Ajaib! Zambia Masih Tampilkan Rudal Rapier, Bahkan Dipasang Pada Truk Ural 4320
|Jenis rudal yang satu ini boleh dikata amat lekat di hati warganet pemerhati alutsista, betapa tidak, lebih dari dua dekade, rudal hanud SHORAD (Short Range Air Defence) besutan Inggris ini menjadi ujung tombak pelindung beberapa obyek vital di Indonesia. Namun, lantaran sudah uzur, debut Rapier kini sudah tergantikan dengan jenis rudal hanud baru yang lebih canggih dan lebih mobile.
Baca juga: Rudal Rapier – Berjaya di Malvinas Jadi Andalan TNI 2 Dekade
Tapi belum lama ini ada kabar yang mengejutkan datang dari Zambia, negeri di Afrika Timur ini ternyata masih menggunakan Rapier, bukan itu saja, peluncur rudal Rapier jenis tarik (towed), bahkan dibuat menjadi self propelled, yaitu dengan penempatannya pada deck truk buatan Rusia, Ural 4320 6×6. Sontak jadilah ‘perkawinan’ antara produk Barat dan Timur.
Dikutip dari defenceweb.co.za (22/6/2021), disebutkan pada parade militer yang berlangsung pada 13 Juni 2021, ditampilkan peluncur rudal Rapier yang ditarik oleh rantis lapis baja Saymar Musketeer 4×4. Namun, tetap saja yang menarik perhatian adalah kemunculan Rapier yang ditempatkan pada truk Ural 4320.

Tidak diketahui persis, apakah rudal Rapier yang dipamerkan Angkatan Udara Zambia itu masih dalam kondisi aktif atau sebaliknya, mengingat pengadaan Rapier dari Inggris ke Zambia sudah dilangsungkan cukup lama, yaitu pada awal dekade 80-an, yang bila tanpa modifikasi, dipastikan rudal sudah tak memiliki lifetime lagi, alias dalam kondisi out of service.
Indonesia sendiri resmi menghentikan operasional rudal Rapier pada tahun 2002. Hal tersebut didasarkan Rapier telah melewati batas Lost Point maksimal sehingga sudah tidak aman lagi untuk ditembakkan, itu dituangkan berdasarkan Surat Telegram Danpussenart Nomor ST/62/2002 tanggal 15 Agustus 2002 tentang larangan untuk menembakkan rudal Rapier yang masih tersisa.
Rapier adalah rudal darat ke udara (SAM/surface to air missile) yang berperan untuk menghancurkan sasaran pesawat tempur yang berkecepatan tinggi. Kecepatan luncur rudal ini bisa mencapai Mach 2.5, terbilang handal untuk melahap target pesawat tempur yang bermanuver tinggi. Selama kancah perang Malvinas, setidaknya Rapier sudah merontokkan 14 pesawat tempur Argentina.
Sementara platfom pengusung Rapier Zambia, yaitu Ural 4320 6×6, adalah truk dengan bobot penuh 15.470 kg yang mampu membawa payload 6 ton. (Bayu Pamungkas)
Bli-bli-bli, kalok dr Zambia pasti TOT-nya mudah di dapat
Ibarat kata, pemuda perkasa yg menggendong aki2 uzur. Itulah si Ural yg menggotong Rapier.
Bung Admin, kali ini suara musik pada tayangan video diartikel ini terlalu nyaring, sehingga suara Admin agak terganngu background musiknya…😀😁
Yg begini2 apa ga bs di teliti dan di reverse tekhnologi booster , mesin atw bhn bakar dan selonsong nya bwt pengembangan tekhnologi rudal kita ? Soalnya walaupun jadul tp ba terbang dgn kecepatan mach 2.5.
Gak bisa.