Abaikan Prosedur Keselamatan, Pria 64 Tahun ‘Terlontar’ dari Rafale B
|Peristiwanya sudah terjadi pada 20 Maret 2019, namun tetap saja insiden ini menarik perhatian setelah baru-baru ini kisahnya dibuka oleh beberapa media internasional. Sebuah jet tempur Rafale B (tandem seat) milik AU Perancis terpaksa return to base tak lama setelah lepas landas dari Lanud Saint-Dizier 113 di Bagian Timur Perancis. Penyebabnya terbilang tak biasa, yaitu penumpang yang berada di kursi bagian belakang tak sengaja menekan tombol kursi pelontar (ejector seat). Kok bisa?
Baca juga: Mengenal Dassault Rafale B, Jet Latih Tempur dengan Predikat Battle Proven
Seperti dikutip dari dailymail.co.uk (12/4/2020), disebutkan saat itu Rafale B tengah dalam misi joy flight, dimana yang dibawa di kursi belakang adalah seorang warga sipil. Dari informasi yang dihimpun warga sipil yang tak disebutkan namanya ini, sudah berusia lanjut (64 tahun) dengan status pensiunan. Pria yang sebelumnya bekerja di salah satu kontraktor pertahanan tersebut, memang melakukan penerbangan sebagai ‘hadiah’ perpisahan dari kantornya.
Dari hasil investigasi oleh Biro Keselamatan Penerbangan Perancis (BEA-E), ada beberapa fakta yang kemudian terungkap, bahwa sang penumpang Rafale B ini mengalami kepanikan saat lepas landas dan secara pribadi tidak siap untuk melakukan penerbangan dengan jet tempur. Investigasi BEA-E mengungkap bila sang penumpang tidak diikat dengan benar, bahkan Ia tidak mengenakan kostum anti gravitasi (g-suite) dengan benar.
Pemeriksaan kesehatan memang telah dilakukan empat jam sebelum terbang, namun hasil pemeriksaan kesehatan ternyata tidak dilaporkan ke pilot. Sebagai penerbang pemula, juga terungkap bahwa penumpang ini mengenakan kostum g-suite sendiri, tanpa dibantu oleh kru penerbangan dan ternyata Ia mengenakan dengan cara yang salah. Dan yang cukup fatal, ikat tali tempat duduk tidak dikencangkan dengan benar. Sebelum mesin Rafale B menyala, terungkap dari dari smart watch yang dikenakan, bahwa detak jantungnya di antara 136 dan 142 detak per menit.
Kala lepas landas, pilot Rafale B langsung menggeber jet tempur dengan sudut pendakian 47 derajat dalam manuver 4G. Dan tepat di ketinggian 762 meter, terjadilah petaka, yaitu sang penumpang merasakan kepanikan. Di momen panik tersebut, penumpang rupanya salah meraih pegangan, justru yang diraih adalah tuas kursi pelontar. Dan jadilah Ia terlontar dengan kursinya dalam kondisi 0,6 Gs negatif.
Baca juga: Meski Canggih, Rafale Masih Menganut Non Retractable Probe, Inilah Alasannya
Sistem pelontar jet tempur Rafale dipasang untuk menembakkan kedua kursi jika salah satunya diaktifkan, tetapi rupanya kursi pelontar belakang merusak aktuator kursi depan dan pilot tetap berada di pesawat yang sudah tidak memiliki kanopi. Penumpang mendarat dengan selamat dan pilot dapat menerbangkan pesawat kembali ke pangkalan. Akibat tak mengenakan pengikat dengan benar, plus kostum g-suite yang salah, penumpang mendarat dengan kondisi cidera punggung.
Meksi jet tempur seharga 74 juta euro ini berhasil diselamatkan, tak pelak akibat kesalahan prosedur, pesawat harus di grounded untuk dilakukan perbaikan. (Haryo Adjie)
Ngeri jg nih. Pilot masih bisa mendarat selamat tanpa Kanopi. Pas lagi geber pesawat utg gal panik itu dengar ledakan kursi di belakang.
Wajib beli nih Rafael, pakai uang Yen..Yen Ono duite
Waw . Bahaya juga kalo nggak siap naik jet tempur .
3 skadron rafale pesanan indonesia sudah bisa ditampilkan kah di hut tni 2020 besok ?
Hebatnya Rafale.. Dgn kondisi spt ini, kedua awak bisa selamat dan pesawat bisa mendarat dg selamat pula.
ini cuma ada di Perancis.
Dan ini kelalaian.
Benar benar analisa yang bagus
Benar benar bukan seorang amatir
Terima kasih dek tabok. rupany dek tabok sdh sadar. Tp mohon maaf
bkn berarti ane bersedia ngangkat ente jd murid., Jauh panggang dr api ya dek.
Mukegile