Dibekali Senapan Mesin dan Roket Anti Tank, Ukraina Gunakan Drone Pertanian DJI Agras T30 untuk Bertempur
|Ukraina secara terang-terangan menyatakan ‘bergantung’ pada pasokan drone dari DJI Technology. Di tangan para kreator, drone quadcopter sejenis DJI Mavic series telah terbukti berguna di medan peperangan berkat kemampuan FPV (First Person View). Bukan hanya oleh Ukraina, militer Rusia juga sedari awal memanfaatkan drone besutan manufaktur Cina ini untuk misi intai dan kamikaze. Namun belum lama ini terekam dalam postingan penggunaan drone yang lebih besar, yakni DJI Agras T30.
Baca juga: Perdana Menteri Ukraina: “Kami Sangat Bergantung Pada Drone DJI Mavic Buatan Cina”
Dari nama yang disematkan, DJI Agras T30 adalah drone pertanian, dimensinya yang besar memang dirancang untuk membawa muatan berupa 30 liter cairan atau payload seberat 30 kg. Secara teknis, DJI Agras T30 dengan muatan 30 liter cairan dapat melakukan pekerjaan penyemprotan area seluas 30 hektar hanya dalam waktu satu jam saja.
Drone khusus pertanian ini menggunakan teknologi pertanian Digital DJI, penggunaan Agras T30 diklaim dapat meminimalisir penggunaan pupuk dan juga dapat meningkatkan hasil pertanian yang lebih optimal.
Namun di tangan militer Ukraina, DJI Agras T30 nampak diubah perannya, payload yang dibawa bukan lagi hal yang terkait pertanian, melainkan berupa senjata, yakni senapan mesin Kalashnikov PKM kaliber 7,62 x 54 mm, dan sebuah roket anti tank Bullspike.
Sekilas tentang Kalashnikov PKM, dikenal sebagai senapan mesin regu yang punya jarak tembak efektif 750 meter. Kecepatan tembak PKM adalah 650 proyetil per menit dengan kecepatan luncur proyektil 976 meter per detik. Berat PKM tanpa amunisi sekitar 9 kg.
Sementara roket anti tank Bullspike adalah peluncur roket sekali pakai (disposable) yang dilengkapi dengan amunisi PG-22(AT), TB-22M(TB) dan OG-22M(AP). Senjata ini digunakan untuk melawan tank, peluncur artileri self-propelled dan kendaraan lapis baja lainnya serta menghancurkan tempat perlindungan ringan dan bangunan bata.
Bullspike punya kaliber 72,5 mm dan mampu menembus penetrasi lapis baja setelah 400 mm. Jarak tembak efektif senjata ini sekitar 150 meter dengan kecepatan luncur roket 100 – 133 meter per detik. Berat keseuruhan sistem Bullspike sekitar 3,8 kg. Yang artinya gabungan antara berat PKM dan Bullspike dapat diakomodir oleh spesifikasi DJI Agras T30.
Berat maksimum saat tinggal landas DJI Agras T30 adalah 78 kg, dimana berat drone tanpa baterai 26,4 kg. Dengan baterai berkapasitas 29.000 mAh, drone hexacopter ini dapat melesat maksimum 10 meter per detik dan ketinggian terbang maksimum 4.500 meter. Agras T30 ditunjang kamera FPV dengan resolusi 1.280 × 720 pada15 – 30 fps.
Bicara tentang jarak jangkau, DJI Agras T30 memang tidak dapat terbang terlalu jauh, jarak jangkau kendalinya drone dengan dual mode GPS+GLONASS ini dipatok 5 – 7 km, tergantung pada ketinggian terbang dan faktor lainnya. (Bayu Pamungkas)
Pemerintah Cina Membatasi Ekspor Drone Sipil, Inilah Spesifikasi yang Dibatasi
@Samsul: Harusnya kamu sajikan data yg valid untuk perbandingan. LFP memang murah dan bahannya banyak tersedia tapi LFP punya kelemahan juga yaitu baterai yg harus dibuat jauh lebih besar dari Baterai nikel dg jumlah daya yg sama, Kecepatan pengisian daya FLP juga jauh lebih lambat daripada Nikel dan yg terakhir FLP tidak cocok dioperasikan di suhu dingin dibawah -20 derajat. Itu artinya untuk penggunaan seperti drone di Ukraina yg sekarang sedang musim dinginnya bisa dibawah -40° sangat tidak efisien dipake disana kalo pake baterai FLP.
DJI MASUK TOP10 PERUSAHAAN YANG PALING BERPENGARUH DI DUNIA TH2023
Nah, yang nggak kalah sangat krusial adalah baterai penyimpan listrik sebagai sumber energi penggerak pesawat drone dan sistem elektronikanya. Penting tu. Pakai baterai berbahan utama Lithium Ferro Phospat atau Nikel? Dari berbagai literatur ternyata lebih murah yang pertama. Lebih efisien. Malah ada lagi baterai Natrium Ion. Lebih murah lagi.
Prajurit TNI udah dibekali kemampuan modif drone sipil belom?