Cina Luncurkan ‘Blue Whale’ – Kapal Selam Hybrid Tanpa Awak Pemburu Badai Berdesain Modular
Mengambil nama yang sama dengan kapal selam tanpa awak pengumpul data intelijen buatan Israel, Cina belum lama ini telah meluncurkan ‘Blue Whale’. Meski punya nama yang sama dengan produk Unmanned underwater vehicles (UUV) produksi Israeli Aerospace Industries (IAI), namun Blue Whale lansiran Cina ini punya misi utama yang berbeda.
Baca juga: Israel Luncurkan ‘BlueWhale’ – Kapal Selam Tanpa Awak Pengumpul Data Intelijen
Blue Whale dari Cina disebut sebagai kapal selam tanpa awak berkecepatan tinggi pertama di dunia. Seperti dilaporkan kantor berita Cina Xinhua, Blue Whale diluncurkan di Zhuhai pada 28 April 2025. Pembangunan Blue Whale dimulai pada Juni 2024. Dan kapal selam tanpa awak bercat biru itu kini akan menjalani uji coba pelabuhan dan laut (sea trial) dan telah dijadwalkan untuk beroperasi penuh pada tahun 2026.
Media lokal Cina menggambarkan pengembangan Blue Whale sebagai kemajuan besar dalam pengembangan peralatan laut cerdas dan pencapaian signifikan dalam teknologi maritim. Blue Whale dilaporkan dapat tetap terendam hingga 30 hari dan bertahan dalam kondisi cuaca ekstrem.
Uniknya, Cina menegaskan Blue Whale dibangun murni untuk keperluan sipil, dan akan digunakan untuk meneliti badai Typhoon (angin topan).
Wu Guosong, kepala teknisi untuk proyek kendaraan selam nirawak di Yunzhou, mengatakan kepada Xinhua bahwa sistem pengambilan keputusan Kecerdasan Buatan (AI) di Blue Whale akan melipatgandakan efisiensi operasional dalam situasi laut yang menantang dibandingkan dengan kontrol manual.
“Melalui perencanaan rute otonom dan penjadwalan misi, kapal tersebut dapat memposisikan dirinya di dekat jalur topan untuk menyebarkan sensor meteorologi bertenaga roket guna mengumpulkan data kelautan dan atmosfer yang penting,” kata Wu.
Inilah Tampilan ‘BlueWhale’ – Kapal Selam Tanpa Awak Pengumpul Data Intelijen Israel
Blue Whale panjangnya 11 meter dan beratnya 12 ton, menggabungkan kemampuan kapal bawah laut dan kapal permukaan berkecepatan tinggi. Blue Whale dapat menempuh jarak ratusan kilometer dengan kecepatan permukaan hingga 36 knot, yang sebanding dengan kapal perang atau torpedo Angkatan Laut AS.
Untuk menghindari badai, Blue Whale dapat menempuh jarak ratusan kilometer sebelum dengan cepat menyelam hingga 60 meter di bawah permukaan.
Cina Luncurkan Drone “Hiu Paus” Terbesar, Punya Panjang 5 Meter dan Lincah Mirip Aslinya
Kapal tersebut dapat beroperasi dalam kondisi topan kategori 12, yaitu badai yang cukup kuat untuk menyebabkan kondisi laut yang berbahaya, gelombang yang menjulang tinggi, dan hembusan angin kencang yang melebihi 130 kilometer per jam.
Menurut Yunzhou, sistem propulsi canggih Blue Whale, yang berganti-ganti antara penggerak fluida magnetik yang senyap dan jet air yang cepat, memungkinkannya mencapai kecepatan hingga 4 knot saat terendam. Selain itu, lapisan khusus membantu mengurangi kebisingan operasional kapal ke tingkat ambien laut, memungkinkan pemantauan hidroakustik yang lebih tepat untuk penelitian ilmiah.
Desain kapal yang dapat ‘beradaptasi’ memungkinkannya untuk membawa lebih dari 20 jenis muatan yang berbeda, termasuk peralatan untuk survei cuaca, pemetaan bawah air, fotografi, pengambilan sampel air, dan inspeksi kabel dan pipa bawah laut. “Kapal ini dapat menyelam di bawah air dan tetap berada dalam keadaan statis selama lebih dari sebulan, sehingga memungkinkan respons cepat terhadap tugas-tugas yang tidak terduga,” kata Wu.
Cina Tampilkan Desain Kapal Selam Tanpa Awak yang Dilengkapi Peluncur Torpedo
Blue Whale juga dapat dimodifikasi untuk berbagai aktivitas karena desainnya yang modular, yang membedakannya dari kapal selam konvensional tanpa awak. Terkhusus pada kemampuannya untuk berdiam statis di bawah permukaan laut selama lebih dari satu bulan, menjadi dasar kuat pemanfaatan Blue Whale untuk tujuan pengintaian dan spionase bawah air.
Dalam tugas riset dan oseanografi, Blue Whale dapat memetakan dasar laut dalam resolusi tinggi, berkat sistem sonar multibeam. Kapal selam permukaan ini dilengkapi jaringan pemantauan cerdas yang mencakup detektor bioakustik, kamera bawah air, dan sensor kualitas air, yang memungkinkan pengamatan langsung terhadap fenomena ekologi seperti migrasi ikan, pemutihan karang, dan pasang merah di Laut Cina Selatan.
Yang perlu dicatat, Blue Whale dapat memetakan 3.000 kilometer persegi (1.158 mil persegi) dalam 15 hari selama uji coba di Laut Cina Selatan, yang lima kali lebih cepat daripada kapal penelitian tradisional.
Oleh Science and Technology Daily, Blue Whale dijuluki sebagai “Breakthrough Leap”. Namun, peluncuran kapal jenis ini kemungkinan akan diawasi ketat oleh musuh dan kritikus Cina, yang semakin waspada terhadap kemampuan UUV Cina karena potensi penggunaannya dalam sabotase dan peperangan bawah laut. (Gilang Perdana)
Cina Pamerkan Drone Bawah Laut yang Bisa Dilepaskan dari Udara