Anomali, Ukraina Minta Bantuan Pasokan Sistem Hanud S-300 dari Negara Uni Eropa

Bagi Ukraina, alutsista buatan Rusia ibarat sesuatu yang ‘dibenci tapi dirindu,’ pasalnya setelah rencana pengiriman armada jet tempur MiG-29 Fulcrum dari Polandia batal terlaksana karena tak ada restu dari Washington, kembali Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyuarakan permintaannya kepada negara-negara Uni Eropa dan NATO untuk bisa mengirimkan bantuan berupa rudal hanud. Rudal hanud yang diminta Zelenskyy bukan lagi MANPADS (Man Portable Air Defence Systems), melainkan spesifikmeminta bantuan pasokan sistem hanud jarak sedang-jauh S-300 (SA-10 Grumble).

Baca juga: Rudal Hanud S-300 – Setelah Dilirik Kini Mulai Dijajaki Untuk Indonesia

Seperti sudah diketahui, sistem hanud S-300 dirancang sejak era Soviet dan banyak digunakan beberapa negara sobat Soviet, termasuk Ukraina adalah pengguna S-300. Namun, S-300 sejatinya adalah buatan Almaz-Antey, manufaktur persenjataan milik pemerintah Rusia yang berkantor pusat di Moskow. Dikutip dari WashingtonPost.com (12/3/2022), disebutkan Ukraina tengah mengincar stok S-300 yang dimiliki negara-negara Uni Eropa.

Bila dirinci, saat ini S-300 masih dioperasikan oleh negara-negara Uni Eropa, yakni Yunani, Slovakia dan Bulgaria. Sejauh ini belum ada keterangan, negara mana yang telah merespon keinginan Ukraina.

Konfigurasi satu paket sistem rudal S-300.

Kebanyakan negara-negara Barat mengalami kesulitan untuk memasok sistem hanud ke Ukraina. Hal tersebut dikarenakan personel militer Ukraina hanya dapat menangani senjata buatan Soviet atau Rusia. Pada saat yang sama, negara-negara NATO dari Eropa Timur memiliki sejumlah kecil sistem pertahanan udara Buk dan S-300.

Masih dari sumber yang sama, Petinggi Pentagon Lloyd Austin akan tiba di Eropa minggu depan, yang juga merencanakan kunjungan ke Slovakia. Ada dugaan salah satu agendanya adalah terkait dengan stok S-300 yang boleh jadi akan dikirim ke Ukraina.

Personel militer Ukraina sejatinya sudah terlatih dengan pengoperasian S-300. Ukraina sejauh ini mengoperasikan tipe S-300PT, S-300PS, S-300V. Hanya enam sistem S-300 yang disimpan dalam kondisi aktif antara tahun 2004 dan 2014; akibatnya hanya 40 persen dari sistem S-300 Ukraina dalam kondisi baik sebelum tahun 2014. Karena perang dengan Rusia, Ukraina mulai memperbaiki dan mendorong kembali ke layanan beberapa persenjataan termasuk beberapa baterai S-300. Setidaknya ada empat baterai S-300 diaktifkan pada periode 2014 – 2015.

Debut S-300 terbilang sukses menjadi lambang eksistensi teknologi Rusia melawan hegemoni Barat. Rudal ini punya bobot 1,5 ton dengan hulu ledak 100  kg. S-300 dengan panjang 7 meter ini sanggup melesat dengan kecepatan 2 km per detik atau setara Mach 6, sehingga sangat sulit bagi pesawat lawan untuk lepas dari kejaran rudal ini.

Baca juga: [Polling] S-300 – Jadi Rudal Hanud Yang Paling Diinginkan Untuk Indonesia

Jarak jelajah rudal ini pun terbilang spektakuler, antar varian ada perbedaan, tapi yang paling jauh bisa melesat sampai 200 km. Nah, soal ketinggian pun tak ada tandingannya, target di ketinggian 30.000 meter pun mampu disikat. Di tangan Cina, S-300 dibuat kopiannya dan diberi label HQ-10/15. (Haryo Adjie)

26 Comments