Di Luar Kelaziman, Kapal Pelacak Rudal Balistik milik AS Tiba di Singapura
|
Belum lama ini, telah melintas kapal riset Cina Yuan Wang 6 yang merupakan kapal dengan kemampuan melacak satelit dan rudal balistik. Yang menarik, kapal itu melintasi Selat Sunda dari arah Samudera Hindia menuju Laut Cina Selatan. Entah ini kebetulan atau sebaliknya, Sabtu (17/4/2021), di luar kelaziman dan untuk pertama kalinya, telah tiba kapal pelacak rudal balistik milik Angkatan Laut Amerika Serikat di Singapura.
Baca juga: Yuan Wang 6 โ Kapal Pelacak Satelit dan Rudal Balistik yang Melintasi Selat Sunda
Dikutip dari alert5.com yang memantau dari Vessel Finder, diketahui USNS Howard O. Lorenzen (T-AGM-25) telah tiba di Singapura melalui Dermaga Tuas. Kunjungan dan melintasnya kapal-kapal perang AS di Singapura tentu sudah pemandangan yang tak asing. Namun, lain dengan kedatangan USNS Howard O. Lorenzen, pasalnya kapal riset ini biasanya tidak biasanya melintas di kawasan ekuator, melaikan dominan bertugas di Perairan Jepang untuk memantau serangkaian uji coba rudal balistik milik Korea Utara.
Berlabel USNS, kapal ini tidak dilengkapi persenjataan dan sebagian awaknya berstatus warga sipil, lantaran statusnya sebagai riset. Resminya USNS Howard O. Lorenzen adalah Tracking and Missile Range Instrumentation Ship. Ciri khas dari USS Howard O. Lorenzen yaitu kapal ini dilengkapi next generation active electronically scanned array radar system yang diberi label Cobra King.

Sementara nama Howard O. Lorenzen disematkan sebagai penghargaan kepada mendiang insinyur kelistrikan di Naval Research Laboratory (NRL) yang berperan penting dalam penciptaan kemampuan intelijen elektronik AS.
Situs naval-technology.com menyebut, radar Cobra King pada kapal pelacak rudal ini bekerja dengan mengintegrasikan antena X dan S-band, common radar suit controller dan peralatan tambahan lainnya. X dan S-band active arrays pada radar ini masing-masing memiliki berat 227 ton, menjadikan sistem radar ini mampu menyediakan data intelijen berkualitas tinggi dan resolusi tinggi.
Radar X-band akan digunakan untuk mengumpulkan data dari beberapa objek dari sasaran yang berbeda, sedangkan radar S-band akan digunakan untuk mengumpulkan data dari objek tertentu. Raytheon adalah pihak yang menyediakan radar X-band dan common radar suit controller, sementara radar S-band disediakan oleh Northrop Grumman.
USNS Howard O. Lorenzen dioperasikan di bawah komando Military Sealift Commandโs (MSC), kabarnya AL AS mempunyai tiga unit kapal dengan fungsi sejenis USNS Howard Lorenzen. Dari spesifikasi, USNS Howard O.ย Lorenzen punya panjang 163 meter, lebar 27 meter dan bobot penuh mencapai 12.640 ton. Diawaki 83 personel, USNS Howard O. Lorenzen dibangun oleh VT Halter Marine di Pascagoula, Mississippi. Diluncurkan pada 30 Juni 2010, baru pada 10 Januari 2012, kapal ini resmi dioperasikan.
Baca juga: USNS Kilauea, Kapal Angkut Amunisi yang Pernah Lakukan Jamming di Laut Timor
Kapal riset ini ditenagai empat mesin penggerak listrik diesel (DEP) MaK 12 M 32 C yang dipasok oleh Caterpillar Marine Systems. Setiap mesin memiliki kapasitas 5,5 MW dan berat 84,8 ton. Sistem propulsi tersebyt memberikan kecepatan hingga 20 knots. (Gilang Perdana)
Terlihat seperti kapal kecil namun setelah membaca panjangnya besar juga nih kapal
sunguh tertingal usa dari china.๐
Antena parabola vs radar aesa kok amerika tertinggal?
