Update Drone KamikazeKlik di Atas

Buntut Insiden F-35 ‘Nyungsep’ di Texas, Pratt & Whitney Tangguhkan Pengiriman Mesin

Buntut insiden F-35B ‘nyungsep’ di runway Naval Air Station Joint Reserve Base di Fort Worth, Texas, pada 15 Desember 2022, rupanya terus berlanjut. Setelah Israel yang melakukan temporary grounded pada 11 unit F-35A, kini ada kabar lanjutan bahwa kontraktor militer dan pertahanan Pratt & Whitney telah menangguhkan pengiriman mesin baru untuk jet tempur F-35 Lightning II.

Baca juga: Gagal Saat Pendaratan, Jet Tempur Stealth F-35B ‘Nyungsep’ (Lagi), Martin Baker Dapat Berkah

F-35 Joint Program Office (JPO) mengatakan kepada Defense News (4/1/2023), bahwa pengiriman mesin Pratt & Whitney F135 telah dihentikan pada 27 Desember 2022, yakni setelah apa yang digambarkan JPO sebagai “kesepakatan bersama” yang melibatkan Defense Contract Management Agency (DCMA) dan pabrikan mesin Pratt & Whitney.

JPO mengatakan pengiriman mesin ditangguhkan, sementara menunggu tuntasnya penyelidikan atas insiden yang menimpa F-35B pada 15 Desember 2022. Sejauh ini, Pratt & Whitney tidak memberikan komentar langsung terkait penangguhan pengiriman mesin dan insiden yang terkait.

Dalam rekaman video yang viral, pada 15 Desember 2022, sebuah F-35B yang belum diserahkan ke Kementerian Pertahanan, tiba-tiba turun secara vertikal dengan kecepatan yang relatif tinggi. Kemudian mendarat sebentar, memantul kembali ke udara, tiba-tiba meluncur ke depan, dan turun lagi, hidung mengenai landasan terlebih dahulu. F-35B sempat bolak-balik saat berputar di rumput. Pilot kemudian terlihat melontarkan diri saat pesawat masih bergerak.

Setelah kecelakaan itu, Lockheed Martin menghentikan tahapan uji coba pra pengiriman F-35 di ketiga fasilitas produksinya, termasuk di Air Force Plant 4, yang berlokasi di Fort Worth.

Penampakan mesin F-35B.

Hal tersebut juga berdampak pada penangguhan pengiriman selama dua minggu terakhir, yang berarti Lockheed Martin hanya mengirimkan 141 unt F-35 pada tahun 2022, lebih sedikit dari yang disyaratkan dalam kontrak yaitu 148 unit.

Lockheed Martin pada 30 Desember 2022 menyebut, bahwa pihaknya berada di jalur yang tepat untuk memenuhi komitmen pengirimannya sebelum kecelakaan itu, dan terus memproduksi F-35. Lockheed Martin mengatakan memiliki sembilan unit F-35 yang siap menjalani penerbangan penerimaan.

(F-35C)

JPO mengatakan pihaknya telah mengeluarkan panduan yang membatasi beberapa pesawat berisiko tinggi dari operasi penerbangan sementara penyelidikan berlanjut. JPO kemudian merevisi pernyataannya untuk mengatakan telah merekomendasikan pembatasan operasi penerbangan sampai prosedur dikembangkan untuk kembali terbang.

F-35 JPO bekerja sama dengan DCMA, Pratt & Whitney, dan Lockheed Martin untuk mengembangkan prosedur untuk mencabut pembatasan dan melanjutkan operasi penerbangan penerimaan, tetapi tidak tahu berapa lama larangan terbang akan berlaku.

Baca juga: Hanya di F-35B Lightning II, Sistem Auto Eject yang Mampu Lontarkan Pilot Secara Otomatis

Ketiga varian jet tempur F-35 menggukan jenis mesin turbofan F135 yang dipasok Pratt & Whitney. Meski menggunakan tipe mesin yang sama, namun ada perbedaan seri, yakni F135-PW-100 – digunakan dalam varian F-35A Conventional Take-Off and Landing (CTOL); F135-PW-400 – digunakan dalam varian angkatan laut F-35C yang dibuat dengan bahan tahan korosi garam, dan F135-PW-600 – digunakan pada varian F-35B Short Take-Off Vertical Landing (STOVL). (Gilang Perdana)

8 Comments