AU Jerman Uji Coba Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan di Satu Mesin Airbus A400M Atlas
|Partisipasi dunia militer dalam penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) telah dimulai sejak beberapa tahun belakangan. Secara bertahap terus dilakukan serangkaian uji coba pada berbagai jenis dan tipe pesawat/helikopter. Seperti kabar terbaru datang dari Airbus Defence and Space (ADS), yang mewartakan bersama dengan Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) tengah mempersiapkan uji coba SAF pada pesawat angkut berat A400M Atlas.
Baca juga: Lebih Ramah Lingkungan, F-16 Fighting Falcon Terbang dengan Bahan Bakar Biofuel
Dikutip dari siaran pers ADS yang diterima Indomiliter.com, apa yang dilakukan ADS bersama Luftwaffe menjadi yang pertama kali dilakukan oleh operator A400M Atlas. Seperti uji coba SAF pada umumnya, adopsi SAF di A400 dilakukan secara bertahap, yakni dengan penggunaan campuran 50 persen SAF pada salah satu mesin.
Uji terbang awal ini akan dilakukan dengan satu mesin untuk menilai perilaku keseluruhan pesawat dengan lebih baik. Setelah berhasil menyelesaikan penerbangan dengan satu mesin, Airbus mengharapkan untuk melanjutkan uji coba pada empat mesin pada tahun 2023. Setelah aktivitas pengujian selesai pada empat mesin, maka operator lain A400M bisa mendapatkan ‘izin’ untuk melakukan uji coba SAF dalam kandungan 50 persen. Nantinya Airbus akan mengembankan roadmap menuju sertifikasi dan penggunaan operasional 100 persen SAF pada A400M.
Pihak Airbus mengungkapkan, bahwa progam konversi ke SAF adalah sesuatu yang tidak akan tercapai dalam semalam. “Jenis bahan bakar ini pertama-tama perlu dinilai secara teknis oleh pabrikan mesin sebelum kami dapat memulai uji terbang untuk mensertifikasi mesin TP 400M untuk SAF 100 persen. Saat ini, jenis bahan bakar ini belum sepenuhnya terstandarisasi atau diuji. Kami sedang dalam tahap awal untuk pemeriksaan kelayakan awal”, ujar Mike Schoellhorn, Chief Executive Officer of Airbus Defence and Space.
Sebagai catatan, Airbus A400M ditenagai 4× Europrop TP400-D6 turboprop dengan kekuatan masig-masing mesin 8.200 kW (11.000 hp). Kecepatan maksimum A400 mencapai Mach 0.72 dan kecepatan jelajah 781 km per jam. Dengan kapasitas payload maksimal 37 ton, A400 dapat terbang sejauh 3.200 km. Pihak pabrikan dan pengguna sama-sama berharap, agar kinerja mesin dengan SAF minimal dapat menyamai dengan kinerja mesin dengan bahan bakar konvensional yang berbasis minyak bumi.
SAF adalah bahan bakar alternatif yang terbukti dapat mengurangi emisi CO2 hingga 85 persen dibandingkan dengan bahan bakar konvensional. Bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan adalah tugas mendasar setiap orang. Beralih dari minyak tanah berbasis minyak bumi ke bahan bakar berkelanjutan memainkan peran besar dalam upaya dunia penerbangan untuk mengurangi emisi CO2.
Baca juga: PT DI Lakukan Uji Coba Penggunaan Bioavtur pada CN-235 220 Flying Test Bed
Jerman kini telah mengoder 53 unit A400M (37 unit telah dikirim), dan menjadi negara pengguna pertama A400 yang meluncurkan transformasi bertahap ke SAF. (Gilang Perdana)
@admin, yang punya Indonesia itu kan katanya ada operator sipilnya juga jadi sebenarnya Indonesia pesan berapa termasuk untuk TNI min?, apa untuk sekarang cuma yang operator sipilnya aja yang sudah ada kontraknya? yang katanya ada 2 unit
bahkan kalo mau lebih cepat ya kontrak efektif BERLARI.
Punya TNI kapan datangnya Ya ?
Masih menunggu kontrak efektif berjalan.