๐ก antena parabola vs radar aesa๐ฒ๐ณ๐ฎ๐ญ๐ญ๐ญ
kok gitu ya jadi nya๐
padahal engak gitu kan perbandingan nya.
antena kok dibandingakan dengan radar aesa๐คฃ
Gini Dhek Afif, Kapal Yuan Wang 6 itu memang pake radar yg bentuknya Antena Parabola buat deteksi satelit, roket peluncur satelit dan mungkin juga ICBM. Kenapa disebut mungkin, karena radar kapal China masih pake gelombang rendah buat deteksi. Keuntungan gelombang rendah itu biaya rendah, mudah buat perawatan nah kalo kelemahannya itu kurang akurat kalo dipake mendeteksi obyek yg terbang tinggi dan jauh jaraknya apalagi kalo secara real-time. Beda dengan punya kapal US Navy,mereka udah pake advanced AESA yg bisa mendeteksi obyek dari jarak jauh dan tetap bisa dilakukan secara real-time. Itulah keunggulan kapal US Navy dibanding punya China. Gimana, paham Dhek Afif??.
Maksudnya si mbah gatol mau jelasin biar keliatan pinter, gak taunya malah tambah koplaknya.
Betul kata bung @Alif, masa antena parabola dibandingkan dng radar AESA, kok kebangeten koplaknya.
itu sama dng Tempe mendoan kok dibandingkan dng Roti gandum dimana ketemunya. Bisa dimengerti sampe disini ya mbah gatol?. Ilmu kasir minimarket kok bahas ilmu teknik…๐๐
Ya. Salaamm…๐คฃ๐คฃ๐
@Rukimin, lah radar AESA kan isinya juga antena, dikira isinya martabak terang bulan?? Sekarang yg sok pinter siapa coba??
karena radar kapal China masih pake gelombang rendah buat deteksi. Keuntungan gelombang rendah itu biaya rendah, mudah buat perawatan nah kalo kelemahannya itu kurang akurat kalo dipake mendeteksi obyek yg terbang tinggi dan jauh jaraknya apalagi kalo secara real-time.
๐๐ค๐ค
maaf nih sebelumnya ya kak sugi saya pengal kata katanya biar rda jelasan.
gelombang rendah biyaya rendah itu apa sih maksudnya?
ada ada aja nih kak sugi๐
kurang akurat dalam mendeteksi objek yang terbang tinggi,,ini lebih engak jelas lagi.
yang kita tau kapal china khusus mendeteksi satelit yang beredar di luar angkasa dan itu bukan sekedar ketingian lagi kak.
kalou maslah dia akurat apa tidak nya ya china dan amerika sendiri lah yang tau๐ kan kak sugi sendiri yang bilang kalou itu rahasia๐ฉ๐ค
Gini Dhek Afif, pada dasarnya Radar AESA itu mengandung antena radio pemancar dan receiver seperti halnya antena parabola milik kapal China, Yuan Wang yg dibahas pada artikel sebelumnya. Yg membedakan adalah antena pada radar AESA itu antenanya sudah diperkecil menjadi ribuan unit dalam satu wadah dan tiap antena ini bisa memproduksi berbagai macam spektrum gelombang secara bersamaan dan diacak dengan sangat cepat dg menggunakan gelombang tinggi. Beda halnya pada kapal China yg tiap antena parabolanya hanya bisa menghasilkan satu frekuensi gelombang dan itu akan sangat rawan untuk dijamming. Itulah kenapa radar AESA yg banyak tapi kecil dan rumit ini membutuhkan biaya pembuatan, operasional dan perawatan yg lebih tinggi dibandingkan dg radar antena parabola milik kapal China.
Setiap satelit pasti akan memancarkan gelombang untuk memberikan data posisi, kontrol maupun input dan output data tangkapan sesuai misi. Makanya kapal pencari jejak satelit seperti kapal China Yuan Wang atau USNS Howard O Lorenzen ini masih akan bisa mendeteksi terlepas apakah mereka bisa mengenkripsi data yg disebarkan oleh satelit tsb atau tidak, kalo satelit sendiri sih bisa kalo punya orang apalagi kalo itu satelit mata-mata dan militer jelas lebih susah. Jadi pada dasarnya jika dalam mode pasif mereka akan mampu mendeteksi gelombang radio dari satelit yg terbang dari jarak puluhan ribu km, tapi itu hanya berlaku sampai batas sudut penampang antena tersebut. Beda halnya dengan ICBM yg ketika sudah diluncurkan akan jarang mengeluarkan jejak radio, makanya kalo pake mode aktif menjejak rudal balistik itu akan susah karena pada kapal China tsb masih memakai gelombang rendah untuk mendeteksi. Sedangkan pada kapal USNS, mereka sudah pake radar AESA yg kekuatan frekuensi, panjang gelombang dan jenis frekuensi yg digunakan secara bersamaan memungkinkannya untuk melacak obyek seperti ICBM juga secara real-time.
