Brunei Darussalam Sewa Dua Kapal Patroli Fearless Class dari Singapura
|Sebagai negara makmur di Asia Tenggara, Brunei Darussalam pernah menghibahkan kapal patroli Badau class – KRI Badau 841 Dan KRI Selawaku 842 kepada TNI AL. Meski dihibahkan tanpa rudal, sejatinya kedua kapal patroli buatan Inggris itu dapat dipasangi rudal anti kapal MM38 Exocet. Namun, belum lama ada kabar yang sedikit membuat heran, pasalnya Brunei Darussalam justru menerima kapal patroli bekas pakai Angkatan Laut Singapura.
Eks kapal patroli yang kini digunakan AL Brunei Darussalam adalah Fearless class, yang telah dinonaktifkan AL Singapura pada tahun 2019 silam. Namun, jangan anggap Brunei Darussalam yang kaya minyak itu menerima hibah, persisnya dua unit kapal patroli Fearless class diserahkan dari Singapura dengan sistem sewa (lease), meski tidak diketahui berapa lama masa sewa yang disepakati kedua negara.
Dikutip dari Navalnews.com, Angkatan Laut Republik Singapura mengumumkan penyerahan dua kapal patroli Fearless class ke Angkatan Laut Kerajaan Brunei lewat sebuah upacara pengiriman kapal pertama yang diadakan di Pangkalan Angkatan Laut Changi pada 15 Maret 2023.
Upacara tersebut dihadiri oleh Kepala Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) Letnan Jenderal (LG) Melvyn Ong dan Komandan Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei (MG) Mayor Jenderal Dato Paduka Seri Haji Muhammad Haszaimi bin Bol Hassan.
“Upacara hari ini menandai tonggak penting lainnya dalam persahabatan erat antara Singapura dan Brunei… Fearless class telah melindungi Selat Singapura selama lebih dari dua dekade. Saya berharap kapal-kapal ini akan melayani AL Brunei dengan baik, dan akan meningkatkan pertahanan maritim Brunei untuk tahun-tahun mendatang,” ujar Melvyn Ong.
Dioperasikan oleh AL Brunei Darussalam, Fearless class yang diserahkan Singapura – eks RSS Gallant dan RSS Brave, akan berganti nama menjadi KDB As-Siddiq dan KDB Al-Faruq.
Fearless class disokong oleh dua mesin MTU 12 V 595 TE 90 diesel dan ZF gear boxes driving 2 × Kamewa Waterjets, membuatnya mampu melaju secara ekonomis di angka 20 knots dan mampu berlayar hingga 1.900 km jauhnya.
Disematkannya triple tube peluncur B515 untuk torpedo EuroTorp A244/S di tubuh Fearless Class membuatnya siap untuk melakoni peperangan bawah air. Sementara untuk pertahanan jarak dekat, masih ada bekal 4 pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB Browning 12,7 mm.
Jangan lupakan OTO Melara 76 mm Super Rapid – meriam yang berada di haluan Fearless class, menjadikan daya gempur kapal cepat ini setara dengan kanon sekelas korvet SIGMA dan frigat Van Speijk Class andalan TNI AL.
Bicara tentang rudal, awalnya Fearless Class hanya dirancang dengan rudal anti pesawat Mistral dengan peluncur Simbad, seperti di frigat Van Speijk. Tapi enam pesanan terakhir, kapal cepat ini juga dilengkapi asupan rudal anti kapal Gabriel II buatan IAI (Israel Aerospace Industries).
Meski sudah dipensiunkan pada tahun 2019, Fearless class faktanya tidak benar-bebar pensiun. Dari 12 unit Fearless Class (1 unit rusak parah – RSS Courageous pada 3 Januari 2003), ada empat unit yang di-refurbish. Dengan proyek refurbish yang dijalankan Kementerian Pertahanan Singapura, maka Fearless class berubah nama menjadi Sentinel class.
Menyandang nama Sentinel class, kapal patroli muka lama nama baru ini telah mendapatkan sejumlah peningkatan kemampuan. Selain memperpanjang usia operasional, Sentinel class mendapatkan kalibrasi terbaru, mencakup sistem komunikasi yang ditingkatkan, sistem peringatan audio visual yang ditingkatkan, pemasangan sistem spatbor dan perlindungan balistik modular.(Gilang Perdana)
Rakyat Brunei sudah terlalu nyaman hidupnya dibiayai negara jadi buat apa menjadi prajurit negeri, nyapek in badan. Sebenarnya mereka bisa sewa TKI yg melimpah disana utk operasikan kapal perang dan pespur tentunya setelah diseleksi, cukup dan cakap sdm nya. Contoh Legiun Asing Perancis yg terkenal dominan warga asing yg berjanji sumpah setia kepada konstitusi Perancis.
Kerajaan monarki absolut. Tak de election tak de parlemen. Suka2 baginda la.
SDM nya ga cukup bung,3 korvet bung tomo class dibeli kita karena brunei tidak punya cukup untuk mengawaki,apalagi 3 skuadron rafale
Saya heran dengan Brunei Darussalam. Negara super kaya dari minyak, tapi alutsistanya kok semenjana??? Padahal mereka bisa beli tuh 3 skadron Rafale seperti membeli kacang goreng.