Endurance Class 170: Ambisi Singapura Wujudkan Kapal Induk Helikopter

Bila Singapura tak menunda pembelian pesawat tempur stealth STOVL (Short Take Off and Vertical Landing) F-35B, maka boleh jadi program pengadaan kapal induk (helikopter) Endurance Class 160 akan segera diwujudkan. Bahkan di ajang IMDEX Asia 2017 (16 – 18 Mei 2017) yang berlangsung di Changi, Singapura, ST (Singapore Technologies) Marine merilis desain terbaru Endurance Class dengan lambung lebih panjang yang berlabel Endurance Class 170. Dengan lambung lebih panjang, Endurance Class 170 yang masuk ke segmen Landing Platform Helicopter (LPH) atau Landing Helicopter Assault (LHA) dilengkapi dengan tambahan meriam 76 mm pada bagian anjungannya.

Baca juga: HTMS Chakri Naruebet – Nasib Kapal Induk Yang Beralih Fungsi Jadi “ThaiTanic”

Berbeda dengan Thailand yang sudah mewujudkan sosok kapal induk secara nyata, HTMS Chakri Naruebet 911, maka status Singapura dan Indonesia serupa dalam proyeksi kapal induk, yakni masih sebatas konsep (blue print) yang dituangkan dalam wujud mock up. Konsep kapal induk Indonesia juga merujuk ke LPH, namun rancangan yang diajukan PT PAL berbasis struktur kapal kargo Star 50 yang menganut Double Skin Bulk Carrier.

Endurance Class 160
Endurance Class 170

Baca juga: Kapal Induk Helikopter Indonesia – Bila Ada Komitmen Pasti Bisa Diwujudkan

Dari aspek siapa yang lebih unggul, diatas kertas Endurance Class 170 lebih unggul, lantaran konsep kapal yang disebut Joint Multi Mission Ship (JMSS), yakni kapal tak hanya berperan sebagai kapal induk helikopter, melainkan punya peran sebagai Landing Platform Dock (LPD). Kemampuan ini menjadikan Endurance Class serupa dengan LPD semacam Makassar Class milik TNI AL, pada bagian buritan terdapat dock basah yang dapat menampung dua LCU (Landing Craft Utility). Endurance Class 170 dengan flight deck seluas 4.200 m2 dapat menampung 10 helikopter ukuran sedang, sekelas S-70B Seahawk. Kapal induk ini akan dilengkapi dua fasilitas evelator.

Baca juga: Landing Platform Dock TNI AL – Peran dari Kapal Markas Hingga Rumah Sakit

F-35B di atas deck LHA USS Wasp.

Mengikuti mahzab LHA USS Tarawa/Wasp Class, Endurance Class 160/170 dipastikan nantinya dapat didarati jet tempur F-35B (naval version). Singapura pada Desember 2014 telah menyatakan tertarik mencari informasi tentang cara membeli jet F-35, dan ditindaklanjuti pada tahun 2015 dengan menunjukkan ketertarikan pada varian paling canggih dari F-35 yaitu F-35B. F-35B dirancang untuk Korps Marinir AS dan telah dipesan oleh Italia dan Inggris. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk pendaratan vertikal di landasan tak terawat dan take-off jarak pendek. Namun pada Agustus 2016, Singapura dikabarkan telah menunda rencana pembelian 12 unit jet tempur F-35B buatan Lockheed Martin. Pesawat ini rencananya akan dibeli pada tahun 2022, dengan membeli tambahan delapan unit.

Sementara lebih detail tentang konsep Endurance Class 170, selain diketahui punya panjang lambung 170 meter, kapal induk ini dalam spesifikasinya punya bobot 19.000 ton dan lebar 30,8 meter. Awak kapal berjumlah 140 personel dan tambahan 150 aircrew. Endurance Class 170 dapat pula membawa 400 prajurit infanteri. Punya peran ekstra sebagai kapal pendarat (LPD), Endurance Class 170 juga dapat membawa 17 tank dan 30 kendaraan berbobot 30 ton. Peran sebagai kapal rumah sakit pun disiapkan dengan tersedianya medical facility seluas 1.000 m2. Endurance Class 170 dapat melaju dengan kecepatan maksimum 20 knots dengan jarak jelajah 12.964 km, sedangakan endurance di lautan sampai 30 hari.

Baca juga: Landing Craft Utility – “Kepanjangan Tangan” Gelar Operasi Amfibi LPD TNI AL

Untuk persenjataan, selain meriam reaksi cepat 76 mm, juga terdapat kanon CIWS (Close In Weapon System) 30 mm dan vertical-launch missile system. ST Marine sendiri sudah punya pengalaman dalam membangun LPD dari kelas Endurance (Endurance Class 140). Bila LPD TNI AL digarap atas lisensi dari Korea Selatan. Maka LPD Endurance milik Singapura dirancang dan dibangun secara lokal oleh ST Marine. Total ada 4 jenis LPD milik AL Singapura, yaitu RSS Endurance, RSS Resolution, RSS Pesistence dan RSS Endeavour.

Dari segi bobot, LPD Singapura punya bobot 6.000 ton dengan panjang 141 meter. Dari segi persenjataan, Endurance bisa dibilang LPD di dunia yang paling kokoh persenjataannya, dibuktikan dengan adopsi meriam reaksi cepat OTO Melara 76 mm, rudal Mistral, dan kanon CIWS M242 Bushmaster kaliber 25 mm. Selain dioperasikan oleh AL Singapura, LPD kelas Endurance juga di ekspor untuk AL Thailand, yakni HTMS Angthong yang resmi diluncurkan pada 2011 lalu. Meski tak dibekali side ramp, tapi LPD buatan Singapura punya kelebihan yang tak dimiliki oleh LPD Indonesia, yaitu adanya front bow ramp, yakni pintu palka di bagian haluan, mirip yang terdapat di LST (Landing Ship Tank).

Dalam hal senioritas penggunaan LPD, Singapura harus diakui jauh lebih dulu dari Indonesia. Tercatat RSS Endurance resmi meluncur pada tahun 2000. Beberapa keterlibatan LPD Singapura diantara dalam misi PBB di Timor Timur dan operasi bantuan kemanusiaan pasca Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. (Gilang Perdana)

32 Comments