Maaf kak sugi…..bolehkah saya dibagi link nya kalo Yuan Wang 6 menggunakan radar frekuensi rendah ๐คท
Karena setau saya sampai saat ini, cina tidak merilis spesifikasi sensor bahkan platform kapal nya……tapi entah juga kalo kak sugi punya akses khusus ๐๐๐
Penjelasan mbah.gatol cukup panjang dan jelas. Maksudnya sdh panjang namun tambah jelas koplaknya..๐๐
Saran saya mbah, pelajari lg fungsi antena parabola yg fungsi radar, sebelum kebablasan ngawiurnya.
Sedikit bocoran aja ya mbah, diartikel yg lalu sdh dijelaskan dari judulnya yg terang benderang.
https://www.indomiliter.com/yuan-wang-6-kapal-pelacak-satelit-dan-rudal-balistik-yang-melintasi-selat-sunda/
Tp ada bagusnya jg penjelasan mbah gatol.mendoan ini. Mungkin nanti para pembaca Indomiliter.com bisa mengganti antena parabola dirumah dng radar Aesa…๐๐
Ya Salaamm…๐คฃ๐คฃ๐คฃ
Ane yakin ente yg gak paham Ama artikel itu. Ente kan cuman asal ngasih link tuh Yuan Wang pake radar apa biar bisa mendeteksi satelit dan rudal balistik, gimana cara kerja tuh radar dan gelombang apa yg dipake. Kalo cuma ngasih link artikel aja Dhek Huha Ama Mbah Bowo juga bisa Rukimin.
kalou gue malah engak yakin kalou hanya liat tampilan luarnya aja…dimana bentuk antena atau apalah itu namanya…seperti contoh diskusi diatas…karna menurut gue usa belum tentu pakai aesa dan vhina belum tentu pakai pesa…karna speksifikasi barang pribadi engak mungkin diumbar keluar jadi rahasia masing masing….sedang bentuk antena mungkin lembih cendrung pada misi khusus karna menurut gua setiap bentuk pasti ada kelebihan dan kekuranganya…tingal dimana mau di pakai kelebihan tersebut…seperti contoh antena mirip parabola itu memang khusus untuk pemancar dan penagkap signal yang umum dipakai baik sipil maupun militer bahkan nasa masih pakai antena tersebut…!!!
Saya ikut menyimak obrolan antara mas afif dan kak sugi……..๐ค
Dimasa lalu ketika teknologi radar utk pelacakan satelit, rudal balistik atau rudal interkontinental belum semaju sekarang, maka platform kapal pendeteksi satelit menggunakan 2 metode untuk memantau obyek yg ingin dipantau: pasif dan aktif…..pasif dg “teleskop radio” dan aktif dg radar ๐คท
Maka kapal2 utk tugas ini spt milik china, rusia atau perancis dicirikan dg jajaran antene parabola (baik itu radar atau teleskop radio) dari depan ke belakang.
Teleakop radio untuk menyadap signal satelit yg masih aktif sementara radar utk mendeteksi secara visual (tampilannya) sosok sang satelit, rudal balistik, rudal icbm atau pecahan muatan rudal rudal balistik setelah re entry memasuki atmosfer ๐คท
Jadi pada dasarnya ada 2 komponen utama utk mendeteksi satelit dan rudal …..yaitu teleskop radio dan radar, walaupun sosok antenenya sama โ๏ธ
Waktu berjalan dan.perkembangan teknologi radar aesa maupun non aesa (sepeti weibel MFTR) semakin maju, resolusinya makin tinggi (bisa mendeteksi satelit, rudal maupun pecahan hululedak nya) dan ukuran antenenya pun makin ringkas ……sehingga fungsi teleskop radio yg ukurannya gigantis mulai ditinggalkan pada platform kapal pendeteksi satelit dan rudal masa kini, dan hanya ditempatkan sbg stasiun bumi.
