Perancis dan Jerman Beda Pandangan Tentang Proyek Jet Tempur Masa Depan – FCAS/SCAF
|Kilas balik ke Paris AirShow 2019, di pameran dirgantara terbesar di dunia itu, Perancis dan Jerman mengumumkan proyek jet tempur masa depan – Future Combat Air System (FCAS) atau dalam Bahasa Perancis – Système de Combat Aérien du Futur (SCAF). Bagi Jerman, FCAS adalah jet tempur generasi keenam yang kelak akan menggantikan Eurofighter Typhoon pada tahun 2040. Sementara bagi Perancis, SCAF kelak akan menggantikan Rafale pada periode yang sama.
Lantaran merupakan proyek jangka panjang dan bernilai strategis, FCAS juga diikuti oleh Spanyol yang ikut berkongsi dalam menggarap jet tempur stealth futuristik bermesin twin jet ini. Namun, ada kabar terbaru yang kurang sedap untuk FCAS/SCAF, pasalnya dua negara inisiator dalam proyek ini terlibat perbedaan pandangan yang mendasar atas kelanjutan FCAS.
Dikutip dari telegraph.co.uk (30/8/2023), disebutkan Berlin dan Paris tengah berselisih tentang nasib FCAS. Kedua negara mempunyai pandangan berbeda mengenai bagaimana mendanai proyek tersebut dan kepada siapa jet tersebut harus dijual. Maklum, jet tempur adalah salah satu senjata termahal yang bisa dibuat suatu negara, dengan biaya yang mencapai puluhan miliar dollar, dan setiap model baru harganya lebih mahal dari model sebelumnya.
Dan perkembangan FCAS/SCAF semakin membuka keretakan antara Paris dan Berlin. “Satu atau dua isu saja sudah cukup,” kata Rym Momtaz, peneliti Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Eropa di lembaga pemikir IISS. “Tetapi gabungan semua ini hanya memperburuk momen dan hubungan Perancis-Jerman.”
Proyek SCAF berakar pada upaya tahun 2001 untuk menemukan jet tempur generasi mendatang. Dan sudah dipastikan, anggaran untuk pengembangannya akan membetot mata. Sejauh ini nelum ada anggaran yang ditetapkan untuk FCAS, namun biayanya kemungkinan akan sebanding dengan proyek Anglo-Italia Tempest senilai £72 miliar, yang berarti biayanya akan mencapai puluhan miliar euro. Anggaran untuk prototipenya saja adalah €3,2 miliar. Perancis, satu-satunya negara yang memiliki senjata nuklir di Uni Eropa, biasanya memimpin proyek-proyek militer seperti ini.
Namun perang di Ukraina telah mendorong Jerman untuk menilai kembali pesimismenya yang sudah lama ada. Berlin telah berjanji untuk meningkatkan belanja pertahanannya untuk memenuhi target NATO sebesar 2 persen PDB.
Keputusan Berlin untuk meluncurkan program pertahanan rudal baru tahun lalu mengejutkan Perancis dan menjadi “salah satu titik pertikaian utama antara Paris dan Berlin sejak awal perang di Ukraina,” menurut Le Monde.
Saat ini, Jerman dilaporkan ragu-ragu dalam rencananya untuk berkomitmen secara hukum terhadap target belanja militer NATO, yang akan bernilai sekitar €77 miliar per tahun berdasarkan output ekonomi tahun lalu.
Sebaliknya, mereka mungkin berkomitmen pada rata-rata 2 persen selama lima tahun, yang menawarkan lebih banyak ruang gerak, namun juga meningkatkan kemungkinan pengurangan belanja senjata dalam waktu dekat.
Namun, perselisihan terbesar antara Paris dan Berlin adalah kepada siapa jet tempur masa depan akan dijual. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kepada wartawan pada pertemuan puncak NATO bulan lalu bahwa blokade terhadap ekspor jet Eurofighter Typhoon ke Arab Saudi tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Seperti dikupas pada artkel di bawah ini, Jerman terus menentang penjualan jet Eurofighter Typhoon ke Arab Saudi.
Komentar tersebut merupakan sinyal yang sangat buruk bagi ekspor program SCAF Eropa di masa depan. Arab Saudi adalah salah satu pembelanja pertahanan terbesar di dunia dan Perancis biasanya membangun industri pertahanannya berdasarkan ekspor. Namun, “Jerman lebih bersemangat dalam isu hak asasi manusia,” kata Momtaz.
Sumber ketegangan lain yang sudah berlangsung lama adalah desakan Perancis bahwa industri pertahanan Eropa yang tumbuh di dalam negeri harus dikembangkan. “Prancis adalah negara yang mengekspor sistem militer yang merupakan bagian penting dari perekonomiannya,” kata Momtaz. “Ini adalah bagian penting dari diplomasinya.”
Belgia saat ini mencoba untuk bergabung dengan proyek SCAF tetapi kepala kontraktor utama Perancis, Dassault, secara terbuka menolak keterlibatan Brussel. “Saya tidak mengerti mengapa saya memberikan pekerjaan kepada Belgia hari ini,” bos Dassault Aviation Eric Trappier mengatakan kepada Senat Prancis dalam sidang tentang proyek tersebut pada bulan Mei.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bersikap lebih diplomatis namun juga jelas. Dia mengatakan dalam pidatonya baru-baru ini: “Apa yang ditunjukkan Ukraina adalah bahwa kami hanya dapat memberikan kepada Kyiv apa yang kami miliki dan hasilkan.
Berlin mengambil pandangan berbeda. Inisiatif European Sky Shield Jerman, proyek pertahanan rudal di mana Inggris menjadi salah satu anggotanya, akan menggunakan rudal Patriot dan Arrow buatan AS dan Israel.
Perpecahan lainnya termasuk strategi. Jerman sangat berhati-hati dalam membuat pernyataan yang mendukung keanggotaan Ukraina di NATO untuk menghindari pertentangan dengan Rusia.
Meskipun sejumlah proyek antar negara mengalami penundaan dan perselisihan, beberapa proyek telah membuahkan hasil, salah satunya adalah program pesawat angkut Airbus A400M Atlas, yang notabene melibatkan peran Perancis dan Jerman, selain ada Inggris dan Spanyol. (Gilang Perdana)
De Javu pas proyek Typhoon dan Rafale dulu.
Ajak aja Arab Saudi dah kelar tuh masalah atau UAE aman deh
Jerman semenjak ganti Kanselir sensitif bgt sama HAM. Beda waktu zaman Angela Merkel.