AS Boyong Typhon Weapon System dengan Rudal Tomahawk ke Pulau Luzon (Filipina), Giliran Cina Ketar-ketir
Provokasi Cina atas Filipina dalam beberapa hari ini mulai berkurang, setelah untuk pertama kalinya Angkatan Darat AS (US Army) mengerahkan Typhon Weapon System di sisi utara Pulau Luzon. Meski kehadiran Typhon Weapon System dalam tajuk Latihan Salaknib 2024, namun apa yang dibawa Typhon Weapon System dipercaya dapat membuat Beijing berpikir dua kali untuk mencoba melakukan provokasi ke Filipina, terutama dalam waktu dekat ini.
Baca juga: Doktrin Baru Pasukan Pendarat, Korps Marinir AS Kini Operasikan Rudal Jelajah Tomahawk
Tajuk berita internasional adalah Washington menggelar Typhon Weapon System di halaman belakang Cina. Kombinasi senjata yang ada di dalam Typhon Weapon System memang layak membuat Cina ketar-ketir, yakni rudal Tomahawk Land Attack Cruise Missile yang dipersiapkan untuk menyerang sasaran di permukaan, dan ada rudal Standard Missile-6 (SM-6) untuk pertahanan udara. SM-6 awalnya dirancang sebagai rudal permukaan-ke-udara yang diluncurkan di kapal perang (naval based) dan telah menunjukkan kemampuan melawan berbagai ancaman udara, termasuk rudal balistik dan rudal anti-pesawat lainnya.
Penggelaran Typhon Weapon System di Filipina juga menjadi yang pertama kali dilakukan AS di luar negeri. US Army Pacific (USARPAC) mengumumkan kedatangan setidaknya sebagian dari Typhon Weapon System yang juga dikenal sebagai Mid-Range Capability (MRC) di Filipina tempat sistem tersebut berpartisipasi dalam Latihan Salaknib 2024. Typhon Weapon System tiba di Filipina pada 7 Apriil 2024.
Dari siaran pers USARPAC, disebut satuan pengguna Typhon Weapon System adalah Baterai C, Batalyon 5, Resimen Artileri Lapangan ke-3, yang merupakan bagian dari Batalyon Penembakan Jarak Jauh (Long Range Fires Battalion) yang ditugaskan ke 1st Multi-Domain Task Force (MDTF) di Pangkalan Gabungan Lewis-McChord di Negara Bagian Washington.
Angkatan Darat AS sebelumnya mengatakan akan mengirim salah satu Typhon Weapon System ke luar negeri pada tahun ini, namun belum mengungkapkan ke mana atau kapan akan dikirim.
Tidak jelas berapa banyak Baterai C yang pada akhirnya akan dikirim ke Filipina untuk mengambil bagian dalam Latihan Salaknib 24 atau apakah akan ada demonstrasi dan show of force atas kemampuan unit tersebut dengan peluncuran rudal. Latihan Salaknib 2024 secara langsung mendukung upaya US Indo-Pacific Command dan US Army. di Pasifik dalam meningkatkan kapasitas dan kemampuan kekuatan darat bilateral AS dalam moda operasi bersama.
Foto-foto yang dirilis Angkatan Darat AS sejauh ini hanya menunjukkan satu peluncur peti kemas berbasis trailer yang ditarik oleh varian truk Heavy Expanded Mobility Tactical Truck (HEMTT) yang dimuat ke pesawat angkut berat C-17A Globemaster III.
Keterangan dari Angkatan Darat AS menyebutkan ini merupakan penerbangan pertama kalinya elemen sistem Typhon diterbangkan dan pesawat tersebut membutuhkan waktu lebih dari 15 jam untuk melakukan perjalanan sejauh lebih dari 8.000 mil menuju Filipina.
Satu baterai lengkap Typhon Weapon System terdiri dari empat peluncur, pos komando bergerak berbasis trailer, serta kendaraan dan peralatan tambahan lainnya. Untuk itu diperlukan beberapa sorite C-17A untuk memindahkan satu baterai Typhon.
Dari tengah Luzon Utara, Typhon Weapon System dengan rudal jelajah Tomahawk memiliki jangkauan yang lebih dari cukup (1.600 km) untuk mencapai sudut tenggara daratan Cina, termasuk Pulau Hainan yang menjadi basis pangkalan angkatan laut dan pangkalan utama militer Cina. Pos terdepan buatan Cina di Laut Cina Selatan juga berada dalam jangkauan. Poin terakhir ini mempunyai arti penting tambahan mengingat ketegangan yang terjadi saat ini antara Beijing dan Manila mengenai kendali atas Scarborough Shoal, yang terletak di sebelah barat Luzon.
Pengiriman Typhon melalui udara ke Filipina juga menunjukkan kemampuan Angkatan Darat AS untuk menyebarkan sistem ini dengan lebih cepat ke daerah-daerah terdepan dalam menanggapi krisis atau keadaan darurat. Jika terjadi konflik besar di Pasifik, seperti konflik melawan Cina, maka pesawat kargo tradisional, serta pangkalan udara besar yang sudah ada, akan menjadi sasaran utama. Pada saat yang sama, C-17 Globemaster III memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat di lapangan pendek dan kasar yang memungkinkan mereka mengirimkan Typhon (dan kargo lainnya) ke lokasi yang lebih terpencil dan sulit, jika diperlukan. (Gilang Perdana)
Angkatan Darat AS Gunakan Rudal Jelajah Tomahawk untuk Serangan Presisi Jarak Jauh
Indonesia tak mungkin akan ditembak sama ni rudal gambot, dibentak lik Sam ja sudah langsung nurut kan kita santuy, ramah dan senang dipuji… dan kita tidak suka perang karena tak punya modal buat perang…
1600 km mah ke Ibu kota Indo jg nyampe…wadauuu
Intinya ini adalah latihan penggelaran senjata strategis jarak jauh, bukan mau tembakkan tu rudal, kan eman2 boros mah itu.