Di Korea Selatan: F-35A Lightning II Mengalami 234 Kesempatan Tidak Siap Terbang dalam 18 Bulan
|Meski Lockheed Martin kebanjiran order atas pesanan jet tempur F-35 Lightning II, namun masalah terkait penempur stealth itu juga lumayan banyak, bahkan berpotensi mengganggu tingkat kesiapan tempur bagi operator negara pengguna. Berita terkini datang dari Korea Selatan, Negeri Ginseng itu telah menuntaskan akuisisi 40 unit F-35A pada Maret 2022 lalu, dan ada keinginan dari pihak angkatan udara untuk penambahan 20 unit lagi. Tapi ada pernyataan dari anggota parlemen Korsel yang harus dicermati tentang kasus pada armada F-35A.
Baca juga: Korea Selatan Ajukan Proposal Penambahan 20 Unit F-35A Lightning II
Mengutip sumber dari Kantor Berita Korea Selatan – Yonhap News Agency (4/10/2022), anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat, Shin Won-sik menyakatan bahwa jet tempur F-35A Angkatan Udara Korea Selatan mengalami kondisi tidak siap operasional sebanyak 234 kesempatan selama periode 18 bulan, yaitu sampai Juni 2022. Shin Won-sik yang mendapatkan informasi dari pihak angkatan udara mengatakan, bila salah satu sebab yang mengemuka karena adanya malfungsi.
Shin Won-sik menambahkan, bahwa selama periode itu terdapat 172 kasus yang menyatakan F-35A harus menjalani temporary grounded, dan 62 kasus di mana jet tempur dapat terbang tapi tidak dapat melakukan misi tertentu.
Shin mengungkapkan dari data tersebut, Ia menekankan militer Korea Selatan harus melakukan upaya keras, bukan hanya untuk memperkenalkan sistem senjata canggih seperti itu, tetapi juga untuk bisa mempertahankannya. Shin prihatin bahwa jet tempur generasi kelima itu hanya dapat melalukan misi rata-rata hanya 12 hari per tahun, dan 11 hari pada paruh pertama tahun ini.
Sebagai perbandingan, jet tempur generasi tua seperti F-4E Phantom dan F-5 Tiger hanya mengalami temporary grounded masing-masing 26 dan 28 kali, selama periode 18 bulan. Menanggapi pernyataan Shin Won-sik, pihak AU Korea Selatan mengatakan tidak ada masalah dalam menjaga postur kesiapan tempur F-35A, di mana jet tempur stealth ini dapat memenuhi tingkat operasional 75 persen.
Baca juga: Pasca Temporary Grounded, Korea Selatan Umumkan Operasional Penuh Armada F-35A Lightning II
Angkatan Udara mengatakan tidak ada masalah dalam menjaga postur kesiapan tempur, karena F-35A dapat memenuhi tingkat operasi target mereka sebesar 75 persen. Sumber internal angkatan udara mengakui ada masalah dalam memperoleh suku cadang dari pabrik, terutama dari ditemukannya cacat yang diidentifikasi dalam model part yang baru diperkenalkan. (Gilang Perdana)
“Jatuh di medan perang tuh udah biasa” lah pesawat U.S enggak banyak di tembaj jatuh pas operasi badai gurun 1991 ini mah pesawatnya aja jattuh karena terbang rendah ya wajar aja Rusia gak bisa niru air supeioritynya U.S
Salah Ruskies juga semikonduktor saja masih ngimpor. Harga naik drastis karena sanksi bikin calon pembeli mundur teratur
@TN
Alasan Amriki ngeyel menolak penawaran kita untuk F-35 karena kita sendiri yang emoh mengaplikasikan Link 16 Phase V dan lebih condong Link 16 Phase III
Pesawat super sekali siluman
Berita yang menyedihkan bagi para yankee nusantara.
jatuh di medan perang biasa mas, ini belum perang aja udah kaya gitu
Dih halu banget pikiranmu tuh Sukhoi aja banyak yang jatuh di Ukraina apalagi udah kebongkar teknologi udah bocor semua ke U.S mana ada negara yang mau beli
kalau ga embargo sana sini serta bersaing sehat dalam penjualan ga bakalan laku nih barang
Monkey model kah?
Jadi udah bener itu Amrik nyaranin kita untuk ambil Viper saja daripada F35.
Viper minim masalah, cpfh irit, logistik suku cadang banyak tersedia.
Udah tau banyak masalah kok maksa, yang dikit masalah mau pesan berapa saja pasti dikasih asal bisa bayar.
Faktor siluman itu hanya ilusi yang mahal hanya untuk gagah-gagahan saja.
Kalo hanya untuk mempertahankan wilayah NKRI dan ZEE saja 6 skadud Viper cukup.