur Gripen dari Saab. Menurut laporan dari Ekot, layanan berita radio publik Swedia, perjanjian pembelian ini, meskipun belum dikonfirmasi secara resmi, namun disebut hampir selesai.

Akuisisi ini paket jet tempur ini bernilai 35 miliar crown (SEK), atau sekitar 3 miliar euro, bertujuan untuk melengkapi Angkatan Udara Kolombia untuk menggantikan armada jet tempur Kfir buatan Israel yang sudah uzur.

Baik media lokal maupun internasional sebelumnya telah melaporkan bahwa pemerintah Kolombia mempertimbangkan akuisisi ini karena usia armada Kfir saat ini. Meskipun Kfir telah bertugas secara efektif selama bertahun-tahun, perawatannya menjadi mahal, dengan biaya perawatan melebihi US$25.000 per jam terbang. Untuk mengatasi hal ini, Angkatan Udara Kolombia harus membongkar (kanibal) enam pesawat untuk digunakan sebagai suku cadang.

Untuk memuluskan akuisisi Gripen ke Kolombia, maka negosiasi telah berjalan berkat kerja sama antara Swedia dan Brasil, mitra strategis Saab di Amerika Selatan. Kemitraan ini telah memfasilitasi sistem pembiayaan, aspek penting bagi Kolombia, yang menghadapi kendala anggaran.

Gantikan Jet Tempur Kfir, Kolombia Putuskan Akuisisi 16 Unit Dassault Rafale via Jalur Cepat

Sebelumnya, Kolombia telah mempertimbangkan untuk membeli 16 unit jet Rafale dari Dassault Aviation Perancis, tetapi tantangan keuangan mencegah kesepakatan tersebut terwujud, sehingga menghambat proyek ambisius ini.

Dalam konteks ini, meskipun Presiden Kolombia Gustavo Petro tetap bersikap hati-hati sejak negosiasi Dassault gagal, pendekatan pengadaan baru telah disetujui. Di antara berbagai pilihan yang dipertimbangkan, F-16 Block 70/72 buatan Lockheed Martin awalnya tampak menjadi pilihan yang lebih disukai oleh pejabat pertahanan udara Kolombia.

Namun, Gripen E buatan Saab muncul sebagai alternatif yang layak, menempati peringkat kedua di antara para pesaing, termasuk Rafale buatan Dassault dan Eurofighter Typhoon, yang diproduksi oleh konsorsium yang melibatkan Airbus dan BAE Systems.

Dengan mengganti armada Kfir yang sudah tua dengan pesawat Gripen E, Angkatan Udara Kolombia dapat mencapai solusi pertahanan jangka panjang yang lebih hemat biaya dan efisien sekaligus meningkatkan kemampuan operasionalnya. Akuisisi ini juga dapat memperkuat hubungan antara Kolombia, Swedia, dan Brasil, dengan mengonsolidasikan kerja sama militer dan ekonomi di antara negara-negara ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Saab telah memperluas kehadirannya secara signifikan di Amerika Selatan, menandai pertumbuhan penjualan yang signifikan di kawasan tersebut. Brasil memimpin dengan menandatangani kontrak pada tahun 2014 untuk mengakuisisi 36 unit Gripen E/F (F21) guna memodernisasi armada udaranya. Kemitraan ini mencakup perjanjian produksi lokal, mendorong transfer teknologi, dan pengembangan industri Brasil. (Bayu Pamungkas)

Saab dan Embraer Buka Jalur Produksi Jet Tempur Gripen E di Sao Paulo – Brasil