Kapal2 survey terbaru sejenis ini….baik milik amerika maupun india hanya mengandalkan pada kemampuan radar yg makin ciamik dan tidak membutuhkan platform pengusung yg berukuran besar ๐ค๐ค๐ค
engak juga tuh dek paijo…coba dicek lagi deh jangkawan type type antena baik keungulan maupun kekuranganya…seperti saya contohkan diera radar aesa makin berkembang tapi pesa tidak ditingalkan begitu saja…semisal pengembangan radar untuk mendeteksi tehnologi stealth…jadi bisa dibilang tehnologi jadul mungkin tidak sepenuhnya inperior tergantung pengembangan dan kegunaaan nya…seperti contoh diatas apa iya china pakai frekwensi rendah dengan radar pasiv nya kalou hanya cuma lihat rujukan dari bentuk antena nya saja…dan apa bila iya apakah lebih inferior…kan itu belum tentu…karna keduanya belum sama sama di adu dan dilombakan…๐
๐๐๐: typo…..sudah diralat ya ๐ค
“…….sementara radar utk mendeteksi jarak, posisi, bahkan secara visual (tampilannya) sosok sang satelit, rudal balistik, rudal icbm atau pecahan muatan rudal rudal balistik setelah re entry memasuki atmosfer ๐คท”
@Paijo, Yupz kapal China tsb menggunakan Teleskop Radio dan dan radar yg menggunakan gelombang rendah atau biasa di rentang HF/UHF. Makanya seperti yg saya sebutkan diatas radar tersebut akan sangat rawan dijamming bahkan dg radio amatir biasa.
@ Sales, sebenarnya ada banyak yg masih bingung antara radar pesa, radar gelombang rendah, dan radar pasif. Pada dasarnya, radar pesa masih menggunakan frekuensi gelombang tinggi dalam mendeteksi obyek yg dicari dan jumlah antenanya juga sama banyaknya dg radar AESA bergantung seberapa banyak antena/array yg dipasang. Yang membedakan adalah pada radar pesa, semua antena pemancar hanya bisa menyalakan 1 macam frekuensi gelombang dalam satu waktu sedangkan antena pada radar AESA mampu memancarkan berbagai macam frekuensi gelombang pada satu waktu. Radar gelombang rendah seperti pada teleskop radio atau radar OTHT/OTH itu punya panjang gelombang yg lebih tinggi sehingga mampu mencapai wilayah yg lebih jauh dg daya yg lebih rendah. Ibarat kata ketika berada di pinggir kolam yg luas sekitar beberapa meter dan ditengah kolam ada pagar yg membatasi pandangan kita tapi tinggi pagar hanya beberapa centimeter dari permukaan kolam, jika ada benda yg mengapung diseberang kolam dan jika kita menyentuh air kolam sekali untuk membentuk riak maka riak tersebut akan memantul kembali tapi dg waktu yg lama dan bentuk gelombang yg sangat kecil tapi hasil dari gelombang yg memantul akan memberikan bukti bagi kita kalo ada obyek yg mengambang diatas kolam di seberang pagar. Jika kita membuat riak dg kecepatan tinggi, kita mungkin membutuhkan energi/tenaga yg lebih besar, tapi dg jarak yg jauh sangat mungkin kita akan jauh kesulitan mendeteksi adanya obyek dibalik pagar, gelombang dg frekuensi yg sangat rapat baru akan bisa memantulkan gelombang ketika berada ditempat yg dekat dg kita. Sedangkan gelombang pasif lebih ditujukan untuk menerima emisi gelombang yg dipancarkan oleh obyek tertentu. Untuk itulah pesawat siluman akan lebih mudah dideteksi dg radar gelombang rendah seperti radar UHF/HF dan radar pasif, sedangkan ketika mendekati target, radar seperti aesa dan pesa serta infra red yg akan digunakan untuk mencari pesawat siluman lebih intensif.
teori nya engak perlu dijabarkan panjang lebar kayak gitu dek gato…karna malah buat rancu pada sistem radar mengunakan type antena….singkatnya gini yak dek…pengunaan type antena type parabola diatas masih belum tergantikan dalam bidang memancarkan signal atau menerima signal baik militer maupun sipil di luar angkasa…dan itu masih digukan sampai saat ini bahkan nasa sekalipun…terus masalah aesa pesa itu saya kurang paham kegunaan nya diluar radar umum apalagi untuk luar angkasa…jadi saya nocoment lah…!!!
coba kasih link atau contoh radar yang digunakan diluar atmosfer atau luar angkasa jadi lebih mantab gitu kali yah๐
Teorimu kepanjangan Mbah gatol. Tp spt biasa ngepot sana sini.
