“Bikin Iri,” Singapura Pensiunkan (Lagi) Tiga Unit Kapal Patroli Fearless Class

Bila Indonesia masih menganut kebijakan akuisisi atau hibah alutsista bekas pakai seperti di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, boleh jadi purna tugasnya kapal patroli litoral Fearless Class milik AL Singapura (RSN) akan menjadi salah satu opsi, khususnya untuk mengisi kebutuhan OPV (Offshore Patrol Vessel). Toh Indonesia juga pernah menerima hibah kapal patroli dari Singapura – KRI Cucut 866 (eks RSS Jupiter) pada tahun 2002.

Baca juga: KRI Cucut 866: Bukan Kapal Patroli Biasa

Meski masuk masa purna tugas, Fearless Class sejatinya masih tergolong baru dan modern, lantaran kapal yang dibangun ST (Singapore Techologies) Marine ini baru masuk kedinasan pada awal dekade 90-an.

Dikutip dari Janes.com (27/8/2019), RSN telah menon-aktifkan tiga kapal patrol Fearless Class sekaligus, yaitu RSS Fearless 94, RSS Brave 95, dan RSS Dauntless 99 yang dilepas penugasannya oleh Laksamana Muda Lew Chuen Hong dalam sebuah seremoni yang diadakan di Tuas Naval Base, Selasa lalu.

Diketahui, RSS Fearless dan RSS Brave sudah mengabdi kepada Singapura sejak tahun 1996 silam – sedangkan RSS Dauntless mulai tergabung di RSN setahun berselang. Dengan berakhirnya masa abdi ketiga kapal ini, maka sejatinya ini merupakan tanda bahwa RSN mulai menggunakan secara penuh armada kapal patroli terbaru mereka, Independece Class LMV Littoral Mission Vessel (LMV).

Pasca pemberhentian operasi dari ketiga kapal perang tersebut, maka tercatat hanya ada dua dari 12 unit Fearless Class yang masih bertahan – RSS Gallant dan RSS Freedom yang masih tetap tergabung di dalam tubuh RSN.

Padahal sebelumnya, ketiga kapal Fearless Class ini tidak hanya berperan sebagai penjaga garis pantai Singapura saja, melainkan sebagai, “salah satu pion penyambung hubungan multilateral dengan negara lain, dengan cara ikut berpartisipasi dalam beragam latihan kemiliteran,” ungkap salah seorang sumber dari Kementerian Pertahanan Singapura.

“Kapal-kapal Fearless Class juga merupakan bagian integral dari Maritime Security Task Force’s (MSTF) High Readiness Core yang tajam dan selalu waspada di kawasan Selat Malaka,” lanjutnnya.

Banyak yang menyayangkan pemberhentian operasi dari kapal yang digadang-gadang sebagai lawan tanding terberat dari KCR60 milik TNI AL ini. Dirakit oleh Singapore Technologies Maritime pada tahun 1990, Fearless Class memiliki bobot 500 ton dengan dimensi 55 x 6,6 x 2,7 meter.

Kapal ini disokong oleh dua mesin MTU 12 V 595 TE 90 diesel dan ZF gear boxes driving 2 × Kamewa Waterjets, membuatnya mampu melaju secara ekonomis di angka 20 knots dan mampu berlayar hingga 1.900 km jauhnya.

Disematkannya triple tube peluncur B515 untuk torpedo EuroTorp A244/S di tubuh Fearless Class membuatnya siap untuk melakoni peperangan bawah air. Sementara untuk pertahanan jarak dekat, masih ada bekal 4 pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB Browning 12,7 mm.

Jangan lupakan OTO Melara 76 mm Super Rapid – meriam yang berada di haluan Fearless Class, menjadikan daya gempur kapal cepat ini setara dengan kanon sekelas korvet SIGMA dan frigat Van Speijk Class andalan TNI AL.

Baca juga: [Polling] Fearless Class RSN – Lawan Tanding Terberat KCR60 Class TNI AL

Bicara tentang rudal, awalnya Fearless Class hanya dirancang dengan rudal anti pesawat Mistral dengan peluncur Simbad, seperti di frigat Van Speijk. Tapi enam pesanan terakhir, kapal cepat ini juga dilengkapi asupan rudal anti kapal Gabriel II buatan IAI (Israel Aerospace Industries). (Nurhalim)

13 Comments