AL AS Uji Aerovel Flexrotor di Lautan – Drone VTOL Hybrid Berdesain ala Roket

Aerovel Flexrotor lepas landas dari kapal perusak berpeluru kendali USS Paul Hamilton di Teluk Arab pada 8 Maret 2023.

US Naval Forces Central Command (NAVCENT) baru saja tuntas menggelar International Maritime Exercise (IMX) 2023 di kawasan Laut Timur Tengah. Amerika Serikat bersama Bahrain, Kenya dan Arab Saudi menggelar latihan operasi tempur di lautan antara Iran dan Semenanjung Arab. Salah satu yang menarik dari IMX 2023 adalah dikerahkannya drone jenis baru oleh AL AS.

Baca juga: MartinUAV V-Bat – Drone VTOL Berdesain Revolusioner, Ideal Untuk Peran Militer dan Sipil

Drone yang dimaksud tampil laksana roket dan beroperasi dengan propeller serta bergerak secara VTOL (Vertical Take-Off Landing). Yang sedikit banyak mirip dengan drone VTOL MartinUAV V-Bat, yang juga pernah diuji coba oleh AL AS. Sementara drone VTOL yang dioperasikan dalam IMX 2023 disebut Aerovel Flexrotor.

Desain Aerovel Flexrotor bertumpu pada ekor yang terentang, dan menawarkan rotor yang kuat tepat di bawah leher pod kamera depan yang bulat. Dengan tampil laksana roket, menjadikan drone ini tak membutuhkan ruang dek yang besar untuk proses lepas landas atau mendarat. Seperti halnya drone V-Bat, maka saat Aerovel Flexrotor berada di langit, drone ini akan berputar dan terbang seperti pesawat sayap tetap pada umumnya.

Dikutip dari Popular Science – popsci.com (21/3/2023), disebutkan penggelaran Aerovel Flexrotor dalam IMX 2023 menjadi yang kedua kalinya di kawasan Teluk Persis, sebelumnya AL AS pada Desember 2022 juga telah menerbangkan drone ini.

Penerbangan Aerovel Flexrotor adalah bagian dari kampanye yang disebut Digital Horizon, yang bertujuan untuk mengintegrasikan drone dan teknologi kecerdasan buatan (AI) ke dalam operasi Angkatan Laut.

Aerovel Flexrotor dapat mendukung misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR) siang dan malam menggunakan kamera siang hari atau inframerah untuk menyediakan umpan video secara realtime. Selain memberikan kemampuan ISR, drone seperti Flexrotor memungkinkan Task Force 59 untuk meningkatkan jaringan komunikasi tangguh yang digunakan oleh sistem tak berawak untuk menyampaikan rekaman video, gambar, dan data lainnya ke pusat komando di darat dan di laut.”

Aerovel Flexrotor punya diameter rotor 2,1 meter, dengan setidaknya satu bagian permukaan peluncuran cukup lebar untuk lebar sayap drone hampir 3,08 meter.

Dalam penggunaannya, Aerovel Flexrotor menawarkan kecepatan jelajah 85,2 km per jam dan kecepatan tertinggi 140 km per jam, dan dalam mode fixed wing, berpotensi terbang dengan endurance 30 jam terus menerus.

Setelah lepas landas, Flexrotor berputar ke penerbangan sayap tetap, dan ekor yang terentang memendek menjadi bentuk ekor normal, memungkinkan pesawat beroperasi seperti pesawat sayap tetap biasa di langit. Drone dengan daya tahan lama seperti ini memungkinkan kru untuk mengemudikannya secara bergiliran, mengurangi kelelahan pilot drone tanpa harus mendaratkan drone untuk berganti operator.

Baca juga: AL AS Uji Drone Hybrid VTOL untuk Kargo Logistik Jarak Jauh di Lautan

Saat melesat dengan kecepatan jelajah, Flexrotor dapat menjelajah sejauh 2.035 km. Di udara, drone dapat berfungsi sebagai pengintai dengan kamera siang hari dan inframerah, dan juga dapat berfungsi sebagai node relai komunikasi, terutama jika armada tersebar dan komunikasi lainnya dibatasi. (Bayu Pamungkas)