Bendung Agresi Cina, Drone Bawah Laut Australia Berkemampuan Menyelam Hingga 6 Km Meluncur 2023
Australia mengebut penyelesaian drone bawah laut atau XLAUV (Extra–Large Autonomous Underwater Vehicle). Satu unit drone bawah laut ditargetkan selesai dalam setahun ke depan untuk membendung agresi Cina. Hal ini disampaikan oleh pendiri Anduril Industries, Palmer Luckey, saat mengunjungi Negeri Kangguru, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Australia Umumkan Proyek XLAUV – Drone Bawah Laut Berukuran Besar
“Kami akan membangun yang pertama dalam setahun, yang berikutnya secepat mungkin setelah itu. Drone bawah laut akan menjadi bagian yang sangat penting untuk mencegah agresi (Cina),” tegasnya, seperti dikutip dari astraherald.com (20/8/2022).
Luckey, yang merupakan inovator ulung penemu Oculus Rift (headset VR yang dijual ke Facebook pada tahun 2014), berjanji, drone bawah laut buatannya akan tanpa celah atau kekurangan. Itu berarti drone bawah laut Australia akan dilengkapi dengan sederet kemampuan andal dalam berbagai misi, baik pengintaian maupun pertempuran.
Meski berukuran besar, drone bawah laut itu dijanjikan tetap senyap. Ini juga disebut mampu melakukan perjalanan jauh tanpa muncul ke permukaan, dapat diluncurkan dan masuk kembali ke kapal selam atau langsung ke pangkalan militer, meluncurkan rudal, dilengkapi sensor dan scanner untuk peta bawah laut, dan yang paling penting mampu menyelam sampai kedalaman 6.000 meter.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa kehadiran drone bawah laut ini sangat penting, tetapi tidak bisa menggantikan armada berawak, dalam hal ini kapal selam nuklir. Karenanya, drone bawah laut yang ia desain dijanjikan mampu bekerja beriringan untuk membentuk armada bawah laut yang kuat dengan bantuan teknologi canggih.

Bila sebelumnya drone bawah laut ini ditargetkan selesai dalam tiga tahun, dalam kunjungan beberapa waktu lalu yang didampingi oleh Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, Luckey berjanji bakal menyelesaikan pembangunan tersebut dalam waktu kurang lebih dari tiga tahun. Karenanya, ia akan terus menambah jumlah karyawan dari 40 saat ini menjadi ratusan dalam waktu dekat.
Proyek XLAUV (Extra–Large Autonomous Underwater Vehicle) atau drone bawah laut yang dikembangkan oleh Anduril Industries, termasuk drone bawah laut (Speartooth) yang dikembangkan oleh C2 Robotics, muncul atas inisiatif petinggi militer dan eksekutif Canberra.
Inisiatif tersebut datang setelah dirasa ada kesenjangan saat proses mempensiunkan kapal selam kelas Collins dengan menunggu kedatangan armada kapal selam nuklir dalam kerangka perjanjian atau pakta AUKUS.
Baca juga: AL Australia Pamerkan Speartooth LUUV – Drone Bawah Laut yang Mirip Paus Pembunuh
Oleh karenanya, ini direspon dengan kucuran dana segar senilai Aus$2 juta untuk memperkuat Angkatan Laut Australia (RAN) melalui pengembangan drone bawah laut. (Alpin)