Dislitbang TNI AD Uji Sertifikasi Mortir 81mm (MO-3) Produksi PT Pindad
|Meski sudah lama ada dalam etalase produk PT Pindad, namun rupanya jenis senjata mortir kaliber 81 mm (MO-3) baru dalam proses pengajuan sertifikasi. Dari laman Instagram Dislitbang TNI AD, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Kadislitbangad) Brigjen TNI Hery Setiyono memipin Gelar Uji Coba Sertifikasi Mortir Kaliber 81 (MO-3) yang diajukan oleh PT Pindad di Lapangan Tembak Sub Lab Uji Laboratorium Dislitbangad, Ambal, Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: Mortir 81mm – Mobilitas Tinggi Senjata Andalan Bantuan Infanteri
Mortir kaliber 81 mm merupakan senjata kelompok tingkat Batalyon Infanteri yang berfungsi sebagai senjata lintas lengkung untuk menghancurkan sasaran kelompok. Pelontar mortir dengan kaliber 81 mm, dapat menggunakan munisi segala tipe munisi mortir kaliber 81 mm.
Dilengkapi dengan bipod untuk menopang pelontar dalam pengoperasiannya. Penembakan dilakukan secara satu per satu, yang dapat mencapai jarak tembak hingga 6,5 kilometer.
View this post on Instagram
Uji coba (sertifikasi) materiel TNI AD merupakan tugas penelitian karena dalam pelaksanaannya memiliki metoda dan teknik penelitian yang diatur dalam suatu tolok ukur Syarat-Syarat Tipe (SST). Adapun materi uji dan persyaratan dari Dislitbangad meliputi berbagai aspek yaitu konstruksi dan perlengkapan, kemampuan, dan kelancaran kerja.
Metode dan teknik pengujian menggunakan metode uji laboratorium dan uji lapang dan menggunakan teknik pengukuran, pencatatan dan penghitungan serta pengamatan sehingga diperoleh data terhadap sampel uji coba dengan tolok ukur syarat-syarat tipe yang berlaku.
Mortir MO-3 dari spesifikasi yang dilapirkan dalam situs pindad.com, disebutkan punya panjang laras 1472 mm dan panjang rakitan bipod 960 mm. Untuk alat bidik, akurasinya mencapai 1 mil dengan berat 1,54 kg. Mortir dengan bobot keseluruhan 53 kg, punya tekanan kerja maksimum 1050 kg/cm2. Untuk jarak tembak maksimumnya 6.500 meter dan jarak tembak minimum 100 meter.
Sebagai Senjata Bantu Infanteri (Senbanif), selama ini kebutuhan proyektil mortir TNI di kaliber 81 mm sudah dapat dipenuhi oleh PT Pindad, sementara peluncur mortir masih mengandalkan produk impor. Seperti mortir produksi Salgat dengan jenis Tampella buatan Finlandia. Kemudian ada Type W87 buatan Norinco, Cina.
Baca juga: Type W87 – Ternyata Norinco Juga Pasok Mortir 81mm ke Indonesia
Di antara kaliber mortir yang tersedia, mortir paling populer adalah di kaliber 81 mm. Ada beberapa alasan mengapa mortir 81 mm sangat populer. Pertama, mortir 81 mm memiliki jangkauan memadai sehingga kru mortir ada di luar line of sight lawan, alhasil lebih sulit untuk dibalas, daya hancurnya luar biasa relatif terhadap ukuran kalibernya, dan mempunya bobot yang masih ideal untuk penggelaran berpindah-pindah.
Guna mendongkrak mobilitas, mortir 81 mm juga diadopsi ke dalam ranpur Anoa versi Mortar Carrier (APS-3 Mortar Carrier) disiapkan untuk memperkuat Batalyon Infanteri Mekanis. (Gilang Perdana)
ooo iya kalo 105 mm untuk batalyon infanteri bantuan tembangan enggak bisa flexibel. Brarti di 90 mm dengan jarak jangkau 9 km
kalo sudah disertifikasi naik kelas ke 105 mm dengan jarak 11.5 km