Cina Kepung Taiwan dari Segala Penjuru, Taipei Siagakan Rudal Anti Kapal Hsiung Feng III di Pesisir
Taiwan kini tengah dilanda ketegangan sebagai akibat dari latihan “Joint Sword 2024A” yang digelar militer Cina dengan mengerahkan kekuatan besar di laut dan udara, yang secara khusus ‘mengepung wilayah Taiwan, termasuk Pulau Kinmen dan Dongyin. Dengan penggelaran kekuatan militer besar-besaran, maka praktis Taiwan terisolasi dari sisi timur dan barat.
Buntut dari latihan besar-besaran dengan pola mengempung secara penuh, mendorong desas-desus, bahwa Cina daratan akan melakukan invasi ke Taiwan dalam waktu yang tidak lama lagi.
Dari informasi yang dirilis Kementerian Pertahanan Taiwan, setidaknya ada 42 pesawat militer yang terbang mengitari Taiwan, termasuk 28 di antaranya melintasi garis median di Selat Taiwan, dari unsur laut ada 15 kapal perang dan 16 kapal penjaga pantai yang dalam formasi mengitari laut Taiwan.
Taiwanese Hsiung Feng III (HF-3) supersonic anti-ship missiles are currently being moved into defensive position in response to Chinese exercises around Taiwan. pic.twitter.com/Q130qcXYz1
— Global Press (@GlobalPressCorp) May 23, 2024
Dengan eskalasi di atas, militer Taiwan telah merespon dengan menggelar baterai rudal anti kapal pesisir Hsiung Feng III (HF-3) – land-based anti-ship missile launcher, dan sistem pertahanan udara lainnya di seluruh pesisir (coastal air defence system).
Hsiung Feng III
Hsiung Feng III adalah rudal jelajah antikapal supersonik pertama Taiwan, dan menandai varian ketiga dan terbaru yang dikembangkan dalam keluarga rudal jelajah Hsiung Feng Taiwan.
Dikembangkan oleh National Chung-Shan Institute of Science and Technology (NCSIST). Taiwan memulai program Hsiung Feng III pada tahun 1994 untuk merespon meningkatnya jumlah kapal permukaan Cina. NCSIST menembakkan Hsiung Feng III pada uji tembak pertama pada tahun 1997. Tes selanjutnya dilaporkan pada bulan November 2004.
A good infographic from @detresfa_ & @PLATracker highlights #China‘s military activity around #Taiwan during the ‘Joint Sword-2024A’ exercise today.
The drills focused on joint sea-air combat-readiness, precisions strikes & battlefield control around the island. pic.twitter.com/RChKDaVjSP
— Indo-Pacific News – Geo-Politics & Defense (@IndoPac_Info) May 23, 2024
Angkatan Laut Taiwan dilaporkan menyelesaikan tes operasional awal dan evaluasi pada tahun 2005 Hsiung Feng III pertama kali diperkenalkan di Taipei selama parade militer Hari Kemerdekaan tahun 2007.Meskipun Taiwan awalnya mengembangkan Hsiung Feng III sebagai rudal jelajah antikapal, rudal tersebut mungkin juga memiliki kemampuan serangan darat.
Beberapa laporan pada tahun 2017 mengisyaratkan pengembangan Hsiung Feng III yang diberi nama “project HF-3ER,” dengan pengujian selesai pada pertengahan tahun 2017, dan rudal tersebut memasuki produksi penuh pada tahun 2018. Laporan-laporan ini mengklaim bahwa Taiwan berencana untuk memproduksi sepuluh hingga enam puluh rudal Hsiung Feng IIIER di bawah proyek dengan nama sandi “God’s Spear” dan “Coiled Dragon.”6 Peningkatan ini meningkatkan jangkauan rudal dari 120-150 km menjadi sekitar 400 km.
Varian standar Hsiung Feng III berukuran panjang 5,1 meter, diameter 0,38 meter, dan berat sekitar 660 kg saat diluncurkan. Rudal ini membawa semi-armor piercing warhead seberat120 kg. Rudal ini ditenagai oleh booster berbahan bakar padat dan mesin ramjet berbahan bakar cair.
Hsiung Feng III dipandu oleh INS dengan terminal radar homing aktif. Rudal ini dilaporkan dilengkapi dengan smart fuse yang dirancang untuk mengarahkan sebagian besar energi ledakan ke bawah setelah mendeteksi bahwa rudal berada di dalam lambung kapal target, sehingga memaksimalkan kerusakan pada sasaran.
#Taiwan‘s military released a good map of #China‘s Joint Sword 2024A exercises
⚡️42 Chinese military aircraft were reported around Taiwan, 28 crossing the median line.
⚡️15 Navy ships
⚡️16 Coast Guard ships
Taiwan’s military is responding by deploying supersonic Hsiung… pic.twitter.com/8VF0XtkecV
— Indo-Pacific News – Geo-Politics & Defense (@IndoPac_Info) May 23, 2024
Selain menjadi kekuatan baterai sistem pertahanan pesisir, sistem rudal Hsiung Feng III telah dipasang pada frigat Cheng Kung class, korvet peluru kendali Tuo Chiang class, dan kapal perang patroli Jin Chiang class.
