Cina Kepung Taiwan dari Segala Penjuru, Taipei Siagakan Rudal Anti Kapal Hsiung Feng III di Pesisir

Taiwan kini tengah dilanda ketegangan sebagai akibat dari latihan “Joint Sword 2024A” yang digelar militer Cina dengan mengerahkan kekuatan besar di laut dan udara, yang secara khusus ‘mengepung wilayah Taiwan, termasuk Pulau Kinmen dan Dongyin. Dengan penggelaran kekuatan militer besar-besaran, maka praktis Taiwan terisolasi dari sisi timur dan barat.

Baca juga: Dari Citra Satelit, Cina Bangun Tiruan Komplek Istana Kepresidenan Taiwan, Persiapan Invasi? 

Buntut dari latihan besar-besaran dengan pola mengempung secara penuh, mendorong desas-desus, bahwa Cina daratan akan melakukan invasi ke Taiwan dalam waktu yang tidak lama lagi.

Dari informasi yang dirilis Kementerian Pertahanan Taiwan, setidaknya ada 42 pesawat militer yang terbang mengitari Taiwan, termasuk 28 di antaranya melintasi garis median di Selat Taiwan, dari unsur laut ada 15 kapal perang dan 16 kapal penjaga pantai yang dalam formasi mengitari laut Taiwan.

Dengan eskalasi di atas, militer Taiwan telah merespon dengan menggelar baterai rudal anti kapal pesisir Hsiung Feng III (HF-3) – land-based anti-ship missile launcher, dan sistem pertahanan udara lainnya di seluruh pesisir (coastal air defence system).

Hsiung Feng III
Hsiung Feng III adalah rudal jelajah antikapal supersonik pertama Taiwan, dan menandai varian ketiga dan terbaru yang dikembangkan dalam keluarga rudal jelajah Hsiung Feng Taiwan.

Dikembangkan oleh National Chung-Shan Institute of Science and Technology (NCSIST). Taiwan memulai program Hsiung Feng III pada tahun 1994 untuk merespon meningkatnya jumlah kapal permukaan Cina. NCSIST menembakkan Hsiung Feng III pada uji tembak pertama pada tahun 1997. Tes selanjutnya dilaporkan pada bulan November 2004.

Angkatan Laut Taiwan dilaporkan menyelesaikan tes operasional awal dan evaluasi pada tahun 2005 Hsiung Feng III pertama kali diperkenalkan di Taipei selama parade militer Hari Kemerdekaan tahun 2007.Meskipun Taiwan awalnya mengembangkan Hsiung Feng III sebagai rudal jelajah antikapal, rudal tersebut mungkin juga memiliki kemampuan serangan darat.

Beberapa laporan pada tahun 2017 mengisyaratkan pengembangan Hsiung Feng III yang diberi nama “project HF-3ER,” dengan pengujian selesai pada pertengahan tahun 2017, dan rudal tersebut memasuki produksi penuh pada tahun 2018. Laporan-laporan ini mengklaim bahwa Taiwan berencana untuk memproduksi sepuluh hingga enam puluh rudal Hsiung Feng IIIER di bawah proyek dengan nama sandi “God’s Spear” dan “Coiled Dragon.”6 Peningkatan ini meningkatkan jangkauan rudal dari 120-150 km menjadi sekitar 400 km.

Varian standar Hsiung Feng III berukuran panjang 5,1 meter, diameter 0,38 meter, dan berat sekitar 660 kg saat diluncurkan. Rudal ini membawa semi-armor piercing warhead seberat120 kg. Rudal ini ditenagai oleh booster berbahan bakar padat dan mesin ramjet berbahan bakar cair.

Hsiung Feng III dipandu oleh INS dengan terminal radar homing aktif. Rudal ini dilaporkan dilengkapi dengan smart fuse yang dirancang untuk mengarahkan sebagian besar energi ledakan ke bawah setelah mendeteksi bahwa rudal berada di dalam lambung kapal target, sehingga memaksimalkan kerusakan pada sasaran.

Selain menjadi kekuatan baterai sistem pertahanan pesisir, sistem rudal Hsiung Feng III telah dipasang pada frigat Cheng Kung class, korvet peluru kendali Tuo Chiang class, dan kapal perang patroli Jin Chiang class.

Pada tanggal 1 Juli 2016, sebuah kapal angkatan laut Taiwan secara tidak sengaja menembakkan rudal Hsiung Feng III selama latihan, menewaskan kapten kapal penangkap ikan dan melukai tiga awak kapal. Menurut Laksamana Mei Cia-shu dari angkatan laut Taiwan, sistem penargetan rudal tersebut melacak kapal penangkap ikan dan melakukan serangan langsung. Namun, karena smart fuse, rudal tersebut mampu merobek lambung kapal kecil tersebut tanpa meledak. (Gilang Perdana)

Taiwan Gelar Rudal Jelajah Jarak Jauh Supersonik Ching Tien (Yun Feng), Mampu Menjangkau Beijing!

7 Comments