Dikaramkan Rudal Exocet MM40 Block 3, Inilah Riwayat KRI Karang Tekok 982
|Setelah dua tahun dalam penantian, akhirnya riwayat eks KRI Karang Tekok 982 telah berakhir pada hari Jumat, 30 Juni 2023, yakni setelah rudal anti kapal Exocet MM40 Block 3 yang diluncurkan dari KRI I Gusti Ngurah Rai 332 dengan telak menghancurkan eks KRI Karang Tekok 982 yang disiapkan sebagai target penembakan di Laut Jawa.
Tidak sulit bagi Exocet MM40 Block 3 untuk langsung mengkaramkan eks KRI Karang Tekok 982, pasalnya lambung kapal ini dibuat dari bahan fiberglass, ditambah bobot kapal yang relatif ringan.
KRI Karang Tekok 982 resmi dipensiunkan pada Jumat, 16 April 2021. KRI Karang Tekok 982 resmi dipensiunkan lewat upacara di Dermaga Tengah Mako Koarmada II, Ujung, Surabaya.
Meski kini nama KRI Karang Tekok 982 tinggal kenangan, tapi tahukah Anda, bahwa kapal tersebut adalah galangan Lurrsen (Fr. Lurssen Werft) di Bremen, Jerman pada tahun 1998. KRI Karang Tekok 982 adalah jenis kapal angkut personel yang diperoleh TNI AL sebagai bagian dari hibah dari PT ASDP Indonesia Ferry pada tahun 2005. Sebelum menjadi KRI, kapal ini bernama KFC (Kapal Ferry Cepat) Mahakam.
Identitas sebagai kapal cepat bukan sebatas label, lantaran KFC Mahakam ditenagai dua unit mesin diesel MTU 16V595 dan empat unit water jet, menjadikan kapal ini sanggup berlayar hingga 38 knots.
Karena fungsinya juga sebagai kapal angkut militer, maka kapasitas penumpang kapal ini dikurangi untuk memberi tempat bagi peralatan militer yang akan diangkut, dari kapasitas awal 925 orang menjadi 600 orang.
TNI AL melengkapi kapal ini dengan senjata anti serangan udara, khususnya pada KRI Karang Pilang dipasang dua pucuk kanon kaliber 20 mm. Proses modifikasi KRI Karang Pilang 981 dilaksanakan oleh Dock Ship Lift Divisi Kapal Perang PT. PAL. Karena fungsinya juga sebagai kapal angkut militer, maka kapasitas penumpang kapal ini dikurangi untuk memberi tempat bagi peralatan militer yang akan diangkut, dari kapasitas awal 925 orang menjadi 600 orang.
Sebagai kapal angkut, sejatinya kelengkapan kapal ini terbilang modern, di antaranya adopsi sistem pemadaman sentral otomatis dengan menggunakan smoke detector. Tidak perlu pemadaman manual dengan menggunakan CO2 portabel seperti yang diterapkan di kapal-kapal lama. Begitu pula sistem kemudi sudah memakai joystick.
Mengandalkan empat Mesin Pendorong Pokok (MPK) bertenaga water jet, memang dapat dicapai kecepatan maksimal hingga 38 knot, serta kecepatan jelajah 30 knot. Namun, kemampuan dalam kecepatan yang menjadi ciri khas kapal buatan Jerman ini, rupanya menjadi batu sandungan dalam hal operasional. Kecepatan kapal identik dengan borosnya konsumsi bahan bakar. Sementara jika kapal boros bahan bakar, maka gelar operasionalnya akan menjadi sulit, mengingat keterbatasan anggaran.
Untuk itu, diputuskan guna dilakukan downgrade pada sistem propulsi. Penggantian sistem propulsi dari empat MPK menjadi dua MPK Shaft Propeler adalah usaha untuk menghemat bahan bakar. Kecepatan kapal turun drastis dari 38 knot menjadi 18 knot, namun dari segi konsumsi bahan bakar solar dapat menghemat pemakaian dari 2 ton per jam menjadi 2 ton per hari. Kapasitas maksimal BBM adalah 54 ton dengan kemampuan jelajah kapal mencapai 926 km.
PT ASDP tak hanya menghibahkan KFC Mahakam ke TNI AL, ada kapal lain yang juga dihibahkan, yaitu KFC Ambulu yang diubah menjadi KRI Karang Pilang 981, KFC Serayu menjadi KRI Karang Banteng 983, KFC Cisadane menjadi KRI Karang Galang 984 dan KFC Barito menjadi KRI Karang Unarang 985.
Baca juga: Selamat Jalan KRI Karang Tekok 982, Kapal Angkut Cepat Buatan Jerman Berdesain Streamline
Di tangan TNI AL, statusnya diubah dari KFC menjadi KCAP (Kapal Cepat Angkut Personel) yang diawaki oleh 30 anak buah kapal dengan komandan berpangkat mayor.(Gilang Perdana)
mas @TN
nah iya, apakah bisa tercapai hal itu dengan kebijakan yang sekarang?, 90% sepertinya tidak, dana yang bejibun kebanyakan habis buat hal ngga penting, proyek proyek bagus semisal drone elang hitam dan bonefish usv, itu saja batal kan?, apalagi yang lebih mahal, mending senapan serbu seluruhnya diseragamkan ke seri SS-2, untuk pasukan khusus bisa HK-416 + AK-101&102/AK-104/105, sniper diseragaman ke pindad SPR, helikopter pakai NBell, CIWS diseragamkan ke millenium/type-730 buat kapal kecil. autocannon diseragamkan ke autocanon yugiimport m71, rudal anti kapal diseragamkan ke atmaca atau brahmos, nsm juga bisa kalau ngga kemahalan, APc diseragamkan ke Anoa, IFV badak, dsb
Mas Periskop,
Apalagi kalau kita lihat target TNI AL 2025-2044 ideal force, wuidih nilainya bisa lebih dari usd 60 billion lho itu.
pembelian alutsista ala es campur di tni kayaknya perlu dihilangkan, dana proyek selalu kurang dan hanya segelintir saja proyek yang bisa jalan dari seabreg yang diwacanakan, tak sedikit yang batal ditengah jalan, kalaupun masih berlanjut nunggunya lama baru ada hasil, beli kapal juga selalu ketengan, beli rudal sedikit, tapi jenisnya banyak, padahal spek mirip mirip, senapan, pesawat, dll juga sama aja atau hampir sama
Eks kapal karang unarang yg jadi km bawangung nusa juga baiknya jadi target juga, soalnya dah tenggelam di pelabuhan manado, dari pada dibiarkan kan
Eman2 ditenggelemin harusnya hibahkan ke daerah2 kepulauan terluar yg masih kesulitan sarana transportasi laut diturunkan lagi speednya spt kapal2 penyeberangan lain ganti mesin yg ramah bbm, tapi tahu apa saya ya? Baikan beli baru mungkin dah terlalu tua dan tak lulus uji laik laut makanya diluluskan uji laik dasar laut
Kurangi jumlah personel dan jumlah perwira non job di TNI, alokasikan anggaran utk gaji menjadi anggaran belanja dan pemeliharaan alutsista, tiru sistem US army
Selamat ALRI dalam latihan ArmadajayA penembakan rudal Exocet atas perintah Kasal/Mahadewa dg sasaran KRI Karang Tekok mengenai sasaran dan perlahan karam Bravo 👍👍👍
Dibanding kapal lain, untuk umur msh tergolong muda.
min, proyek pengadaan dengan turki yang tahun lalu kok ngga ada kabar ya?. yang terkait rudal atmaca, bora, sama hisar
Lebih hebat drone lancet