Bukan Hanya Kasus Rafale B, Penumpang Tarik Tuas Kursi Lontar Juga Pernah Terjadi di Indonesia

Akibat penumpang panik berujung melontarkan diri lewat kursi lontar (ejector seat), ternyata bukan hanya terjadi pada insiden jet tempur Rafale B milik AU Perancis. Di Indonesia juga pernah terjadi peristiwa yang hampir mirip pada misi joy flight. Bedanya, bila Rafale B kemudian mampu return to base, sebaliknya pesawat latih dasar turboprop KT-1B Wong Bee TNI AU dengan nomer registrasi LD-0102 harus berakhir dengan total lost.

Baca juga: Abaikan Prosedur Keselamatan, Pria 64 Tahun ‘Terlontar’ dari Rafale B

Dikutip dari beberapa sumber, peristiwa di atas terjadi pada 24 Juni 2010 di langit Bandara Ngurah Rai, Bali pada ketinggian seribu kaki (304 meter dari permukaan laut). Yang menjadi penumpang dalam kejadian tersebut adalah Pandam Udaya Mayor Jenderal TNI Rachmad Budianto dan penerbangnya, Letkol Pnb Ramot Sinaga, yang kala itu menjabat Komandan Skadron Pendidikan 102 Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto.

KT-1B Wong Bee LD-0102 merupakan pesawat leader dari 4 (empat) pesawat yang melaksanakan tactical landing setelah melaksanakan misi joy flight mengitari wilayah Bali.

Pesawat jatuh karena penumpang menarik tuas kursi pelontar setelah sebelumnya Ia merasa mendengar adanya gangguan pada pesawat. Akibat terlontarnya kursi penumpang, maka secara otomatis pilot in command yang tidak menduga, juga ikut terlontar dan mendarat di luar Bandara Ngurah Rai. Pilot yang tidak siap untuk melakukan lompatan terluka parah akibat benturan dan harus dirawat di RSUP Sanglah Denpasar, sedangkan penumpang pesawat tidak memerlukan perawatan rumah sakit. Namun, secara resmi Panglima TNI menyatakan pesawat jatuh karena gangguan mesin.

KT-1B Wong Bee TNI AU.

KT-1B Wong Bee adalah pesawat latih produksi Korea Aerospace Industries (KAI), pesawat tersebut menggunakan kursi lontar jenis Martin Baker MK.16. Kursi lontar ini dapat melemparkan kursi pilot hingga ketinggian 70 meter.

Baca juga: Martin Baker – Sang Penyambung Nyawa Pilot Pesawat Tempur

Kursi lontar didesain untuk bisa digunakan melontarkan pilot pada ketinggian dan kecepatan nol, artinya kursi lontar bisa diaktifkan saat pesawat dalam keadaan diam di darat sampai kecepatan 600 knot dengan ketinggian sampai 50.000 kaki. Kursi lontar pesawat tempur ini bisa dioperasikan dengan tiga tipe kecepatan dan ketinggian saat pesawat mengudara. Martin Baker MK.16 juga digunakan pada pesawat tempur EMB-314 Super Tucano. (Gilang Perdana)