Update Drone KamikazeKlik di Atas

Akibat Tekanan Anggaran, AL AS Usulkan Konversi Kapal Kontainer Menjadi Kapal Peluncur Rudal

Terlanjur punya predikat sebagai “Polisi Dunia,” tentu bukan perkara mudah bagi armada AL Amerika Serikat untuk siap hadir di seluruh penjuru dunia. Tekanan ekonomi yang memangkas anggaran pertahanan, ditambah ofensif serta menguatnya militer Cina, menjadi tantangan yang harus dihadapi para Pemangku Kebijakan Anggaran di Pentagon.

Baca juga: Endurance Class 170 – Ambisi Singapura Wujudkan Kapal Induk Helikopter

Dalam Navy’s 2019 Ship Building Plan, disebutkan postur AL Negeri Adikuasa terdiri dari 12 kapal induk, 12 kapal selam berpeluncur rudal balistik, 66 kapal selam penyerang, 104 kapal kombatan berukuran besar (heavy frigate dan destroyer), 52 kapal kombatan berukuran kecik, 38 kapal perang amfibi, dan 71 kapal logistik serta pendukung. Keseluruhan jumlah kapal perang yang nantinya dioperasikan mencapai 355 unit dalam berbagai jenis.

Namun kondisi saat ini, postur AL AS baru mencapai kekuatan 209 unit kapal perang. Meski kualitas dan kesiapan tempur sangat terukur, tapi tak dipungkiri faktor kuantitas juga menjadi perhatian penting terkait deployment AS yang memiki 7 armada.

Dikutip dari navyrecognation.com (15/1/2019), Congressional Budget Office menyebut bahwa pemenuhan target 355 kapal perang tidak akan mampu dipenuhi dalam 30 tahun kedepan. Pihak Kongres mengatakan jumlah biaya operasional armada kapal perang AS per tahunnya mencapai US$109 miliar. Anggaran per tahun tersebut dipercaya tidak akan berkurang sampai tahun 2047 mendatang. Maka serangkaian upaya telah dilakukan guna menyiasati ketatnya anggaran, seperti US Navy yang telah mengumumkan perpanjangan masa pakai beberapa kapal perusak dan kapal selam penyerang.

Meski tak lazim untuk ukuran AS, U.S. Naval Institute menawarkan solusi alternatif, yaitu dengan mengkonversi lambung kapal kontainer (container ship) menjadi missile-armed ships. Dalam konsep ini, lambung kapal kontainer diubah sebagai tempat peluncur berbagai jenis rudal, terutama rudal dengan kemapuan jelajah dan balistik. Intinya dari solusi ini adalah kehadiran Vertical Launching System (VLS) Missile-Cell Carriers.

Solusi di atas mampu dalam waktu relatif singkat meningkatkan jumlah sel rudal, memberikan dukungan tempur baik dalam misi ofensif dan defensif. Penggunaan eks kapal kontainer juga akan menekan biaya, mengingat tidak diperlukan perangkat sensor khusus yang biasa hadir di kapal perang konvensional.

Setiap kapal kontainer dapat dimuati 30 sampai 50 rudal berkemampuan strategis. Dengan target mengubah 10 sampai 15 kapal kontainer, maka armada kapal baru ini dapat menyediakan 300 sampai 750 sel peluncur rudal.

USS Los Angeles – kapal selam serang US Navy dengan tenaga nulkir

Baca juga: Kapal Induk Helikopter Indonesia: Bila Ada Komitmen Pasti Bisa Diwujudkan

Untuk biaya akuisisi kapal kontainer ditaksir mencapai US$25 juta sampai US$50 juta per unit, tergantung ukuran dan bobot kapal. Biaya integrasi dan modifikasi juga menjadi perhatian penting dalam proses konversi ini.

U.S. Naval Institute mempercayai bahwa solusi ini dapat mendukung bantuan tembakan yang signifikan bagi penggelaran kekuatan AS di seluruh dunia. Dan yang lebih penting, ini bisa mendukung AS dalam kampanye militer melawan agresivitas armada Cina, termasuk di kawasan Laut Cina Selatan. (Gilang Perdana)

7 Comments