Cina Pensiunkan Dua Destroyer Type 051 Terakhir, Satu di Antaranya Pernah Meriahkan Arung Samudera 95
|Bila Australia telah memensiunkan frigat Adelaide Class dan Jerman segera memensiunkan frigat Bremen Class di tahun 2021, maka langkah ‘bersih-bersih’ kapal perang utama juga berhembus ke Negeri Tirai Bambu. Lewat sebuah upacara di Lanal Zhanjiang, pada 28 Agustus lalu, AL Cina telah resmi memensiunkan dua unit detroyer terakhir dari Type 051. Kedua kapal perusak yang pensiun adalah Zhanjiang 165 dan Zhuhai 166, keduanya merupakan varian Type 051G, yaitu varian terakhir dan paling canggih dari 17 unit keluarga destroyer Type 051.
Baca juga: Inilah Plus-Minus, Bila Indonesia Membeli Frigat Bremen Class dari Jerman
Berbeda dengan eks frigat Adelaide Class yang dijual ke Chili dan frigat Bremen Class yang konon sedang ditawar Indonesia, maka dua unit Type 051G kabarnya tidak dijual ke negara lain. Mengutip sumber dari chinamil.com.cn, disebutkan kedua kapal perang buatan Dalian Shipyard ini akan dilayarkan menuju dan menetap di Zhuhai, Provinsi Guangdong. Kabarnya kedua kapal perusak yang sebenarnya tergolong canggih ini bakal dikonversi menjadi museum apung. Bila rencana itu terlaksana, maka kedua kapal perang akan menjadi destroyer dengan usia relatif paling muda yang dipensiunkan dan dijadikan museum.
Melansir sumber dari Jane’s Fighting Ships 2004-2005, Zhanjiang 165 dan Zhuhai 166 diluncurkan dari galangan pada tahun 1990 dan resmi masuk kedinasan AL Cina pada tahun 1992. Kedua kapal perusak yang masuk ke arsenal Armada Laut Cina Selatan ini telah menjadi duta internasional Cina pada dekade 90-an. Kedua kapal ini telah berlayar dalam misi perdamaian ke Amerika Serikat, Chili, Peru, Meksiko, negara-negara Amerika Selatan lainnya dan Australia. Bahkan Zhuhai 166 pernah hadir di Indonesia sebagai peserta dalam parade kapal perang dalam Arung Samudera, Agustus 1995 – menyambut peringatan HUT RI ke-50.
Sebagai varian terakhir dari Type 051, maka kedua destroyer Type 051G ini sudah mendapatkan upgrade sistem senjata dan elektronik yang signifikan. Di antaranya, kedua destroyer dilengkapi radar intai udara dan permukaan Type 354 3D, 4×2 peluncur rudal anti kapal YJ-8, sonar pencari DUBV-23 dan DUBV-43 variable depth sonar buatan Perancis.
Pada tahun 1999, Zhuhai 166 telah mendapatkan modifikasi lanjutan, seperti penggantian meriam 130 mm peninggalan Uni Soviet diganti dengan meriam 100 mm dari French Creusot-Loire Compact, meriam ini sudah dibekali dengan reloader otomatis. Paket upgrade lainnya mencakuo pemasangan peluncur rudal hanud HQ-7.
Type 051G dikenal sebagai kapal perang pertama Cina yang menggunakan torpedo ringan YU-7 (menggunakan kaliber 324 mm NATO) dan meriam anti-pesawat 40 mm buatan Italia. Baik Zhanjiang dan Zhuhai masing-masing dilengkapi dengan sistem data tempur ZKG-4A dan ZKG-4B.
Baca juga: Cina Bangun Sistem Pengintaian Terintegrasi Berbasis Multi Sensor di Laut Cina Selatan
Secara umum, destroyer Type 051G ini punya panjang 132 meter, lebar 12,8 meter dan bobot 3.670 ton. Disokong dua mesin turbin bertenaga 72.000 shp, Type 051G dapat berlayar dengan kecepatan maksimum 32 knot dan berlayar tanpa bekal ulang sejauh 4.800 km. Jumlah awak kapal perusak ini mencapai 280 personel. (Bayu Pamungkas)
ga di survey jg buat lawan Cina di LCS…Terlebih kita blm pny kapal sekelas Destroyer..😅
Tidak heran, kapal China berumur sangat pendek, sangat murah tapi mudah rusak.
seperti kapal Fregat Thailand HTMS Naresuan class (Type 053), Baru 5 tahun sudah bermasalah :
” Angkatan Laut Thailand mengeluhkan kualitas kapal yang buruk. Sistem kendali kerusakan kapal sangat terbatas, dengan sistem pencegah kebakaran yang sangat basic. lambung kapal bocor, mudah karam karena banjir. Thailand harus menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk memperbaiki beberapa masalah kapal ini”
Harga kapal sangat murah, 2 miliar baht dibandingkan kapal sekelas buatan barat seharga 8 miliar baht
Kelihatannya negara tetangga indonesia memiliki masalah soal kaprang, Kalau thailand direpotkan dgn kapal frigat naresuan class sedangkan malaysia direpotkan dgn kapal frigat maharaja lela class.
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera negosiasikan utk mendapatkan ini barang canggih baik dgn skema hibah atau jual beli murni. Percanggih dan perlengkapi dengan misil DF-21 dan hanud HQ-19. Segera layarkan ke LCS sbg “gertakan sambal” bagi bebek peking agar tdk merampok ikan kita di LNU. Laksanakan ! Bravo !
saya itu greget sama Indonesia mengapa kita negara maritim untuk kebutuhan kapal perang saja masih saja beli dari luar. mengapa tidak membuat sendiri, terlebih kita ilmu perkapalan sudah cukup memupuni dengan berhasil membuat kapal Bakamla Tanjung Datu.
mengapa kita kalah dengan negara sekelas Cina atau Vietnam yang sudah mandiri??? Hmmmm…….
Kapal niaga dengan kapal perang beda pak…kapal perang sangat komplek..karena dibuat untuk perang….PT. PAL saja harus memperbaiki kesalahan KCR-60 akhirnya Muncul KCR-60M Batch 3…itu belum menuju korvet, frigate
Bukannya waktu mendesain PKR dulu, menurut komen @tukang pukul, para insinyur PT. PAL juga ikut andil disitu ya bung @apem ?
Kalau komenan @tukang pukul benar berarti seharusnya lebih mudah bagi para insinyur PT. PAL dalam mendesain KCR yg lebih sederhana
Kelebihanya gada tot gak jalan mas,,
Sae keneh, mangga bade di peser ku indonesia mah
Jadi inget poros maritim dunia