CIA Ungkap Keberadaan Aquiline, Drone untuk Misi Intai di Wilayah Cina dan Uni Soviet

Setelah 50 tahun berlalu, Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) merilis sesuatu yang mengejutkan publik, bahwa pada dekade 60-an, CIA telah menggunakan jasa drone untuk kegiatan pengintaian dan pengumpulan data di wilayah lawan. Persisnya pada 30 Juli 2020, situs resmi CIA – cia.gov memperlihatkan sosok drone intai yang diberi lebel project Aquiline. Dari dokumen yang dipaparkan, terugkap keterlibatan manufaktur McDonnell Douglas sebagai kontraktor Aquiline. Meski keberadaannya serba rahasia, tapi inilah pelopor teknologi drone intai modern.

Baca juga: Robot Burung Flapping Wing Untuk Misi Pengintaian Tersamar

Project Aquiline digagas CIA untuk tujuan pengumpulan data-data intelijen. Penggunaan drone ini mulai dikebut sesaat setelah insiden penembakan pesawat intai Lockheed U-2 Dragon Lady yang diterbangkan Francis Gary Powers pada tahun 1960. Berkaca dari kegiatan pengumpulan data intelijen dengan pesawat berawak yang penuh risiko, CIA kemudian mengembangkan konsep drone sebagai collection platform.

Dari awal pengembangannya, Aquiline digadang untuk terbang menggunakan karakteristik burung. Selain digunakan untuk melakukan pemotretan di wilayah lawan, drone Aquiline juga difungsikan untuk memberikan dukungan akses komunikasi dan informasi bagi agen di lapangan.

Aquiline dilengkapi konsol kamera TV pada bagian hidung, sementara data yang direkam kemudian diteruskan ke pesawat intai U-2R yang terbang nun jauh di atasnya untuk fungsi relay, yang pada tahap selanjutnya, data di U-2R akan diteruskan via jalur satelit untuk dapat dijangkau oleh ground control station. Ada juga yang menyebut, Aquiline menggunakan jasa CHECKROTE sebagai platform relay, sebuah radar over-the-horizon yang dikembangkan untuk mendeteksi peluncuran rudal di Cina.

Drone Aquiline hanya punya one way ticket, artinya drone tidak diharapkan untuk bisa pulang ke home base. Dalam gelarannya, drone ini dilepaskan dari udara. Beberapa wilayah yang pernah dijajal drone ini seperti di lokasi uji rudal dan fasilitas uji nuklir di Cina dan Uni Soviet. Seperti di fasilitas uji nuklir Lop Nor dan fasilitas peluncuran rudal di Shuangchengzhi, Cina.

Kemudian drone ini pernah juga diterjunkan di fasilitas anti rudal Sary Shagan (anti-ballistic missile testing range) di Kazakhstan, Uni Soviet. Dalam pengintaian di Lop Nor, drone ini dilepaskan dari pesawat angkut C-130 yang diawaki oleh kru asal Taiwan pada 17 Mei 1969.

Baca juga: RfPatrol MKII – Radio Genggam Pendeteksi Kehadiran Drone Intai

Dari spesifikasi, Aquiline punya panjang 1,5 meter dan lebar bentang sayap 2,2 meter. Sebagai dapur pacu, menggunakan silent engine dengan tenaga 3 1/3 hp. Aquiline dapat mengudara selama 50 jam dengan jarak jelajah 1.931 km. Dalam studi pengembangan, Aquiline sempat diusulkan untuk bisa menggunakan mesin radioisotop agar drone bisa mengudara selama hingga 30 hari. (Bayu Pamungkas)

17 Comments