Pertanyaannya, antena parabola dirumah tetangga ente apa bisa diganti pake radar AESA.? Kan sama2 ada antenanya jg mbah…๐๐
Ya. Salaamm…๐๐๐
Tumben kak sugi sok akrab sama gue….padahal biasanya galak, suka marah, sesuai namanya @sugito_sukamarah ๐๐๐
Eitsssss, tar dulu….jangan berlindung dibalik komen ane, padahal komen ente jelas beda sama ane ๐
Satu hal yg seharusnya mendukung komen ente bahwa radar cina bekerja pada frekuensi rendah…..adalah dengan menunjukkan link nya ๐คท
Karena yg ane pahami tentang radar pendeteksian satelit, rudal dll bertolak belakang dg argumen anda……@kak sugi ๐ค
Maaf ya jangan dianggap ane sombong……cuma biar clear aja yg dibahas ini ๐
@Paijo, yah gak masalah kan kalo ane dukung komen ente selama isi dan arahnya menurut ane tepat. Gak melulu harus kontra juga kan. Kadang ane juga sependapat ama komentar Rukimin yg kadang sok lucu tapi gak lucu dan sok belagak culun padahal gak tau beneran paham apa enggak
Gak seberapa penting kak sugi mau mendukung komen siapa…..karena orang bebas berargumen asal masuk akal ๐คท
Dan dalam topik diatas…..argumen kak sugi kebolak ๐ฑ๐ฑ๐ฑ
Lantas kok masih bisa berargumen panjang x lebar ๐…..padahal logikanya ga masuk ๐ฃ
Buat mantau china kalo2 merudal SG.. Tp dampaknya ke batam jg.. ๐
Alamax semakin mawas diri
Dulu uni Soviet punya kapal SSV 33 Ural yg fungsinya sbg kapal intelejen dan pelacak rudal sayangnya sudah dipensiunkan.apa Rusia sekarang sudah punya pengganti kapal SSV 33 Ural.
Ada bung
Namanya kapal Proyek 18280 Yuri Ivanov class,
Oh yg kapalnya bawa tiang jemuran Segede gaban itu yah.
Tampilannya kok malah kyk fregat / destroyer ? Radome / radar tracking nya d taruh dmn sih ?
Itu lho mas……2 kotak putih dibelakang cerobong asapnya ๐คท
Yg kotak atas adalah radar X band dan yg bawah S band nya …..mereka tidak dilindungi dg radome karena dimensi antenanya yg besar….mau seberapa besar pulak nanti radomenya
Eeeiiittt…jng lupa mbah gatol,
Kapal Yuri Ivanov class ini bisa menjejak pesawat hipersonik, senjata presisi, seperti hulu ledak yang diluncurkan, maupun peluru kendali jelajah dari semua jenis pangkalan peluncuran musuh, termasuk arah sasarannya. Semuanya akan “terlihat” jelas spt siaran live.
Kayanya punya AS yg ini blom bisa dech mbah, andalannya cuma radar cobra king yg mirip papan iklan pinggir jalan yg suka tumbang itu mbah ..๐๐
Ya. Salaamm…๐คฃ๐คฃ๐
Kalo soal mendeteksi rudal Hipersonik pake AEGIS juga dah cukup Dhek Rukimin, orang tuh rudal cepet banget Ampe ninggalin jejak panas gitu. Lagian kasihan banget Rusia buat kapal kayak gitu cuman buat deteksi Rudal hipersonik padahal cuman ada 2 biji yg 2 lagi aku tau kapan mau dibuat. Emangnya Poytr Velikiy Ama Admiral Gorshkov gak bisa deteksi ya?? Hhhhhhhhhhh
Eeiittt…jng salah mbah gatol. AEGIS gak bisa deteksi dr pangkalan mana dia diluncurkan, apalagi klo yg mau diluncurkan dr kapal selam, gak bakalan mudeng tuh AEGIS yg sdh jadul mbah.
