Update Drone KamikazeKlik di Atas

Cuci Gudang, Jerman Kirim 2.700 Rudal Hanud MANPADS Strela ke Ukraina

Terkait dukungannya pasca invasi Rusia ke Ukraina, Pemerintah Jerman rupanya ingin ‘cuci gudang’ dengan mengirimkan stok persenjataannya ke Ukraina. Setelah sebelumnya memutuskan mengirimkan 400 peluncur plus 1.000 roket anti tank Panzerfaust 3 dan 500 rudal hanud MANPADS Stinger untuk Ukraina, kabar terbaru menyebut pemerintahan Kanselir Olaf Scholz akan mengiri 2.700 rudal MANPADS keluaran lawas.

Baca juga: Panzerfaust 3 – Roket Anti Tank Kiriman Jerman dan Belanda untuk Bantu Ukraina

Dikutip dari dw.com (3/3/2022), Berlin telah menyetujui pengiriman 2.700 rudal Strela 2 eks Jerman Timur buatan era Uni Soviet yang saat ini tersimpan dalam depo senjata. Sebuah sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa rudal itu “siap untuk diangkut” tetapi Dewan Keamanan Federal belum menyetujui langkah tersebut.

Pengiriman rudal MANPADS Strela sedikit banyak akan mengundang kontroversi, lantaran usia rudal yang sudah tua dan boleh jadi sudah melewati masa pakainya untuk saat ini. Ribuan rudal Strela eks Jerman Timur digudangkan pasca reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1989. Belum ada keterangan, apakah Strela eks Jerman Timur yang akan dikirim ke Ukraina sudah di-upgrade atau belum.

Melihat dari stok eks Jerman Timur, maka besar kemungkinan Strela yang akan dikirim ke Ukraina sejenis dengan yang saat ini digunakan Korps Marinir TNI AL.

Kilas balik tentang pengadaan 39 kapal perang eks Jerman Timur yang dibeli Indonesia pada tahun 1990-an. Di balik pembelian borongan kapal dalam jumlah besar, nyatanya juga termasuk paket persenjataan yang melengkapi kapal-kapal tersebut. Di antaranya untuk korvet Parchim dan LST Frosch dilengkapi dengan 5.000 ton amunisi, meski dipreteli tapi bisa dibawa ke Tanah Air.

Nah, yang cukup mencengangkan di paket senjata tadi juga terdapat 1.550 rudal hanud SA-7 Strela yang terbilang canggih di masa itu.

Strela dirancang pada tahun 1964 oleh Kalomna (KBM) di Uni Soviet, dan mulai diprouksi untuk keperluan AB Uni Soviet pada tahun 1968. Dan di tahun 1970 rudal ini sudah banyak malang melintang di arena konflik global. Di antaranya terlibat dalam Perang Arab-Israel, Vietnam, Angola, Lebanon,Irak, Afganistan dan Malvinas.

Penampang rudal dan peluncur Strela

Rudal Strela bekerja dengan sistem pemandu pasif infrared, rudal ini bisa mendeteksi sasaran dengan tepat di atas temperatur 200-400 derajat celsius – suhu yang dikeluarkan oleh exhaust nozzle pesawat terbang atau helikopter sasaran. Sistem peluncur rudal terdiri dari tabung peluncuran rudal dan silinder baterai termal. Dalam teorinya satu tabung peluncur dapat diisi ulang (reload) hingga lima kali pengisian.

Strela dirancang untuk menghadang pesawat yang terbang rendah dengan manuver tinggi. Dengan kecepatan luncur Mach 1.5, Strela hanya punya jangkauan tembak hingga 5,5 km dan ketinggian luncur maksimum 4,5 km. Strela juga bisa menghadang sasaran dalam jarak sangat dekat, tapi minimum jarak target harus 18 meter dan ketinggian minimum 500 meter. Berat rudal Strela mencapai 9,8 kg, termasuk hulu ledak seberat 1,15 kg.

Pada awal Januari lalu, helkopter AH-64 Apache Israel yang tengah melakukan serangan ke selebah barat kota Gaza, mendapat serangan dari rudal hanud MANPADS (Man Portable Air Defence Systems) milik Hamas dari jenis 9K32 Strela-2 atau dikenal juga sebagai SAM-7.

Baca juga: Tengah Melakukan Serangan di Jalur Gaza, Helikoper AH-64 Apache Israel Nyaris Disengat Rudal MANPADS Strela

Setidaknya ada dua rudal Strela yang diluncurkan ke arah helikopter Apache Israel, tapi apesnya rudal itu tidak mengenai sasaran dan tidak menyebabkan kerusakan apa pun pada helikopter yang menyandang predikat battle proven tersebut. (Bayu Pamungkas)

7 Comments