Berkat ‘Jasa’ Australia, AL Cina Mulai Mengenal dan Mendalami Teknologi Kapal Induk

HMAS Melbourne (vvaavic.org.au)

Kemasyuran armada laut Cina salah satunya dapat dilihat dari agresifitasnya dalam pembangunan kapal induk. Bagi warganet, umumnya mengetahui bila teknologi Rusia ada di balik kemajuan rancangan bangun kapal induk Shandong yang di bangun di Dalian Shipbuilding pada tahun 2013. Selain rancangan dek model ski jump yang kental dipengaruhi oleh aroma Soviet, kapal induk pertama Cina tak lain adalah Lioaning, yang tak lain eks AL Uni Soviet (Varyag) yang dijual ke Cina pada tahun 2002.

Baca juga: Lintasi Selat Taiwan, Kapal Induk Shandong dalam Pelayaran Menuju Laut Cina Selatan

Namun, tahukah Anda, bahwa jauh sebelum Cina mampu memproduksi kapal induk Shandong, bahkan sebelum memutuskan membeli kapal induk eks Uni Soviet, justru Cina pada awalnya memperoleh teknologi dan rancangan bangun kapal induk dari Australia. Tentu saja apa yang diperoleh Cina dari Australia adalah berkah tak langsung, yang sebaliknya merupakan kerugian bagi dunia barat tatkala militer Cina memperoleh barang berharga untuk dapat dipelajari dengan cara yang relatif mudah.

Alkisah, pada dekade 50 sampai 80-an, AL Australia (RAN) merupakan operator kapal induk konvensional satu-satunya di kawasan Pasifik. Tidak tanggung-tanggung, di era Perang Dingin, Australia mengoperasikan dua unit kapal induk ringan Majestic Class buatan Inggris, yaitu HMAS Sydney R17 dan HMAS Melbourne R21.

Seiring reorganisasi dan perubahan strategi militer, Australia kemudian memensiunkan kedua kapal induk yang dibangun pasca Perang Dunia II tersebut. HMAS Sydney lebib dulu pensiun pada 12 November 1973, sementara HMAS Melbourne baru pensiun pada 30 Mei 1982.

(vvaavic.org.au)

Kedua kapal induk Australia berakhir dengan cara di scrap (dibesituakan). HMAS Sydney mujur di scrap di Korea Selatan pada tahun 1975, namun lain cerita dengan HMAS Melbourne, kapal ini justru di scrap di negara yang haus akan asupan teknologi alutsista barat, persisnya HMAS Melbourne di scrap di Cina pada tahun 1985. Dan dari sinilah cerita bergulir.

Menyusul keputusan Pemerintah Australia untuk mengganti Melbourne, kapal induk dengan bobot 22.000 ton ini disiapkan untuk dibuang, dan dinonaktifkan serta ditempatkan sebagai cadangan pada tanggal 30 Juni 1982. Awalnya HMAS Melbourne disiapkan untuk suatu waktu diaktifkan kembali untuk mendukung misi anti kapal selam dengan helikopter, waktu yang dibutuhkan untuk persiapan adalah 26 minggu. Namun, sayangnya gagasan tersebut tidak pernah terwujud.

(vvaavic.org.au)

Untuk menyelamatkan kenangan besar Australia, lantaran mulai dioperasikan sejak 1955, sebuah kelompok yang berbasis di Sydney mengusulkan pada tahun 1984 untuk membeli HMAS Melbourne dan mengubahnya sebagai kasino terapung yang ditambatkan di perairan internasional di lepas pantai Eden, New South Wales. Tetapi lagi-lagi, ide itu kandas.

Kapal induk ini awalnya dijual untuk di-scrap seharga Aus$1,7 juta, namun penjualannya gagal pada Juni 1984. Baru kemudian pada Februari 1985, HMAS Melbourne akhirnya terjual ke China United Shipbuilding Company seharga Aus$1,4 juta, dengan maksud kapal induk tersebut ditarik ke Cina untuk dibongkar sebagai besi tua.

A-4 Skyhawk di HMAS Melbourne (vvaavic.org.au)

Sebelum kapal berangkat ke Cina, AL Australia melucuti semua peralatan dan senjata elektronik di HMAS Melbourne, dan mengelas rudder-nya ke posisi tetap sehingga tidak bisa diaktifkan kembali. Namun, steam catapult (pelotar pesawat), arresting equipment (perangkat pendarat) dan mirror landing system tidak dilepaskan oleh AL Australia.

Menuju Guangzhou, kapal induk tersebut berangkat dari Sydney pada 27 April 1985 dengan dukungan kapal tunda De Ping. Setelah beberapa kali insiden dalam pelayaran, HMAS Melbourne akhirnya tiba di Cina pada 13 Juni 1985.

Di luar dugaan Australia, ternyata eks HMAS Melbourne tak segera dibongkar, alih-alih kapal induk ini justru dipelajari oleh arsitek dan insinyur AL Cina sebagai bagian dari program pengembangan kapal induk rahasia. Tidak jelas, apakah AL Cina mengatur akuisisi Melbourne atau hanya memanfaatkan situasi.

Laksamana Muda Zhang Zhaozhong, seorang anggota staf di National Defense College menyatakan, bahwa Angkatan Laut tidak mengetahui pembelian tersebut sampai HMAS Melbourne pertama kali tiba di Guangzhou.

HMAS Melbourne adalah kapal perang terbesar yang pernah dilihat oleh para ahli Cina, dan mereka terkejut dengan jumlah peralatan yang masih ada. AL Cina kemudian mengatur agar dek penerbangan kapal dan semua peralatan yang terkait dengan operasi penerbangan dipindahkan sehingga dapat dipelajari secara mendalam. Laporan beredar bahwa replika dek penerbangan, atau dek itu sendiri, digunakan untuk pelatihan rahasia pilot dalam operasi penerbangan kapal induk.

Kapal induk ini kabarnya tidak dibongkar selama bertahun-tahun, menurut beberapa rumor kapal induk ini tidak sepenuhnya dibongkar sampai tahun 2002. Sebuah artikel tahun 2012 di Jane’s Navy International menyatakan bahwa sejumlah besar peralatan yang ditemukan dari Melbourne “tidak diragukan lagi membantu” Laksamana Liu Huaqing mendapatkan dukungan Pemerintah atas proposalnya untuk memulai program pengembangan kapal induk.

Baca juga: Tinggalkan Model Ski-Jump, Cina dan India Pilih Peluncur EMALS untuk Kapal Induk Generasi Terbaru

Cina kini tengah membangun kapal induk ketiga, gosipnya akan mengadopsi EMALS (Advanced Electromagnetic Launch System), dimana pada kapal induk ketiga nantinya dirancang dapat meluncurkan pesawat AEW&C Xian KJ-600. Lantaran punya bobot yang berat, sementara kekuatan mesin terbatas, maka KJ-600 dirancang untuk tinggal landas dari kapal induk yang menggunakan sistem catapult.(Haryo Adjie)

22 Comments