Klo si Yuri Ivanov sdh bisa mendeteksi, dr pangkalan mana, dr kapal mana bahkan dr kapal selam yg berada dimanapun, begitu mbah gatol mendoan.
Dan jng salah mbah, kapal ini akan dibangun 4 unit utk 4 armada. 2 sdh bertugas dan 2 lg dlm tahan penyelesaian. Mbah gatol mendoan ketinggalan jauh banget beritanya..๐๐
Ya Salaamm..๐คฃ๐คฃ๐
Dhek Rukimin, kalo mau ngibul tuh kiat-kiat Dhek. Kecuali tuh kapal punya koneksi langsung ke satelit indraja dan punya dalam jumlah banyak mustahil sebuah kapal bisa mendeteksi dari mana sebuah rudal diluncurkan kalo jaraknya ratusan atau bahkan ribuan km seperti rudal hipersonik. Itu karena lengkung bumi Dhek jadi gak bakal bisa melihat Ampe jarak jauh kecuali manfaatin Ionosfer buat mantulin frekuensi radio gelombang rendah kayak radar OTHT macam Voronezt. Masalahnya frekuensi kayak gitu punya akurasi yg rendah. Coba kalo mau ngibul disertai data dan fakta dulu.
Ralat: liat-liat.
Inilah susahnya menjelaskan ke orang tua yg selalu ketinggalan berita tp suka ngeyel.
OTHT itu khusus utk rudal yg sdh diluncurkan mbah.
Tp kapal ini lebih spesifik lg utk melacak dr mana sumber peluncurannya. Kalo dikasi data dan link, pastinya si mbah tetap ngepot spt biasa dlm perdebatan kita dng alasan klaim sepihak. Jd saya kasi kata kuncinya saja ” Sumber pelucuran Rudal “. Biar mbah usaha cari sendiri. Masa hare gene cuma taunya OTHT aja mbah..๐๐
Ya Salaamm..๐๐๐
Dhek Rukimin, itu cuman kapal SIGINT Dhek, hanya bisa nguping sinyal musuh. Kalo mau tau posisi musuh dari sinyal yg ditangkap. Dan itu gak bisa buat mendeteksi tempat yg sangat jauh Ampe ribuan km. Emang nih kapal bisa berlaku buat mendeteksi dan mentrekking serangan udara yg datang termasuk rudal tapi sekali lagi, itu hanya bisa dilakukan Ampe batas radarnya.
Nih ane kasih linknya kalo ente males buat nyari sumbernya: https://www.naval-technology.com/projects/yuri-ivanov-project-18280-class-intelligence-gathering-vessels/
Kalo memperkirakan mungkin, kalo ngelacak Ampe tau sumbernya dan jenis apa yg meluncurkan rudalnya jelas sangat susah, ini kaitannya kalo pake rudal hipersonik loh karena jangkauan rudal hipersonik itu ribuan km kecuali Khinzal. So, coba kalo ngibul pake nalar dikit lah. Kasihan yg Laen yg belum paham.
Ternyata penasaran juga si mbah dng kata kunci yg ane sodorin.๐
Mbah gatol jng pake rujukan link itu. Link itu cuma bahas kulitnya saja. Tp link situs yg berbahasa Rusia. Disitu dibahas detailnya mbah, walaupun tdk mungkin sedetail banget namun sangat jelas menggambarkan fungsi kapal itu. Sengaja linknya gak saya tampilkan biar tambah semangat si mbah gugling..๐. Soalnya klo langsung ditampilkan akan nambah keunggulan skor saya jd 11 – 0 terhdp mbah gatol.
Kalo dibuat hanya satu unit lalu harus mengcover seluruh permukaan bumi yg bulat tentulah gak mungkin mbah. Makanya minimal rencana pembuatan itu sebanyak 4 unit yg akan disebar di Armada Utara, Armada Pasifik, Armada Baltik, dan Armada Laut Hitam, tempat musuh potensial Rusia.
