AS Beri Lampu Hijau Penjualan 280 Unit Rudal AIM-120C-7/C-8 AMRAAM ke Arab Saudi
|Sebagai salah satu sekutu Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah, Arab Saudi telah mengoperasikan rudal udara ke udara sekelas AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile (AMRAAM), terutama untuk melengkapi arsenal persenjatan pada jet tempur F-15 Eagle. Seperti halnya Belanda yang juga sohib dekat Washington, pengadaan rudal AMRAAM generasi terbaru juga menjadi prioritas Arab Saudi.
Baca juga: Punya Rudal AIM-120 AMRAAM, Idealnya TNI AU Juga Punya ACE Pod
Dikutip US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) – (4/11/2021), disebutkan Departemen Pertahanan dan Kongres AS telah menyetujui penjualan paket rudal AIM-120C AMRAAM dengan progfram Foreign Military Salee (FMS) ke Arab Saudi. Dengan nilai kontrak mencapai US$650 juta, Negeri Raja Salman bakal mendapatkan 280 unit AIM-120C-7/C-8 AMRAAM and 596 LAU-128 missile rail launchers (MRL). Paket penjualan juga akan mencakup kontainer, peralatan pendukung dan pendukung senjata, serta suku cadang dan perbaikan.
DSCA mengatakan, “Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri AS dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang terus menjadi kekuatan penting bagi kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah.” Sebagai catatan, DSCA memastikan bahwa penjualan peralatan dan dukungan untuk rudal AIM-120 AMRAAM ke Arab Saudi tidak akan mengubah keseimbangan kekuatan militer di wilayah tersebut.
Tidak dijelaskan komposisi dari AIM-120C-7/C-8 AMRAAM yang dibeli Arab Saudi, pasalnya 120C-7 dan 120C-8 adalah dua sub varian yang berbeda. Lantas apa perbedaan antara AIM-120C-7 (yang juga dibeli Indonesia) dengan AIM-120C-8? Bila dilihat dari nomer urutan pada label varian, jelas AIM-120C-8 sudah dipastikan lebih unggul dibanding AIM-120C-7, sementara dari dimensi AIM-120C-8 bentuknya sama saja dengan AIM-120C-7.
AIM-120C-8 atau yang dikenal juga dengan sebutan AIM0-120D, adalah varian paling maju dari keluarga AIM-120C. Disebut-sebut kemampuan AIM-120C-8 meningkat 50 persen jika dibandingkan AIM-120C-7. Varian ini mulai diuji coba pada Agustus 2008 dan meski jarak tembaknya dirahasiakan, tapi kuat dugaan AIM-120C-8 dapat menguber sasaran sejauh 160 km.
Dari sisi kendali, AIM-120C-8 mengadopsi two-way data link yang menjamin level akurasi navigasi lebih baik dengan kombinasi GPS dan Inertial Navigation Systems. Kapabilitas HOBS (high off-boresight) juga ditingkatkan, sehingga lawan akam kesulitan untuk lepas dari kejaran (improved kill probability). Dengan solid-fuel rocket motor, AIM-120C-8 dapat melesat hingga Mach 4.
Baca juga: Belanda Pesan Rudal AIM-120C-8, Apa Bedanya dengan AIM-120C-7 AMRAAM untuk Indonesia?
Lantas bagaimana dengan AIM-120C-7? Bicara kecepatan dan sistem pemandu, adalah serupa antara AIM-120C-7 dan C-8, yaitu mengusung inertial guidance dan terminal active radar homing. Pun dengan kecepatan yang hingga Mach 4. Perbedaannya, AIM-120C-8 sudah mengadopsi peran GPS dan dari segi jarak tembak. Bila AIM-120C-8 dapat menguber lawan sampai 160 km, maka AIM-120C-7 jarak tembaknya ada di rentang 80 – 88 km. (Gilang Perdana)