Update Drone KamikazeKlik di Atas

Spesifikasi Mengacu Pada LVTP-7, FNSS Turki Kembangkan Marine Assault Vehicle

Meski Turki adalah sekutu Amerika Serikat yang tergabung dalam NATO, namun justru Marinir Turki (Amphibious Marine Brigade) yang berada di bawah komando angkatan laut, tidak mengoperasikan ranpur serbu amfibi angkut personel sekelas LVTP-7. Alih-alih mengakuisisi dari luar, Turki lewat manufaktur FNSS Savunma malah mengedepankan rancangan sendiri, berupa ranpur APC amfibi roda rantai yang disebut Marine Assault Vehicle (MAV).

Baca juga: Bedah Ranpur “Stupid Crazy” LVTP-7 Resimen Kavaleri Korps Marinir

Seolah mengetahui bahwa Indonesia juga mengidamkan ranpur APC amfibi sekelas LVTP-7, pada ajang Indo Defence 2018, FNSS memperlihatkan desain MAV dalam wujud model mockup. Status MAV masih berupa konsep, namun FNSS pada tahun 2017 telah mendapatkan kontrak untuk memproduksi 27 unit MAV untuk kebutuhan Korps Marinir AL Turki, dengan perincian 23 unit varian APC, 2 unit varian komando, dan dua unit varian recovery vehicle.

Di dalam negeri Turki, MAV disebut sebagai proyek ZAHA-MAV. Desain dan deployment ranpur ini memang mirip LVTP-7 yang selama ini telah digunakan Korps Marinir TNI AL, yakni ranpur diterjunkan dari kapal sekelas Landing Platform Dock (LPD). Dengan dua water jet, MAV dalam melaju di air dengan kecepatan 7 knot. Jumlah pasukan yang diangkut pun mirip dengan LVTP-7, yaitu dapat membawa 21 personel marinir dengan persenjataan lengkap. Personel pun keluar masuk kendaraaan ini lewat pintu rampa (ramp door).

Berperan utama sebagai APC, bekal persenjataan yang dibawa masih di ranah senapan mesin berat M2HB kaliber 12,7 mm atau pelontar granat 40 mm. Namun kedua opsi persenjataan tersebut pastinya tak dioperasikan secara manual, melainkan sudah mengacu ke remote control weapon system. Kubah senjata dipasang pada sisi kanan lambung, tepatnya di belakang posisi mesin.

Belajar dari desain LVTP-7 yang dikenal handal untuk operasi amfibi, maka bagian hull MAV sudah sealed, serta desain lambung hidrodinamik-nya terdiri dari aluminium armour, yang kuat namun ringan. Secara keseluruhan, bobot MAV juga mirip dengan LVTP-7, yakni 30 ton. Di jalan mulus, MAV nantinya digadang dapat melesat dengan kecepatan 70 km per jam.

Meski belum diperoleh keterangan resmi, besar kemungkinan pihak FNSS aka menawarkan konsep MAV untuk kebutuhan ranpur APC amfibi sekelas LVTP-7. Saat ini Korps Marinir mengoperasikan 15 unit LVTP-7 yang berasal dari bekas pakai Marinir Korea Selatan. Walau secara kuantitas minim, namun LVTP-7 tergolong ranpur roda rantai yang sangat diandalkan oleh Korps Baret Ungu.

Baca juga: Expeditionary Fighting Vehicle – Nasibnya Terganjal Harga, Inilah Sang Penerus LVTP-7

Dengan modal kerjasama yang telah dirintis dalam proyek medium tank Harimau, maka ada potensi besar bagi FNSS untuk memasok APC amfibi sekelas LVTP-7 di Indonesia. Rencananya, prototipe perdana MAV akan diperkenalkan FNSS dalam ajang IDEF Defence Exhibition 2019 di Istanbul, disekitar Mei 2019. (Gilang Perdana)

10 Comments