Update Drone KamikazeKlik di Atas

Dipilih Komando Operasi khusus AS, Inilah Sederet Keunggulan Bronco II

Sempat jadi bahan berita pada pertengahan 2018, kini nama Bronco II kembali mencuat setelah Komando Operasi Khusus AS – US Special Operations Command (SOCOM) berencana untuk mengakuisisi 75 unit Bronco II. Umpan tersebut rupanya langsung direspon oleh Leidos, kontraktor pertahanan asal AS yang akan membentuk Tim Bronco II, termasuk penyiapan fasilitas produksi komponen di Vertex Aerospace, Amerika Serikat.

Baca juga: Boeing Terjun dalam Proyek Pengembangan Bronco II

Bronco II secara desain mengambil ruh dari OV-10 Bronco yang pernah digunakan oleh TNI AU, terutama terlihat dari adopsi desain sayap ekor model “gawang” yang legendaris dan model kokpit tandem seat. Hanya yang berbeda, Bronco II menggunakan satu mesin di bagian ekor, sebaliknya OV-10 Bronco mengusung dua mesin turboprop.

Meski dilirik oleh Satuan Elite AS, sejatinya Bronco II adalah garapan perusahaan asal Afrika Selatan Paramount lewat anak perusahannya di AS yakni AHRLAC Aerospace Development Corp (AADC) dengan Fulcrum Concepts yang berbasis di Virginia, yang merilis prototipe Bronco Combat Systems (BCS) atau populer disebut Bronco II.

Rancang bangun Bronco II mengacu pada sosok pesawat yang sudah ada di Afrika Selatan, yakni Mwari dari Paramount Group. Debut Bronco II pun tak ingin melupakan peluang yang ada, pesawat dengan mesin pusher ini hadir untuk dipinang Angkatan Udara AS yang sedang mencari model pesawat serang ringan di masa depan.

Aviall, anak perusahaan Boeing yang dikenal sebagai manufaktur komponen pesawat menyatakan telah bergabung dalam mendukung rantai pasokan dalam proyek Bronco Combat Systems. Tidak itu saja, Boeing Aviall juga akan mendukung material dan suku cadang bagi Mwari di Afrika Selatan. Keterlibatan Aviall adalah sebuah syarat yang diajukan bila kelak pesawat ini disetujui untuk diakuisisi oleh militer. AS.

Lantas apa yang menarik minta US SOCOM hingga kepincut pada sosok Bronco II? Situs TheDrive.com menyebut, dari beragam hal yang menarik di Bronco II adalah adopsi modular bay pada bagian bawah kokpit. Modular bay dapat diisi dengan berbagai tools dengan bobot hingga 800 kg. Modul payload yang ‘menyatu’ pada fuselage pesawat ini dapat diisi dengan perangkat signals intelligence, medical supply, fuel drum dan kargo. Pihak Paramount menyebut ada rencana untuk menjadikan modular bay sebagai alternatif peran light air drop. Kabarnya, konfigurasi modular bay dapat diganti oleh ground crew dalam waktu dua jam saja.

Untuk mobilitas jarak jauh, tentu tak ideal untuk menerbangkan langsung Bronco II ke pangkalan aju. Untuk itu, satu unit Bronco II dirancang untuk bisa dibawa (dengan melepas sayap utama) menggunakan C-130 Hercules. Atau bila melewati jalan darat, Bronco II dapat dimasukkan ke dalam kontainer ukuran 40 kaki, dan relatif mudah untuk dirakit kembali.

Sementara untuk persenjaaan, Bronco II memang tak dilengkapi kanon atau senapan mesin organik seperti halnya OV-10 Bronco. Namun, sayap utama Bronco II dapat menggotong aneka roket berpemandu/non pemandu, rudal anti tank dan gun pod. Total ada enam hardpoint pada kedua sayap yang dapat di-setting untuk pemasangan berbagai persenjataan. Bronco II sudah dilengkapi perangkat sensor elektro optik berupa modul FLIR tepat di bawah hidung.

Baca juga: OV-10G+ Combat Dragon II – Lambang Supremasi Bronco dalam Jagad Pesawat COIN

Dapur pacu Bronco II dipercayakan pada mesin Pratt & Whitney PT6-66B berdaya 950 PS. Kecepatan maksimumnya 504 km per jam, ketinggian terbang hingga 9.450 meter, sementara jangkauan terbang hingga 2.130 km dengan endurance sekitar 7 jam. Seperi halnya Bronco klasik, Bronco II dapat dioperasikan dari landas pacu sederhana (tanah keras atau rumput) sepanjang 550 meter. (Bayu Pamungkas)

23 Comments