Dassault Aviation dan PT DI Lakukan MoU untuk Offset dan ToT Atas Pembelian Rafale
|Setelah Kementerian Pertahanan RI menyepakati aktivasi kontrak pembelian 6 dari total 42 jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation, lantas yang menjadi pertanyaan netizen adalah bagaimana dengan klausul ToT (Transfer of Technology), maklum ToT sudah menjadi amanat undang-undang terkait pengadaan alutsista dari luar negeri. Dan menjawab hal tersebut, Dassault Aviation rupanya telah menggandeng PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk kerja sama offset dan ToT jet tempur Rafale.
Baca juga: Sah, 6 dari 42 Unit Jet Tempur Rafale Pesanan Indonesia Telah Teken Kontrak Hari Ini
Dikutip dari siaran pers PT DI yang diterima Indomiliter.com (10/2/2022), PT DI dan Dassault Aviation telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerja sama dalam program offset dan ToT pesawat tempur Rafale. Dokumen MoU ditandatangani oleh Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan dan Chairman & CEO Dassault Aviation, Eric Trappier, disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly di Gedung Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
“Kami membahas secara mendalam beberapa hal, sebagaimana diketahui Indonesia dan Perancis telah menjalin kerjasama pertahanan cukup lama sejak 1950. Dan saat ini, status hubungan bilateral kita di bidang pertahanan berada dalam status tertinggi, yaitu kita telah menandatangani Persetujuan Kerja Sama Pertahanan/Defence Cooperation Agreement (DCA) pada 28 Juni 2021. Tentunya ini butuh ratifikasi dari parlemen kita untuk bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Menhan Prabowo.
Kementerian Pertahanan RI menyambut baik rencana pengembangan mekanisme kerja sama 2+2 antara Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Pertahanan RI kedua negara guna peningkatan kerja sama bilateral.
Florence Parly mengatakan kunjungannya ini menjadi kesempatan untuk berbicara dengan Menhan Prabowo Subianto tentang berbagai program alutsista yang ingin dikembangkan Indonesia dengan dukungan Perancis dan Industri Pertahanan Prancis yang profesionalisme dan kualitasnya diakui di seluruh dunia. Prancis bertekad mendukung secara aktif program-program strategis besar Indonesia dan mendukung pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid.
Baca juga: Perancis Tawarkan India Bangun Basis Produksi Rafale, Inilah Syaratnya
“Indonesia yang menjatuhkan pilhan untuk menggunakan Pesawat Rafale menunjukkan kepercayaan Indonesia kepada Perancis dan menjadi bukti bahwa kemitraan strategis kedua negara sangat kuat dan dinamis. Penandatanganan kontrak antara Indonesia dan Perancis yang baru saja dilaksanakan ini merupakan tahap penting dalam proses pengadaan alutsista Indonesia, dan Perancis berharap kontrak kerja sama ini dapat diaktifkan sesegera mungkin,” ujar Menteri Parly.
Sejauh ini belum dirilis nilai kontrak untuk pengadaan enam unit Rafale pesanan Indonesia, pun tidak dijelaskan nilai offset dan ToT yang akan diterima Indonesia atas pengadaan jet tempur ini. (Gilang Perdana)
@Bung WK: itu ada kerjasama di bidang Telekomunikasi dg LEN. Ada beberapa kemungkinan, bisa jaringan datalink yg aman/terenkripsi, atau sekalian Radar. Gak mungkin dong ngasih ToT ecek-ecek kalo LEN aja udah bisa bikin radar sekelas Thales SMART L.
…. Dapat dilihat betapa putus asanya (banyak sejarah bisnis cancel/ dijegal sesama blok barat) perusahaan 2x militer perancis utk bertahan dgn konsumen tradisonal mereka (lg bokek) atau akan adaptasi dinamis senasib Gripen swedia brazil , …. yg ngk klihatan geliat perusahaan militer Jepang …. Terakhir tinggal pinter2xnya konsumen jgn sampai embargo aja
F15 di ALJAZERAA……
https://www.aljazeera.com/news/2022/2/10/us-approves-major-14-billion-arms-sale-to-indonesia
Batch pertama belinya ngeteng dulu. Sebab Farian F4 sebentar lagi direlease Dassault. Biar gak keluar ongkos banyak buat upgrade next variant jika semua nya F3R.
Berhubung PT.DI bakal memproduksi IFX, tdk menutup kemungkinan offsetnya pembuatan sayap delta si Rafale. Kan lumayan ngurangi harga per unit. Kalo toh cuma kebagian pembuatan canard dan sirip ekor tegak itupun sdh bagus. Agar per unit price nya meringankan annggaran pengadaan alutsista secara keseluruhan.
Rejeki cancelnya pesenan kasel ossie ke prancis ini memudahkan sgala urusan kita dgn mereka..smg tambah lancar kedepan
TOT maksimum ya cara bikin rudalnya gitu ya minimal rudal BVR kyk meteor.. jg cuman TOT MRO ya ngk 50%
Perasaan Rusia gimana pas tau Indo rencana beli 42 Rafale walau baru pesan 6 buah..nego MenHan skrng ga pake lama..info dari blog sebelah Kongres USA menyetujui rencana pembelian F 15 Ex untuk Indonesia paling lambat Minggu depan info ke persnya..diangkat beritanya Admin biar tambah panas..he3 semoga ga berpengaruh dengan program pembuatan pesawat KFX/IFX soalnya pasti rencana pembelian Rafale dan F 15 Ex ini pasti menguras dana yg tidak sedikit karna masuk pesawat kelas premium..
42 DASSAULT RAFALE ini mau di jadiin 2 SQD ato 3 SQD ????
Smg HAWKS pontianak dan pekanbaru di digeser ke BIAK dan KUPANG
Pontianak di ganti rafale.
Pekanbaru di pecah aja, biar Si Falcon di sana
Yg dr Iswahyudi di relokasi ke NUSANTARA. Iswahyudi msh ada F50i.
Kalo 3sqd, taruh di Ambon bs mengcover Darwin.
Semoga saja yang dibelinya varian F4
Varian F4 ini akan menggunakan radar yang telah di- upgrade serta meningkatkan kemampuan di Helmet-Mounted Display dan diintegrasikan dengan rudal Meteor BVR sebagai senjata.
Lalu ada OSF (optoelektronika jarak jauh) akan menambahkan IRST ( Infrared Track ) untuk mendeteksi dan mendeteksi target jet siluman (stealth) pada jarak jauh.