Airbus Pamer Konsep Loyal Wingman Baru untuk Eurofighter Typhoon, Digadang Terbang di Tahun 2030
|Proyek jet tempur masa depan – Future Combat Air System (FCAS) atau dalam Bahasa Perancis – Système de Combat Aérien du Futur (SCAF), dijadwalkan baru akan terbang perdana pada tahun 2040. Sebagai jet tempur generasi keenam, FCAS digadang Jerman dan Spanyol untuk kelak menggantikan Eurofighter Typhoon, sementara bagi Perancis, SCAF nantinya akan menggantikan Rafale.
Baca juga: Perancis dan Jerman Beda Pandangan Tentang Proyek Jet Tempur Masa Depan – FCAS/SCAF
Namun, menuju tahun 2040 adalah penantian yang sangat panjang, sementara dinamika dan potensi konflik telah berubah cepat. Dalam paket pengembangan FCAS/SCAF mencakup keberadaan drone pendamping (loyal wingman), yang mockup-nya sudah pernah diperlihatkan pada beberapa kali ajang Paris Airshow. Lantaran spesifikasi teknisnya masih terus dimatangkan, Airbus dan MBDA diketahui telah menyodorkan desain loyal wingman untuk FCAS.
Ibarat tak tahan menunggu terlalu lama, rupanya ada kebutuhan dari angkatan bersenjata Jerman untuk menghadirkan loyal wingman lebih cepat, tidak harus menunggu di tahun 2040, melainkan loyal wingman dicanangkan untuk terbang perdana pada tahun 2030.
Loyal wingman yang diusung Jerman di tahun 2030, bukan sebagai pendamping FCAS yang prototipe-nya belum jadi. Dari siaran pers yang diterima Indomiliter.com (3/6/2024), Airbus untuk pertama kalinya menghadirkan konsep Loyal Wingman baru pada Pameran Dirgantara Internasional ILA 2024 di Berlin (5 – 9 Juni 2024)
Dalam penerbangan militer, “Wingman” adalah pilot di pesawat lain yang melindungi dan mendukung pimpinan penerbangan, memberikan lebih banyak pilihan taktis dan dengan demikian berkontribusi terhadap keberhasilan misi. Dalam konsep yang dikembangkan oleh Airbus, Wingman akan beroperasi dengan cara yang sama – hanya saja ia bukan pilot atau jet tempur yang diterbangkan oleh satu pesawat, melainkan adalah drone tipe tempur yang akan dikomandoi oleh seorang pilot di pesawat tempur saat ini.
Jadi ‘Launcher’ Remote Carriers, Inilah Peran Airbus A400M di FCAS
Pesawat tempur saat ini yang dimaksud adalah Eurofighter Typhoon. Wingman disebut dapat melakukan tugas misi berisiko tinggi yang akan menimbulkan ancaman lebih besar bagi pesawat berawak saja.
Dalam skala 1:1, model Wingman menampilkan semua kemampuan yang diperlukan, seperti kemampuan observasi yang rendah, integrasi berbagai persenjataan, sensor canggih, konektivitas dan solusi kerja sama. Seperti halnya “mobil pamer”, tidak semua yang dipamerkan dapat dimasukkan ke dalam produksi seri. Dalam aspek ini, model yang dipamerkan di ILA Berlin akan berfungsi sebagai landasan dan katalis untuk mendorong persyaratan desain untuk setiap generasi Wingman.
Berdasarkan konsep saat ini, Wingman dimaksudkan untuk menambah kemampuan pesawat tempur berawak saat ini dengan platform tanpa awak yang dapat membawa senjata dan efektor lainnya.
“Angkatan Udara Jerman telah menyatakan kebutuhan yang jelas akan pesawat tak berawak yang terbang bersama dan mendukung misi jet tempur berawaknya (Manned-Unmanned Teaming (MUM-T) sebelum FCAS terbang pada tahun 2040,” kata Michael Schoellhorn, CEO Airbus Defense and Space. “Konsep Wingman kami adalah jawabannya. Kami akan lebih mendorong dan menyempurnakan inovasi buatan Jerman sehingga pada akhirnya kami dapat menawarkan solusi terjangkau kepada Angkatan Udara Jerman dengan kinerja yang dibutuhkan untuk memaksimalkan efek dan melipatgandakan kekuatan armada tempurnya pada tahun 2030-an.”
Tugas Wingman dapat berkisar dari pengintaian hingga mengganggu target dan menyerang target di darat atau di udara dengan amunisi atau rudal yang dipandu secara presisi. Pilot pesawat berawak yang bertindak sebagai command fighters akan selalu memiliki kendali atas misi tersebut.
Pilot selalu menjadi otoritas pengambil keputusan akhir, sekaligus mendapat manfaat dari perlindungan dan paparan risiko yang lebih kecil yang ditawarkan oleh pendelegasian tugas taktis ke sistem tak berawak. (Bayu Pamungkas)
Dassault nEUROn – Drone Tempur Stealth yang Akan Bersanding dengan Super Rafale
FCAS untuk gantikan Rafale? Lebih tepatnya menjadi pendamping atau duet maut ditambah loyal wingman yang juga sangat berperan penting dalam sebuah gelar peperangan udara abad 21, hal yang sama pun dengan Typhoon
Kalau sudah begini terpaksa jumlah Rafale yg harus kita miliki harus ditambah 2 skwadron lagi kursi tandem, copilot operasikan drone nya. Sepertinya sangat sulit jika semua harus dikerjakan oleh satu pilot di single seat fighter, boro2 mau operasikan drone hadapi dogfight dan uberan rudal lawan sudah sedemikian susahnya. Di tahun2 depan itu mungkin negara kita juga dah miliki drone loyal wingman pendamping Rafale….mungkin