Damaskus Jatuh, Rusia Cemaskan Nasib Radar Intai Podlet-K1 (48Ya6-K1) yang Disita Pemberontak Suriah
|Setelah Aleppo, kini kota terbesar di Suriah, Damaskus jatuh ke tangan pemberontak, yang sekaligus mengakhiri kekuasaan rezim Bashar al-Assad. Kejatuhan Bashar al-Assad tak pelak berpengaruh langsung pada eksistensi Rusia yang memiliki dua basis militer di Suriah, yakni Pangkalan Udara Khmeimim dan Pangkalan Angkatan Laut di kota pelabuhan Tartus.
Din tengah evakuasi aset yang harus dilakukan Rusia, ada kekhawatiran atas jatuhnya alutsista strategis Rusia ke tangan pemberontak yang didukung Barat, yang mana bukan tidak mungkin akan menjadi keuntungan untuk dipelajari oleh NATO dan tentunya untuk kepentingan Ukraina.
Nah, salah satu alutsista Rusia yang dikhawatirkan telah jatuh atau disita oleh pemberontak Suriah adalah radar intai Podlet-K1 (48Ya6-K1) buatan Almaz-Antey yang dipasang pada truk KamAZ-63501 8×8.
Radar, yang biasanya digunakan bersama sistem pertahanan udara (hanud) S-400 dan S-300PMU-2, merupakan aset penting dalam infrastruktur pertahanan udara Rusia.
Seperti dikutip Defence Blog, sumber lokal dan dikonfirmasi oleh berbagai laporan dari faksi pemberontak, sistem radar direbut selama kemajuan pasukan oposisi Suriah beberapa waktu lalu. Perkembangan ini telah memicu kecemasan di antara komentator pertahanan Rusia, yang khawatir bahwa teknologi tersebut pada akhirnya dapat sampai ke Ukraina atau negara-negara Barat, yang berpotensi membahayakan elemen-elemen penting dari strategi pertahanan Rusia.
Seorang blogger militer Rusia terkemuka, yang dikenal dengan nama “Voennyi Osvedomitel,” menyoroti potensi dampak dari skenario semacam itu. “Mengingat bahwa ‘Podlet’ adalah salah satu alat utama kami untuk mendeteksi target yang terbang rendah dan cepat seperti rudal Storm Shadow dan rudal jelajah Neptune, kemungkinan pemindahannya ke Ukraina atau negara-negara Barat untuk pemeriksaan menimbulkan konsekuensi yang sangat serius dalam jangka panjang,” tulisnya.
Penangkapan Podlet-K1 merupakan perkembangan besar, mengingat pentingnya dalam strategi pertahanan udara berlapis yang digunakan oleh pasukan Rusia dan Suriah. Para ahli di Moskow khawatir bahwa radar tersebut, jika dipelajari secara menyeluruh oleh Ukraina atau NATO, dapat mengungkap kelemahan signifikan dalam sistem pertahanan udara Rusia.
Radar Hanud S-400 (92N6E) vs Radar Patriot (AN/MPQ-65), Mana yang Lebih Unggul?
Podlet-K1 dirancang sebagai radar jarak pendek hingga menengah, sangat efektif untuk melawan ancaman cepat yang terbang rendah. Sistem ini dikenal memiliki mobilitas tinggi karena dipasang pada kendaraan, memungkinkannya untuk dioperasikan dalam berbagai medan.
Pada aspek desain, radar ini menggunakan teknologi array bertahap (phased array), yang memberikan kemampuan deteksi dan pelacakan target secara presisi. Dalam aplikasi praktisnya, Podlet-K1 mendukung pertahanan udara Rusia dalam mendeteksi ancaman dari rudal jelajah seperti Storm Shadow dan Neptune.
Podlet-K1 masuk kategori eadar surveilans jarak pendek hingga menengah yang menggunakan teknologi Active Phased Array untuk akurasi tinggi. Jangkauan Deteksi Podlet-K1 untuk target udara hingga 300 km, tergantung pada ukuran dan kecepatan target. Sementara ketinggiand deteksi mulai dari 30 meter hingga 10.000 meter.
Podlet-K1 beroperasi pada pita frekuensi L dan S, yang optimal untuk mendeteksi target dengan tanda radar kecil (low RCS). Radar ini mampu melacak berbagai jenis target, termasuk pesawat terbang rendah, rudal jelajah dan drone. Podlet-K1 dapat mendeteksi dan mengklasifikasikan hingga 200 target secara simultan.
Nebo-SVU – Radar Intai Rusia dengan Teknologi AESA, Mampu Deteksi Penempur Stealth AS
Dipasang pada KamAZ-63501 8×8 memungkinkan mobilitas tinggi, cocok untuk berbagai medan. Waktu penyebaran operasional radar ini sekitar 10-15 menit. Radar Podlet-K1 dioperasikan oleh kru sebanyak 5 orang. Personel ini bertanggung jawab atas pengoperasian, pemeliharaan, dan pengelolaan radar untuk mendeteksi target udara pada ketinggian rendah dan sangat rendah, seperti rudal jelajah dan drone.
Radar Podlet-K1 saat ini diketahui hanya dioperasikan oleh Rusia dan belum ada indikasi bahwa radar ini telah diekspor ke negara lain. Salah satu lokasi penggunaannya adalah pangkalan udara Khmeimim di Suriah untuk melindungi aset Rusia dari ancaman udara. (Bayu Pamungkas)
Menanti Babak Baru Pertempuran: Sistem Hanud S-400 vs Jet Tempur Rafale
Yah gantian, Alutsista buatan Barat kan diambil oleh Taliban di Afghanistan. Nah sekarang gantian sekarang HTS dengan GUR Ukraina dan CIA-M16.
sblm tabrakan WTC, orang2 yahudi saja dikosongkan dari gedung WTS. info dari mana. banyak orang amerika jd korban, cia ke mana malah membiarkan? itulah adanya kesengajaan demi memuluskan rencana invasi ke irak, afganistan utk mencari dukungan dunia
HTS udah putus sama al qoeda,. hts itu didanai oleh sponsor israel dan barat.. israel dan barat hanya menyebarkan propaganda hts terkait dgn al qoeda, supaya memutarbalik fakta. isis sendiri saja buatan barat dan al nusra dirian israel. sekarang hanya taliban yg pejuang membebaskan afganistan dari penjajahan, taliban sudah lama sembunyi akhirnya tiba2 membebaskan afganistan. penjajahan ke irak hanyalah kebohongan amerika, karena israel memang lama ribut sama irak (sudah jatuh), suriah (sekarnag jatuh), lebanon (kekacauan), iran (masih ribut).. rusia siap2 menghadapi kemungkinan ulah israel karena pada akhir2nya israel tiadk senang tindakan rusia bersama iran.. ini semua hanya ulah israel sejati..
pimpinan HTS pentolan al qaeda sy rasa ga mau mudah menyerahkan gonimah kpd amerika dan turky untuk d kirim ke ukraine.
Sebagai pihak yang menganggap dirinya pemenang pemberontak pasti tak akan mau menyerahkan aset militer milik Rusia begitu saja jika sudah berada di tangan mereka, menang banyak nih pihak barat sebagai penyokongnya?