Awasi Ketat Garis Perbatasan, Korea Selatan Hadirkan Robot Pengintai di Atas Rel

Meski sudah mengadopsi beragam alutsista canggih, tetap saja, sampai saat ini Korea Selatan masih menghadapi momok tersendiri bila berbicara tentang keamanan pada garis batas perbatasannya dengan Korea Utara. Mengingat kedua negara masih berstatus gencatan senjata, provokasi menjadi hal yang kerap terjadi di wilayah perbatasan yang dikenal sebagai DMZ atau Garis Demarkasi Militer.

Baca juga: Tangkal Hujan Artileri, Korea Selatan Andalkan Arthur Radar Fire Finder

Dan salah satu kiat terbaru yang dilakukan Korea Selatan adalah menghadirkan apa yang disebut sebagai Mobile Rail Robot Surveillance System. Dikutip dari koreaherald.com (15/6/2021), disebutkan bahwa Defense Acquisition Program Administration (DAPA), badan di bawah Kementerian Pertahanan Korea Selatan akan menggelar robot pengintai yang dipasang di jalur rel dan sistem audio/video yang didukung teknologi kecerdasan buatan.

Mengingat adanya kebutuhan mendesak, proyek dari DAPA ini akan dijalankan lewat pengadaan jalur cepat, bahkan uji coba akan dimulai pada bulan Oktober 2021 untuk sistem pengintaian berbasis video/audio dengan kecerdasan buatan, dan bulan Desember 2021 untuk sistem robot pengintai yang dipasang di rel. Kedua sistem tersebut diharapkan untuk memasuki layanan segera setelah memenuhi persyaratan militer. DAPA mematok anggaran untuk proyek wahana pengintai di perbatasan ini senilai US$2,5 juta.

(Ilustrasi)

Mobile Rail Robot Surveillance System dirancang untuk bergerak di sepanjang rel dengan kecepatan 5 meter per detik. Robot ini dilengkapi dengan apa yang dipahami sebagai sensor gerak dan kamera pan-tilt-zoom resolusi tinggi yang mampu dikendalikan dari jarak jauh.

Rangkaian sensor memungkinkan robot untuk mendeteksi dan melacak gerakan tidak biasa yang dilakukan oleh objek yang berukuran relatif kecil (0,3 × 0,3 meter) hingga jarak lebih dari 1 kilometer di siang hari dan lebih dari 200 meter di malam hari. Jika gerakan yang tidak biasa terdeteksi, robot dapat secara otomatis memperingatkan pusat kendali atau mengirimkan peringatan yang dapat didengar ke sumber gerakan.

Rudal Metis-M (buatan Rusia) yang digunakan militer Korea Selatan.

Sementara sistem audio/video berbasis kecerdasan buatan akan menganalisis suara dan pola pergerakan objek dalam rekaman CCTV dan mengirim alarm ke ruang kontrol saat mengenali penyusup. Karena sistem baru ini menggunakan teknologi pembelajaran mendalam, kemampuan deteksinya dapat ditingkatkan secara konstan.

Garis perbatasan yang memisahkan antara Korea Selatan dan Korea Utara berjarak 238 km. Namun, belum jelas apakah rel khusus akan dipasang sepanjang garis perbatasan atau sebaliknya pada zona tertentu saja.

Baca juga: SQUIRE – Radar Manpack Untuk Gelar Operasi Taktis di Wilayah Perbatasan

“Kedua sistem ini diharapkan membantu memungkinkan misi pengawasan yang lebih ketat sepanjang waktu untuk meminimalkan kemungkinan celah, dan membantu mengelola pasukan kami secara lebih efektif,” ujar juru bicara DAPA dalam pesan tertulis. (Bayu Pamungkas) 

7 Comments