BM-27 Uragan – MLRS Kelas Berat yang Menyatukan Selera Rusia dan Ukraina
|Lantaran pernah ‘hidup bersama’ dalam naungan Uni Soviet, maka banyak kesamaan antara alutsista Rusia dan Ukraina, bahkan standar persenjataan Ukraina masih belum move on dari standar Soviet. Begitu pun di segmen MLRS (Multiple Launch Rocket System), ketika ada video yang merilis penembakan BM-27 Uragan oleh militer Ukraina, maka Rusia pun punya Uragan dalam jumlah yang sejatinya jauh lebih banyak.
Meski bertajuk MLRS, namun BM-27 Uragan adalah mengusung kaliber yang lebih besar dari Tornado-G (122 mm), yakni Uragan mengusung kaliber roket 220 mm. Atau dari aspek kaliber, Uragam mengadopsi kaliber roket yang sama dengan TOS-1A Buratino. Mengandalkan heavy flamethrower system, baik BM-27 Uragan dan TOS-1A Buratino menjadi mesin perang yang menakutkan dengan daya hancurnya yang masif.
Perbedaan yang mendasar, bila TOS-1A Buratino hadir dalam sasis MBT (Main Battle Tank) T-72 dan berisi 24 laras roket, maka BM-27 Uragan dirancang dalam platform rantis heavy truk ZIL-135 8×8, sementara peluncur yang diusung berisi 16 laras. Dikutip dari wikipedia.org, pada tahun 2016, Ukraina memiliki 70 unit BM-27 Uragan, sementara Rusia memiliki 900 unit, dengan 700 unit berada dalam depo penyimpanan.
Ukrainian BM-27 Uragan MRLS in Mykolaiv Oblast launching a rocket barrage towards Russian positions.#Russia #Ukraine pic.twitter.com/kgIHe3PGqQ
— GhostOf_kyiv (@PilotJohn4) April 8, 2022
Dari sejarahnya, BM-27 Uragan (GRAU 9P140) adalah sistem MLRS yang dirancang di era Uni Soviet. Senjata artileri ini memulai layanannya di Angkatan Darat Soviet pada akhir 1970-an, dan merupakan peluncur MLRS pertama yang menghadirkan roket dengan modern spin dan fin stabilized.
BM-27 dapat menggunakan roket submunisi HE-FRAG, bahan kimia, bahan peledak, atau ranjau yang dapat tersebar (PTM-3 atau PFM-1), yang semuanya diledakkan dengan sekering pengatur waktu listrik (electric timing fuses). Sebagai catatan, amunisi kimia telah resmi tidak digunakan di Rusia sejak 2017.
Setiap roket memiliki berat 280,4 kilogram. Hulu ledak memiliki berat antara 90 dan 100 kilogram, tergantung pada jenisnya. Sebuah salvo penuh 16 roket dapat ditembakkan dalam 20 detik dan dapat menyerang target dalam jarak tembak efektif 35 kilometer – (maksimum 90 km).


Karena ukuran hulu ledak, jangkauan roket, dan kecepatan salvo yang dapat diluncurkan, BM-27 sangat efektif dalam peletakan ranjau. Setiap roket 220 mm dapat menyebarkan 312 ranjau anti-personil PFM-1. Ladang ranjau dapat diletakkan di belakang garus pertahanan musuh yang mundur atau bahkan digunakan untuk menjebak musuh dengan mengepung mereka dengan medan ranjau. Taktik seperti ini sering digunakan oleh Soviet pada perang Afghanistan.
Untuk kendaraan pengusung, ZIL-135 8×8 dengan bobot 20 ton, mengadopsi dua mesin bensin yang menggerakkanhingga kecepatan maksimum 65 kilometer per jam. Satu mesin menggerakkan keempat roda di sebelah kiri truk, sedangkan mesin lainnya menggerakkan keempat roda di sebelah kanan. ZIL-135 memiliki penggerak delapan roda, tetapi hanya as roda depan dan belakang yang digunakan untuk kemudi. Truk ini memiliki daya jelajah maksimum 500 kilometer.
Baca juga: Rusia Rancang MLRS Tornado-G Varian ‘Air Droppable’ untuk Pasukan Linud
Kabin ZIL-135 dilindungi NBC, memungkinkan roket untuk ditembakkan tanpa mengekspos kru untuk kemungkinan kontaminasi. Awak BM-27 Uragan terdiri dari enam orang. Setelah roket ditembakkan, 9T452 (kendaraan berbasis ZIL-135 lainnya) digunakan untuk membantu untuk proses reload. Rantis ini membawa roket tambahan dan derek untuk mentransfer roket dari kendaraan reload ke peluncur. Seluruh prosedur reload memakan waktu sekitar 20 menit. (Gilang Perdana)
Kalo marinir punya ini, keren juga sih
Apa lagi punya TOS Buratino
Roket bisa dikembangkan dari 122mm ke 220mm di program roket nasional
Kl d pakai terus kasian paratino karena buratino dinas malam terus
Bagus juga tuh kalo Indonesia punya. Tapi dg jangkauan roket yg ditinggalkan akan lebih baik lagi.
kalau marinir sekalian aja bm-30 biar maksimal hehehehehe