Masa gak mikir sampe kesitu mbah. Dan ini bukan ngibul mbah. Tp meluruskan berita yg sdh dibelok2an mbah gatol agar yg blom paham makin mengerti dan tau mana yg suka ngepot jawabannya..๐๐
Ya Salaamm..๐๐๐คฃ
Ini Kebetulan apa kebetulan ?
Bikin aja antena dari tutup panci
Seperti sedang memperebutkan layang2 putus… mungkin mereka sedang tracking barang yang sama…
Buat @Paijo, @Sales, @Rukimin
Ini salah satu alasan radar AESA lebih baik dari radar lama dg antena tunggal yg sama dg yg dipake oleh radar/teleskop radio: “Unlike the original model for radar systems which featured a single antenna, phased array systems rely on a grid of antennas to transmit and receive signals.
With the old system of one large antenna, it was difficult to focus and direct the signal being put out. Rather than transmitting in one direction, the signal would output in all directions”.
Ini linknya: https://radausa.com/blog/pesa-radar-vs-aesa-radar
Lha ngapa pake gelar dagangan kalo ga relevan dg komenan diawal yaaaak……๐๐๐
Harap maklum….bung sugimura jejerin link biar keliatan pintar sambil berharap gak ada yg paham apa isinya ๐คซ
Itu link buat penguat fakta Dhek, kalo tuh kapal “kemungkinan” pake low frequency didasarkan dari antena yg dipake dan obyek yg bisa dideteksi.
Emang ada ane nanya kak sugi ttg perbedaan radar non aesa vs radar aesa……..kok nama ane dibawa-bawa๐๐๐
Padahal ane bertanya mana linknya kalo kapal Yuan Wang pake “radar Low Frequency”……..itu saja pertanyaanya, karena argumen kak sugi agak gak masuk dilogika menurutku ๐ค
Jawaban buat Dhek Geseh, Belum ada data Kapal Yuan Wang pastinya pake gelombang frekuensi apa saja. Ane menganalisisnya dari bentuk radarnya dan obyek yg bisa dideteksi yaitu satelit,pecahan roket, dan rudal balistik. Dari beberapa fakta diatas, “kemungkinan besar” menurut ane, kapal tsb pake low frequency seperti yg dipake pada teleskop radio untuk mengawasi obyek luar angkasa dekat bumi. Kapal sejenis yg dari Uni Soviet juga menggunakan gelombang HF yg masih dalam batasan low frequency. Gitu Dhek Geseh.
“Gak usah marah-marah dong kak sugi ๐………..nanti kalo habis makan
Ane kasih tau dimana letak salahnya dari awal ๐ค๐๐ค”
๐ทAne menganalisisnya dari bentuk radarnya dan obyek yg bisa dideteksi yaitu satelit,pecahan roket, dan rudal balistik. Dari beberapa fakta diatas, โkemungkinan besarโ menurut ane, kapal tsb pake low frequency seperti yg dipake pada teleskop radio…..๐ท
Yah, ane rasa ada yg salah sama yg ane sampein. Gak mesti tuh radar kapal China pake low frequency gitu juga dg radar AESA punya USA.
Nah…gitu donk mbah gatol.
Klo sdh banyak serangan, baru deh ngaku…๐๐๐
Ya. Salaamm..๐๐
ya itu harus diakui kalou agato memang seorang yang mampu menerima masukan dan pendapat orang lain…๐๐๐๐คถ
Baiklah….biar yg bingung ga semakin bingung ๐คท
Jadi salah pemahaman yg mendasar terletak pada argumen dari awal (seperti kutipan komen di bawah…..dan di lanjut lagi pada komenan kedua utk mas @afif)๐, bahwa sensor utama milik yuan wang utk mentracking satelit, rudal balistik dan rudal icbm adalah ๐: “Radar Low Band/Low Frequency……yang bisa bekerja secara aktif dan pasif” โ๏ธ
Padahal yuan wang menggunakan “2 sensor utama” yaitu teleskop radio dan radar……diluar bermacam instrumen pengukuran lainnya.
Kita mulai dari “teleskop radio” ๐ค
Kalo di kapal selam atau fregat ASW terdapat alat yg bernama “Towed array”…..maka teleskop radio bekerja dg prinsip yg serupa.