Pada tanggal 1 Juli 2016, sebuah kapal angkatan laut Taiwan secara tidak sengaja menembakkan rudal Hsiung Feng III selama latihan, menewaskan kapten kapal penangkap ikan dan melukai tiga awak kapal. Menurut Laksamana Mei Cia-shu dari angkatan laut Taiwan, sistem penargetan rudal tersebut melacak kapal penangkap ikan dan melakukan serangan langsung. Namun, karena smart fuse, rudal tersebut mampu merobek lambung kapal kecil tersebut tanpa meledak. (Gilang Perdana)
Taiwan Gelar Rudal Jelajah Jarak Jauh Supersonik Ching Tien (Yun Feng), Mampu Menjangkau Beijing!
Pastinya kalau sampai perang bakalan seru timpuk2an, dan Taiwan yg tak sudi digabung paksa cina akan pertahankan diri dengan sekuat tenaga. Kedua negara belum pengalaman perang sungguhan nah pastinya seru, pengalaman perang cina hanya dengan vietnam itupun bisa ditekuk mundur sama vietnam yg sudah kenyang perang
Taiwan jelas lebih kuat karena selain memiliki Baterai Patriot lebih banyak dari Ukraina juga punya sistem hanud produksi sendiri Tien Kung atau Sky Bow dimana jangkauan medium to long range nya bisa mencapai 200 km lebih dan jangkauan attitude lebih dari 280 km. Secara teori, Tien Kung bisa digunakan sebagai pencegat rudal hipersonik China yg setara dg SM-3 dan SM-2 blok IV. Jangankan J-10, bahkan J-20 sekalipun akan kesulitan untuk menembus pertahanan udara Taiwan.
Memanfaatkan KCR kecil China untuk pertarungan melintas laut jelas bukan jawaban yg bijak mengingat kapal-kapal ini tidak dilengkapi dg sistem pertahanan udara yg baik. Taiwan bisa dengan mudah mengeliminasinya baik dg F-16 maupun dg heli AH-64 Apache.
China harus mengerahkan seluruh armada Angkatan laut dan udara mereka untuk menghancurkan pertahanan udara dan rudal pesisir Taiwan walopun kemungkinan besar China akan kehilangan 60-70% aset kapal permukaan termasuk kapal induk dan 50-60% angkatan udara mereka diluar campur tangan USA, Jepang dan Australia. China harus membereskan Taiwan kurang dari 2 hari dan jika lewat dari waktu itu apalagi melewati titik kritis 7 hari maka nasib China akan jauh lebih parah dari Rusia mengingat seluruh area penting dan aset strategis China dari Pulau Hainan hingga Beijing, dari Shenzen hingga Wuhan masuk dalam jangkauan serangan rudal Taiwan. Cukup hancurkan Three George Dam sudah bisa menghancurkan sebagian besar infrastruktur penting di Guangzhou yg nilainya lebih dari USD 5 Trillions, dan itu belum di daerah lain dan belum termasuk serangan terhadap PLTN China.
Sejarah perang saudara di China selama 3000 Tahun adalah sejarah penghancuran total dan pemusnahan. Taiwan pasti akan hancur lebur melawan China apakah itu dibantu oleh USA atau tidak tapi resiko kehancuran total Industri dan Infrastruktur China jelas diluar jangkauan pikiran kita. Keajaiban Ekonomi China yg dibangun dalam 5 dekade kebelakang akan hancur dalam kedipan mata.
Paling lama 1 bln taiwan keok
China itu lebih cerdas drpd rusia
Mbok yang tegas to Koooong…. Kong. Kalau iya ya iya, kalau enggak ya enggak. Sulit banget sih ngambil keputusan. Supaya para penonton bisa penak. Nggak digantung kayak giniii. Aku paling nggak bisa kalau diginiin Kong.
Untuk serang Taiwan, China tidak perlu kerahkan kapal induk atau destroyer atau fregat. China cukup kerahkan kapal-kapal setara KCR (Fast attack craft) dan korvet mereka yang jumlahnya bejibun banyaknya. China pun cukup gunakan pesawat j-10 mereka yang berjumlah lebih dari 500 unit untuk menghajar 100 baterai rudal pertahanan pantai milik Taiwan. Bagaimana pun juga di kasus ini Tiongkok jauuuuuhh lebih kuat dari Rusia. Prajurit Tiongkok jauuuhh lebih disiplin daripada prajurit Rusia. Jumlah pasukan Tiongkok jauuuuhh lebih besar dari Rusia. Industri pertahanan Tiongkok jauuuuhhh lebih produktif daripada industri pertahanan Rusia. Jadi untuk melumat Taiwan sebenarnya jauh lebih mudah bagi Tiongkok dibanding Rusia melumat Taiwan.
Terlalu gila jika itu dilakukan. Akan ada begitu banyak korban dari tentara PLA jika nekat menyerang Taiwan. Taiwan jauh lebih siap dan jauh lebih kuat daripada Ukraina. Jika Rusia saja yg berbatasan darat langsung dg Ukraina masih kewalahan di awal perang apalagi China yg harus menyebrang laut ke Taiwan.