Update Drone KamikazeKlik di Atas

Bell Tawarkan ‘Militerisasi’ pada Helikopter Sipil, Indonesia Punya Pengalaman Tersendiri

Ada banyak hal menarik dari Paris AirShow 2023, salah satunya pejabat Bell Textron yang menjelaskan dapat memiliterisasi helikopter komersial dengan paket ‘hemat biaya’ untuk pembeli asing. Manufaktur helikopter kenamaan yang berbasis di Texas itu memaparkan bagaimana model helikopter komersial dapat dikonfigurasi untuk penggunaan militer.

Baca juga: Bell 429 GlobalRanger Pesanan Polri Telah Mengudara

Dikutip dari breakingdefense.com (27/6/2023), disebutkkan dengan latar meningkatnya permintaan di seluruh dunia untuk helikopter bersenjata murah, Bell mengatakan telah menemukan keseimbangan antara permintaan, pasokan, dan hambatan terkait penjualan, terutama bila dikaitkan dengan anggaran pertahanan yang terbatas dari calon negara pembeli.

Pada Paris AirShow 2023, sebuah helikopter Bell 429 dipamerkan dalam tampilan statis dalam konfigurasi sipil, yang menurut pihak manufaktur dapat dimiliterisasi melalui integrasi senjata atas permintaan untuk menjadi apa yang dikenal sebagai special mission aircraft (SMA).

“Karena banyak negara tidak memiliki anggaran untuk membeli helikopter militer seperti AH-64 Apache atau helikopter serang modern yang dibuat khusus seperti AH-1Z Viper, maka negara pembeli meminta platform yang hemat biaya,” ujar Douglas Wolfe, managing director of sales and strategy international sales Bell.

Dia menambahkan bahwa tipe helikopter Bell 412 yang sepenuhnya dimiliterisasi dapat dilengkapi dengan roket, senjata, dan rudal serta sangat modular. Jika pembeli menginginkan kemampuan lain, perusahaan mengatakan heli yang diubah juga dapat dilengkapi dengan platform khusus untuk medical evacuation (Medevac), ISR (Intelligence, surveillance and reconnaissance) atau misi non tempur lainnya.

Subaru Bell-412 EPX (Foto: aerospace.subaru.co.jp)

“Kami membangun semua pesawat komersial kami di Mirabel (Kanada) dan kemudian memindahkannya ke pusat penyelesaian, di mana kami mengujinya untuk terbang dan mengintegrasikan denan sistem manajemen senjata, berbagai jenis ISR dan radio serta persenjataan sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” kata Wolfe. “Platform ini memiliki minat yang signifikan di seluruh dunia,” jelasnya.

Wolf mengatakan bahwa ketika negara asing melakukan pemesanan, memiliterisasi helikopter sipil mempersingkat waktu untuk persetujuan yang diperlukan, karena bukan seluruh badan pesawat itu sendiri yang memerlukan persetujuan tetapi sistem senjata yang akan ditambahkan ke dalamnya.

Sebuah seremoni kecil saat penandatanganan kontrak pembelian 2 unit Bell 429 untuk Polri.

“Proses persetujuan Foreign Military Sales (FMS) membutuhkan waktu cukup lama, terutama untuk pengadaan yang lebih besar. Tapi untuk wahana komersial, dan melalui kesepakatan kami dengan pihak militer AS, maka prosesnya jauh lebih cepat,” kata Wolfe. “Kami tidak dapat menetapkan garis waktu tertentu pada setiap upaya, tetapi keuntungan utamanya adalah bahwa helikopter ini dapat dilengkapi, diperoleh, dan diterjunkan jauh lebih cepat, dan terjangkau jika dibandingkan dengan pesawat militer yang dibuat khusus.”

Meskipun pejabat perusahaan tidak akan mengatakan dengan tepat negara mana yang telah menunjukkan minat yang meningkat pada burung militer yang lebih murah, Wolfe mengklaim peristiwa geopolitik telah mendongkrak kebutuhan tersebut.

“Perang Rusia di Ukraina telah benar-benar meningkatkan kesadaran dan minat semua orang untuk membela diri. Kami melihat permintaan secara global, dan di Timur Tengah,” katanya.

Pengalaman Indonesia
Indonesia termasuk salah satu negara yang punya pengalaman dalam mengakuisisi helikopter dalam skema di atas. Di dekade 70-an, Indonesia mengakusisi 18 unit helikopter angkut sedang (sipil) Bell 205 A-1 bekas pakai dari Amerika Serikat. Bell 205 A-1 kemudian menjadi kekuatan skadron udara 11/Serbu Penerbad yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Bell 205 A-1 Puspenerbad – Helikopter Sipil Dengan Kemampuan “Serbu”

Baru kemudian setelah didatangkan ke Tanah Air, Bell 205 disulap ala jagoan film “Tour of Duty” di hangar IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia). Bell 205 A-1 dikonversi menjadi UH-1 dengan konfigurasi militer, berupa tempat duduk yang disesuaikan untuk juru tembak pada door gun, serta instalasi dudukan untuk senapan mesin FN MAC GPMG kaliber 7,62 mm pada pintu kanan dan kiri. (Bayu Pamungkas)