Towed array yg adalah sensor pasif, jika dijulurkan dan “menjuntai” hingga kedalaman +/- 500 m, dia akan mencapai sebuah fenomena yg disebut sbg “kanal suara bebas hambatan” shg bisa mendeteksi pergerakan kapal selam lain hingga jarak yg sangat jauh.
Begitu juga dengan yuang wang ini….saat dia beroperasi “dilautan lepas” yg jauh dari “kebisingan” elektromagnetik yg ditimbulkan oleh berbagai sumber yg berasal dari darat, maka sensor pasif ini bisa mendeteksi sinyal elektromagnetik yg berasal dari satelit yg masih aktif yg jaraknya sangat jauh ๐ฑ
Lalu lanjut ke radar nya….yuan wang membawa misi utk mentracking satelit, rudal balistik, rudal icbm……dan yang paling menantang adalah mentracking rudal icbm yg “berhulu ledak ganda/mulipel” yg akan memisahkan diri dari roket pembawanya setelah mencapai apoge ๐ญ
Maka radar yg sesuai utk tugas sepeti ini (utamanya bisa mendeteksi rudal icbm berhulu ledak ganda) adalah radar yg bekerja pada frekuensi : Tinggi ~ medium (X ~ L band)…..๐๐๐ karena yg dibutuhkan adalah resolusi dan jangkauan deteksinya โ๏ธ
Lazimnya kapal sejenis yuan wang akan mengandalkan radar yg bekerja pd rentang frekuensi : X ~ S band ……karena radar L band (seperti Thales Smart L EWCC, walaupun jangkauan deteksi nya sangat jauh, namun tetap masih kesulitan utk membedakan mana dari (beberapa) hulu ledak yg memisahkan diri dengan roket pendorongnya atau barangkali ada serpihan material lain didekatnya ๐ฐ๐
Taunya dari mana kalo radar yg sesuai utk tugas ini adalah yg bekerja pada rentang frekuensi : X ~ S band (dan bukan yg Low band), bukan dikenali dari sosok fisiknya …..tapi dari teorinya memang begitu ๐ค๐๐ค
Maka kapal sejenis milik amrik, mengunakan kombinasi radar : X dan S band……begitu juga india yg sedang membangun kapal.serupa juga akan menggunakan radar : X dan S band ๐คท
Lalu bagimana dg yuan wang ๐ค…….teteup sama, diapun menggunakan radar medium frequency (kombinasi C dan S band) โ๏ธ
Lha taunya darimana ๐…….tentu saja tidak minta brosurnya ke showroom mobil ๐๐๐ค
โ๏ธโ๏ธSugimura Agato 18/04/2021
Gini Dhek Afif, Kapal Yuan Wang 6 itu memang pake radar yg bentuknya Antena Parabola buat deteksi satelit, roket peluncur satelit dan mungkin juga ICBM. Kenapa disebut mungkin, karena radar kapal China masih pake gelombang rendah buat deteksi. ๐๐
yang ditanya dan di diskusikan adalah pengunaan radar dan frekwensi pada kedua kapal dek…kalou perbedaan radar aesa dan pesa saya juga paham tapi sebatas radar untuk umum seperti pespur kaprang… tapi untuk jangkawan jauh apa lagi luar angkasa itu yang saya engak tau…๐ karna itu saya tanya…apa iya kapal china pakai frekwensi rendah dan apa iya lebih inperior…???
dan apa iya usa makai radar aesa dan apa iya lebih superior…???
kan gitu dek…bukan malah melebar dengan penjelasan teori radar dasar aesa pesa…karna belum pasti jeroan kedua kapal tersebut…jadi fokus saja pada keungulan type pemancar dan penerima gelombang(antena nya saja)….kan gitu dek…
dimana kata yang nyangkut coba kasih pengalanya om agato๐
Dan ini link panjang gelombang antara radio, UHF dan L band hingga W band: https://solarsystem.nasa.gov/basics/chapter6-3/
Ini buat yg tanya panjang gelombang teleskop radio tuh berapa: https://www.britannica.com/science/radio-telescope
Lantas apa hubungannya link ini dengan kapal yuan huwang yg kak sugi bahas tempo hari……..๐ค
yang jelas ilmuan china belum tau nih jadi dia kasih link untuk jinping…๐ kali yah…yasalaammmm
Sumber https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teleskop_radio