Cina Umumkan Pengiriman Drone Tempur Wing Loong Ke-100 untuk Pasar Ekspor

Meski tak jelas kabar kelanjutannya, sekitar pertengahan 2017 sempat santer tersiar bahwa Indonesia akan mengkuisisi drone tempur (UCAV) dari Cina. Kala itu, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksda Leonardi menyebut bahwa Kementerian Pertahanan memastikan akan membeli drone dalam jumlah besar dan yang dibeli adalah drone jenis MALE (Medium Altitude Long Endurance), serta punya kemampuan melakukan penyerangan (UCAV).

Baca juga: Indonesia Akuisisi Drone Tempur Wing Loong I Untuk Skadron Udara 51

Dikutip dari situs merdeka.com (26/7/2017), dijelaskan asal pengadaan drone tempur tersebut sudah terang benderang, bukan dari Negeri kiblat teknologi drone (Israel), melainkan Kemhan akan membeli drone tempur dari Cina. Walau berita tersebut tak merinci tipe drone tempur yang akan diakuisisi, tapi sumber dari janes.com (25/8/2018) menyebut bahwa yang diakuisisi adalah Wing Loong I. Malah dipertegas bila kontrak pengadaan telah dilakukan pada 2017 silam.

Musim berganti, kabar Wing Loong yang sudah battle proven di medan tempur Irak, tak terdengar kelanjutannya, justru pembahasan tentang drone MALE beralih ke sosok UCAV produksi Turkish Aerospace, Anka-S, yang pada Indo Defence 2018 dihadirkan full mockup-nya. Arah angin belakangan memang bertiup ke Turki, persisnya setelah Turkish Aerospace mengumumkan selama sepuluh tahun belakangan telah bekerjasama dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dalam fasilitas wind tunnel untuk pengembangan prototipe drone.

Nah, kembali tentang Wing Loong, drone intai tempur produksi Chengdu Aircraft Industry Group ini, belum lama telah menorehkan dalam hal prestasi penjualan. Mengutip dari globaltimes.cn (26/12), Induk Chengdu Aircraft – Aviation Industry Corporation of China (AVIC) telah mengumumkan pengirman Wing Loong ke-100 untuk pasar ekspor. Selama ini, Wing Loong memang tergolong laris di pasaran, drone ber-propeller ini telah digunakan oleh Mesir, Kazakhtan, Nigeria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Pakistan dan Uzbekistan. Meski begitu, pengiriman ke-100 Wing Loong yang dilakukan pada 24 Desember lalu tidak menjelaskan siapa negara pembelinya, mengingat ada unsur kerahasiaan.

Wing Loong selama ini diproduksi di Chengdu, Ibu kota provinsi Sinchuan, Cina bagian selatan. Drone tempur ini mulai dibuat untuk pasar ekspor pada 2010. Perusahaan ini menargetkan dapat memproduksi drone berteknologi tinggi sebanyak 100 unit per tahun pada 2025.

Wing Loong terdiri dari Wing Loong I dan Wing Loong II. Meski desainnya identik, kedua Wing Loong punya dimensi dan spesifikasi yang berbeda. Wing Loong I punya panjang 9,05 meter, lebar bentang sayap 14 meter, tinggi 2,77 meter dan payload 200 kg. Kecepatan maksimumnya 280 km per jam, mampu terbang selama 20 jam dengan jarak jelajah 4.000 km. Wing Loong I dapat mengudara di ketinggian 5.000 meter.

Baca juga: Rudal AR-1/AR-2 – Opsi Senjata Utama Untuk Drone Tempur Wing Loong I Indonesia

Sementara Wing Loong II yang baru meluncur pada Maret 2017, punya panjang 11 meter, lebar bentang sayap 20,5 meter, tinggi 4,1 meter dan payload mencapai 400 kg. Kecepatan maksimum Wing Loong II hingga 370 km per jam, mampu terbang selama 32 jam dengan jarak jelajah 4.000 km. Khusus untuk kendali LoS (Line of Sight) dapat dilakukan sampai jarak 200 km. Total ada enam hardpoint yang disiapkan untuk menggotong aneka jenis persenjataan. (Gilang Perdana)

3 Comments